CERDAS FINANSIAL 8
“Literasi Keuangan”
sumber gambar.m.hukumonline.com |
Tidak banyak orang tua yang mengenalkan budaya menyimpan uang di
lembaga keuangan kepada anak. Sebagian orang tua menganggap
anak belum perlu untuk menyimpan uang–uang mereka di lembaga keuangan. Padahal banyak sekali lembaga keuangan di sekitar kita dari koperasi, bmt, bahkan bank. Hal tersebut dikhawatirkan akan sangat berpengaruh terhadap perilaku dan cara pandang anak tentang lembaga keuangan di masa yang akan datang.
lembaga keuangan kepada anak. Sebagian orang tua menganggap
anak belum perlu untuk menyimpan uang–uang mereka di lembaga keuangan. Padahal banyak sekali lembaga keuangan di sekitar kita dari koperasi, bmt, bahkan bank. Hal tersebut dikhawatirkan akan sangat berpengaruh terhadap perilaku dan cara pandang anak tentang lembaga keuangan di masa yang akan datang.
ketika anak tidak dibiasakan menabung uang mereka di lembaga keuangan, di kemudian hari anak akan sulit untuk dengan sengaja menyisihkan uang mereka untuk disimpan di lembaga keuangan. Mengenalkan menyimpan
uang di lembaga keuangan kepada anak supaya anak memahami bahwa uang yang disimpan di lembaga keuangan sangat bermanfaat dari segi keamanan dan segi kedisiplinan. Anak tidak mudah untuk mengambil uang mereka. Beda jika hanya menyimpan uang di
rumah. Anak akan menjadi lebih leluasa untuk mengambilnya setiap saat. Selain itu mereka juga dikhawatirkan tidak bisa menahan diri untuk membelanjakan uang mereka untuk hal-hal yang tidak begitu penting. Dengan menyimpan uang di lembaga keuangan, anak akan terbiasa untuk menyisihkan uang mereka agar bisa disimpan di lembaga keuangan.
uang di lembaga keuangan kepada anak supaya anak memahami bahwa uang yang disimpan di lembaga keuangan sangat bermanfaat dari segi keamanan dan segi kedisiplinan. Anak tidak mudah untuk mengambil uang mereka. Beda jika hanya menyimpan uang di
rumah. Anak akan menjadi lebih leluasa untuk mengambilnya setiap saat. Selain itu mereka juga dikhawatirkan tidak bisa menahan diri untuk membelanjakan uang mereka untuk hal-hal yang tidak begitu penting. Dengan menyimpan uang di lembaga keuangan, anak akan terbiasa untuk menyisihkan uang mereka agar bisa disimpan di lembaga keuangan.
Maka saya tidak ragu untuk mengajak kakak Aqila untuk ikut serta ke lembaga keuangan untuk menyimpan uang. Seringkali ia juga bertanya mengapa harus disimpan di lembaga keuangan.
“ ibu, apa kita ke sini mau menabung lagi?” tanyanya ingin tahu.
“ iya kak, kita nabung di sini biar bisa bayar sekolahnya kakak.” ujarku.
“ tapi bu, aku kan sudah nabung di celengan. Kenapa harus nabung di sini jug?”
“ iya si kak, tapi nabung di celengan itu tidak bisa lama.karena tempatnya terbatas, terus uang yang kertas juga bisa cepat rusak kalau terlalu lama di dalam celengan.”
“ kalau gitu uang yang di celenganku aku tabung di sini aja bu, biar gak rusak.”
“ ya nggak usah kak, kita tetap perlu menabung di rumah pake celengan. Kalau ada uang sisa belanja ibu atau jajan kakak yang cuma seribu atau dua ribu, masa kita harus nabung ke sini. Ya kita masukkan ke celengan saja kak.”
“ jadi kita harus punya banyak uang ya bu, biar bisa nabung di tempat yang banyak?”
Pertanyaannya kali ini makin banyak dan sedikit kritis. Membuat saya sedikit mengeluh dalam hati karena bingung menjawabnya.
“ nggak gitu juga kak, menabung kan juga nggak harus banyak, tapi wajib kita dahulukan dari kepentingan yang lain. Seperti sekolah kakak itu penting, bayarnya juga kan banyak. Jadi kita harus menyisihkan uang setiap bulannya untuk ditabung biar bisa untuk bayar sekolah kakak kalau sudah SD.kalau nggak nabung dari sekarang, besok waktu kakak masuk SD belum tentu kita punya uang kan? Nah...makanya ibu menabungnya di sini biar bisa lama.”
“ oh..jadi kalau untuk sekolah nabungnya di sini ya bu? Nggak di celengan.”
“ iya kak, disini bisa lama dan uang kita aman. yang di celengan, asal sudah penuh bisa kita buka kan? Padahal belum cukup untuk bayar sekolah.”
“ jadi yang di celengan untuk apa bu kalau sudah penuh?”
“ hehehe...kalau sudah penuh, kita buka dan akan kita masukkan di tempat ini sama seperti punya ibu. Tapi di bukunya besok pakai nama Kakak Aqila, bukan nama ibu.”
Berhubung kakak Aqila belum punya keinginan untuk membelanjakan uang celengannya, maka ini adalah saat yang tepat untuk mengarahkannya menabung di lembaga keuangan.
“ wah, beneran bu? Asik...nanti aku nabungnya bisa lama ya bu.”
“ iya sayang…”
Keluarga merupakan komunitas pertama anak dalam berinteraksi. Orang tua berperan penting dalam memberikan nilai–nilai pendidikan literasi keuangan. Perlu kita ketahui bahwa anak-anak belajar tentang keuangan dari orang tuanya melalui instruksi yang disengaja, partisipasi, dan praktek bahkan melalui pengamatan yang dilakukan anak terhadap perilaku orang tuanya terhadap uang. Ketidaksadaran orang tua akan pendidikan literasi keuangan pada anak
hanya akan menjadikan anak tidak memahami literasi keuangan dengan baik dan tidak bermakna serta akan menjadikan anak tumbuh dan
berkembang menghadapi dunia yang semakin kompleks tanpa bekal pengetahuan yang cukup mengenai literasi keuangan.
#IbuProfesional
#BundaSayang
#Level8
#Tantangan10Hari
0 komentar:
Posting Komentar