Minggu, 16 Juni 2019

MENGEMBANGKAN KREATIVITAS 4
"Ikan Untuk Adzkiya"


Perkembangan kreativitas anak bisa dirangsang melalui kegiatan yang dapat
menarik minat anak. Hal yang paling mudah adalah melalui kegiatan yang paling digemari dan menjadi fitrah anak-anak yaitu bermain. Faktanya,
bermain bagi seorang anak merupakan suatu kebutuhan. Kita telah memahami bahwa dengan bermain anak-anak bisa mengembangkan semua potensi yang ada dalam diri mereka. Baik potensi yang terkait dengan moral, sosial, emosional, ekspresi, maupun potensi yang lainnya. Melalui sebuah permainan anak juga dapat menyalurkan energinya serta mempunyai kesempatan untuk tertawa dan bebas bercanda. Bermain merupakan bagian terpenting dari perkembangan emosional, sosial, fisik, dan motorik seorang anak. Bermain juga merupakan
cara setiap anak untuk belajar tentang dirinya dan dunianya. Sehingga Selain untuk kesenangan, aktivitas bermain pun menjadi sarana belajar untuk anak. Seperti yang kita ketahui bahwa bermain memiliki banyak manfaat bagi anak, diantaranya untuk menghindarkan stress/kejenuhan
pada anak, melatih anak untuk berinteraksi, bernegosiasi, dan bersosialisasi dengan orang lain. Dan yang terpenting lagi adalah mengasah kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik serta merangsang anak untuk mengembangkan ide-ide kreatifnya (terutama dalam
permainan yang bersifat edukatif). Selain itu jenis permainan fisik juga akan
menyehatkan badan anak.


Clark Monsta Kis  mengatakan bahwa kreativitas merupakan pengalaman dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri, alam, dan orang lain. Lebih lanjut lagi, definisi kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses,
produk, dan press, seperti yang diungkapkan oleh Rhodes yang menyebut hal ini sebagai “Four P’s of Creativity: Person, Process, Press, Product”. Yang mana  Keempat P ini saling berkaitan. Pribadi yang kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan (press) dari lingkungan, akan menghasilkan produk kreatif.

Tentu saja perilaku dan sikap kreatif anak tidak muncul begitu saja dalam waktu yang singkat. Namun semuanya memerlukan proses dengan berbagai latihan. Sehingga dukungan dari orang terdekat terutama orang tua sangat diperlukan dalam proses mengembangkan kreativitas anak. Orang tua sebagai pendamping dan fasilitator bagi anak bukan sebagai orang yang selalu siap sedia membantu dan memecahkan setiap masalah yang dihadapi oleh anak. Biarkan anak-anak mengekspresikan dan mengaktualisasikan segala bentuk gagasan dan idenya serta berkreasi dengan segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya selama itu tidak membahayakan fisik dan psikis anak.

Ada cerita menarik dari kakak Aqila yang sekarang sudah memiliki adik bernama Adzkiya. Ia menjadi sangat peduli dengan adik barunya itu. Dari segala keperluan dan kebutuhan adik, ia selalu ingin mencoba menyiapkannya. Dari pakaian, aksesoris dan perlengkapan kebersihan si adik bahkan termasuk mainan. Karena biasanya saya mengajak kakak Aqila membuat mainan dengan bahan yang ada di rumah, maka untuk Adzkiya pun dia ingin membuatkannya sendiri. Hanya saja ia masih bingung mau buat apa. Sementara ia melihat masih banyak alat dan bahan yang tersimpan untuk dibuat mainan.

Adik Adzkiya suka ya ikannya...

Dia membolak balikan beberapa lembar buku gambarnya yang sudah penuh berisi gambar-gambar hasil karyanya. Tiba-tiba ia berhenti pada sebuah gambar yang pernah saya buatkan untuk mengajarinya menggambar ikan. Salah satu binatang kesukaannya memang ikan, sehingga ia sering menggambar ikan.

" ibu, gimana kalau kita buatin adik ikan saja bu, tapi kulitnya warna-warni." Pintanya

" boleh...warnanya mau kakak warnai sendiri?" Tanyaku.

" enggak bu, warnanya nanti pakai kertas warna punyaku. Kan masih banyak."

" oh gitu...bagus itu kak. Tapi kakak kok bisa tau kalau kertas warnanya bisa buat sisik ikan?" Tanyaku penasaran.

" iya lah bu, aku pernah ingat waktu di sekolahnya bude ada hiasan ikan yang kulitnya warna-warni dari kertas warna." Jawabnya menjelaskan.

" oh...kakak pengen buat yang kayak di sekolahnya bude to?"

" hehehe..iya bu. Tapi nanti kita gantung aja pake kayu ya bu..nggak usah di gantung di atas." Pintanya.

Saya belum mengerti apa maksudnya tapi saya iya kan saja pintanya itu.

Namanya ikan apa ya?
Dengan memanfaatkan potongan kertas karton, kertas origami dan sedikit kain flanel, kami dapat menyelesaikan mainan ikan yang kakak Aqila inginkan. Caranya cukup mudah namun memerlukan ketelatenan untuk memotong dan menempelkan sisik ikan yang beraneka warna. Kegiatan seperti ini juga dapat melatih kesabaran dan keuletan serta daya juang kakak Aqila untuk menyelesaikan pekerjaannya. Kertas karton digulung dengan ukuran panjang 15 cm lalu rekatkan dengan lem. Lalu potong kertas origami bermacam warna membentuk setengah lingkaran untuk sisiknya. Lalu tempelkan pada gulungan kertas karton tadi. Selanjutnya adalah membentuk mata ikan dengan kain flanel berwarna putih dan hitam dengan bentuk bulat menyerupai bentuk mata. Nah, jadi deh ikannya. Pinta kakak Aqila tidak digantung diatas tempat tidur adik tapi digantung dengan sebuah batang homogen yang bisa dibawa kemana-mana. Maka, saya pun berinisiatif untuk menggantungnya di batang bekas tongsis. Ternyata si adik sangat menyukai mainan karya kakak Aqila. Dengan kegiatan bermain selain dapat mengembangkan sikap kreativitas anak, juga dapat menumbuhkan rasa kasih sayang dan sikap peduli anak terhadap orang lain.

Asyik ya bisa main sama adik Adzkiya...



#tantangan10 hari
#level 9
#kuliah bunsay iip
#think creative
#be creative

0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget