CERDAS FINANSIAL 16
“ Melek Finansial”
Sepulang dari rumah nenek, kakak Aqila dengan bangganya menunjukan beberapa lembar uang kertas yang didapatkan dari nenek nya. Dia masih ingat betul bahwa uang diberikan itu diperuntukan untuk menabung. Sempat ia bertanya kepada saya untuk apa kita harus susah -susah menabung. Karena menabung itu waktunya lama dan tidak bisa segera dimanfaatkan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Meskipun ia bertanya demikian, saya berusaha menjelaskan kepadanya bahwa dengan menabung itu wujud kedisiplinan kita terhadap uang. Apalagi saat ini adalah bulan puasa dan akan menghadapi hari raya yang pasti ia akan mendapatkan uang saku yang cukup banyak dari saudaranya. Sehingga waktu sekarang ini harus saya manfaatkan sebaik mungkin supaya kakak Aqila melek financial.
Kebiasaan menabung sebenarnya merupakan salah satu kunci kecerdasan dan keberhasilan finansial. walaupun sepertinya memakan waktu lama, menabung itu menguntungkan masa depan. Tapi kebanyakan orang sekarang ini, segalanya ingin cepat dan langsung mendapat dalam jumlah yang besar. Bukankah yang besar dan banyak itu, dimulai dari yang kecil dan sedikit.
pendidikan finansial atau “melek finansial” sudah harus diajarkan sejak anak masih kecil. Melek finansial bisa menumbuhkan disiplin anak dan membantunya mengelola uang secara tepat.
Dalam mengajarkan melek finansial kepada anak tidak bisa terlepas dari faktor orangtua sebagai teladan. Orangtua harus memberikan contoh dulu sebelum mengharapkan anak mampu memiliki kecerdasan dan keterampilan financial yang baik.
Menabung berarti mengumpulkan uang untuk suatu tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu. Menabung berkaitan erat dengan kedisiplinan. Sebelum usia sekolah, celengan bisa dijadikan sarana latihan. Setelah usia sekolah, kita dapat membiasakan anak untuk memberikan target tabungan dalam jangka waktu tertentu sehingga mengisi tabungan menjadi rutin. Ajarkan prinsip bahwa jumlah uang yang bisa disimpan lebih penting dari pada jumlah uang yang bisa didapat.
Jangkauan berpikir seorang anak belum seluas orang dewasa. Apa yang penting untuk kita, belum tentu penting bagi mereka, sesuatu yang kita inginkan mereka belum tentu setuju dan kemungkinan besar malahan akan membantah, juga melakukan kesalahan-kesalahan dalam mengelola uangnya adalah hal-hal yang akan kita hadapi dalam proses mengajarkan pengelolaan uang pada anak.
Namun, bukankah cara anak kita belajar tentang uang sama dengan cara kita belajar tentang uang juga hal-hal lain yang sangat penting dalam hidup ini. Yaitu dengan selangkah demi selangkah membuat makin sedikit kesalahan dan menjalani konsekuensinya. Karena itu memaksakan logika berpikir orang dewasa kurang tepat diterapkan kepada anak-anak. Artinya jika kita ingin mengajarkan nilai uang pada anak, tempatkan diri kita terlebih dahulu pada posisi mereka. Ada Tiga konsep pendekatan yang bisa membantu Kita membangkitkan kecerdasan finansial untuk anak kita yaitu:
Namun, bukankah cara anak kita belajar tentang uang sama dengan cara kita belajar tentang uang juga hal-hal lain yang sangat penting dalam hidup ini. Yaitu dengan selangkah demi selangkah membuat makin sedikit kesalahan dan menjalani konsekuensinya. Karena itu memaksakan logika berpikir orang dewasa kurang tepat diterapkan kepada anak-anak. Artinya jika kita ingin mengajarkan nilai uang pada anak, tempatkan diri kita terlebih dahulu pada posisi mereka. Ada Tiga konsep pendekatan yang bisa membantu Kita membangkitkan kecerdasan finansial untuk anak kita yaitu:
1 . Menabung Dengan Gembira.
2 . Konsep Kebebasan Mengambil Keputusan.
3 . Konsep Orang Tua Sebagai Teladan.
Maka dari itu, cara terbaik untuk mengajarkan uang kepada anak-anak adalah dengan menjalani hidup dimana uang digunakan dengan tepat dan selalu memberikan teladan yang baik tentang penggunaan uang.
#IbuProfesional
#BundaSayang
#Level8
#Tantangan10Hari
0 komentar:
Posting Komentar