Panggil Aku Sayang
“Mencintai anak tidaklah cukup, yang terpenting adalah anak-anak menyadari bahwa mereka dicintai orang tuanya.”
Suatu kali, seorang ibu dikejutkan oleh pertanyaan anaknya, " Bun, apa arti namaku?" Tanya anak yang masih berusia empat setengah tahun itu. Sang ibu tersenyum manis dan memiliki persiapan sebuah jawaban yang mantap. Dengan senang hati sang ibu menjawab,"Namamu artinya pemikir. Yang berarti engkau adalah anak yang senantiasa dapat memecahkan sebuah masalah atau persoalan. Kamu adalah anak yang pintar karena selalu bisa menemukan jawaban."
Tampak raut wajah si anak berbinar bahagia penuh kebanggaan. "Berarti aku anak yang pintar ya Bunda?" Tanyanya lagi. "Ya. Tentu saja Nak, kamu adalah anak yang pintar sama dengan arti namamu. Apakah kamu senang Nak?" Lanjut sang ibu ingin tahu lebih jauh perasaan si anak. " Iya Bun, Aku senang dengan namaku." Jawabnya sambil menuliskan namanya di secarik kertas yang ia gambari dengan sebuah rumah, anggota keluarga dan bunga-bunga yang jumlahnya sama banyaknya dengan anggota keluarga di rumah itu.
Namun, suatu hari sang ibu kembali dikejutkan oleh pertanyaan putri kecilnya itu. " Bun, bolehkah aku ganti nama?" Tentunya sang ibu merasa kaget dan penuh tanya, mengapa si anak tiba-tiba ingin mengganti namanya padahal beberapa hari sebelumnya, ia sangat bangga dengan namanya. Dengan sikap lembut dan hati-hati sang ibu bertanya kepada putrinya,"Mengapa kok ingin ganti nama? Apa Bunda kasih namanya nggak bagus ya?" Kemudian si anak tersenyum malu sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya.
" Namaku bagus Bun, dan aku sudah bisa menulis namaku sendiri. Tapi aku ingin dipanggil kayak temanku, temanku ada yang dipanggil dengan honey, buah hatiku, bintang hatiku. Hmmm...aku ingin dipanggil seperti itu." Ujarnya dengan wajah memerah karena malu dan salah tingkah.
Beberapa saat kemudian sang ibu bertanya, " Yaudah, mau ganti nama apa sekarang?" Si anak tampak berpikir sejenak lalu mengatakan," kalau dipanggil sayang, bagaimana Bun?" Tanyanya sambil tersipu malu. Kemudian sang Ibu pun tersenyum dan menyetujuinya.
Panggilan sayang dari ibunya itu menjadikannya merasa begitu spesial di mata sang ibu. Ia memiliki keyakinan bahwa ibunya sangat mencintainya. Meskipun ia juga tahu bahwa ibunya juga sangat mencintai semua anaknya, namun dengan dipanggil sayang ia merasa bahwa dirinya memiliki tempat khusus di hati ibunya.
Sebenarnya, tidak terlalu sering si ibu memanggilnya dengan nama panggilan yang diinginkannya itu. Hanya sesekali saja. Ketika si anak sedih, marah atau gelisah, maka sang ibu akan berkata," Sayang kenapa? Sini sayangnya Bunda dipeluk Bunda dulu ya." Seketika itu, si anak lalu berubah air muka dan sikapnya. Bahkan ketika ia marah yang tak dapat dikendalikan, nama panggilan yang disebut dengan nada tertentu, dapat membantu meredakan amarahnya.
Nama panggilan yang sederhana namun menyentuh hati si anak mampu membuat mereka bergetar bila nama panggilan itu diucapkan. Meskipun nama panggilan itu jauh dari nama aslinya yang tertulis di dalam akta kelahiran. Sama halnya dengan teman si anak saat ditanya oleh sang ibu. Teman si anak mengaku begitu bahagia saat bangun tidur, ayah ibunya menyapa dengan kalimat, " selamat pagi bintang hatiku."
Tampaknya hal ini sangat sepele. Namun, kita perlu percaya bahwa nama panggilan itu penting bagi jiwa anak. Ia akan merasa istimewa di hati orang tuanya, sehingga ia tumbuh menjadi anak yang memiliki konsep diri yang baik dan penuh percaya diri.
#CatatanKecilBundaAqila
0 komentar:
Posting Komentar