CERDAS FINANSIAL 17
“Berbagi Itu Indah”
Usai sholat Subuh, keluarga kami biasa melakukan kegiatan marathon bersama. Dalam perjalanan pulang, kakak Aqila melihat sebuah pohon jambu biji yang lebat buahnya tepat di pinggir jalan. Namun sayang, pemilik pohon jambu biji itu tidak ada di tempat karena jarak rumah dan pohon itu cukup jauh. Namun meski begitu, saya tetap meminta kakak Aqila untuk meminta izin kepada pemiliknya.
Kakak Aqila minta dipetikkan beberapa buah yang terlihat masak. Setelah mendapatkan 7 buah jambu biji yang masak, datanglah sepupu kakak Aqila menghampiri. Ia juga menginginkan buah jambu biji itu. Saya katakan, petik buahnya sudah cukup, jadi jambu biji itu akan kita bagi di rumah. Sesampainya di rumah mereka berdua menghitung jumlah jambu biji dan membaginya. Maksud hati ingin dibagi sama rata. Tapi mereka menemui masalah karena jumlah jambu biji itu ganjil. Terjadilah drama rebutan di antara mereka sehingga salah satunya menangis. Karena tak tahan mendengar aksi rebutan, berkelahi dan tangis yang keras, sang nenek berinisiatif untuk memetikan lagi buah jambu biji di pekarangan tetangga. Namun, saya berusaha mencegahnya. Karena masih bisa diatasi dengan cara lain. Jambu biji yang tersisa saya belah menjadi dua dan saya berikan kepada keduanya. masing-masing mendapatkan setengah bagian. Karena hanya setengah, mereka pun cemberut. Tampak ada rasa tak terima dan tak puas . Tapi pada akhirnya pertikaian diantara mereka mereda meskipun menyisakan kedongkolan dan kemarahan. Namun hal itu harus mereka hadapi, bahwa tak semua hal yang kita inginkan bisa seutuhnya menjadi milik kita. Bahkan bisa saja kita juga tak bisa memilikinya. Inilah pentingnya rasa cukup dan menerima apa adanya.
Ada hal menarik dari pengalaman ini. Yang pertama, kita perlu memperhatikan keberkahan rezeki kita. Meskipun tak ada yang melihat, wajib bagi kita meminta izin kepada pemilik buah jambu biji itu. Supaya apa yang dimakan menjadi rezeki yang halal dan berkah. Pelajaran buat kakak Aqila supaya terbiasa untuk meminta izin jika menginginkan buah milik tetangga. Karena apa yang dimakan itulah yang masuk ke dalam perut dan akan mengalir ke dalam darah. Dan kehalalan suatu makanan akan menentukan kebaikan darah yang mengalir dalam tubuh. Yang tanpa disadari akan sangat berdampak pada perilaku dan akhlak seseorang. Kedua, belajar berbagi meskipun diri sendiri sangat membutuhkan atau sangat menyukai suatu benda milik kita dan belajar menunda kepuasan diri. Kedua hal tersebut adalah dasar yang sangat penting untuk ditanamkan kepada anak manakala kita hendak melatih kecerdasan finansial kepadanya.
Seringkali diantara kita, merasa tidak nyaman dengan teriakan anak karena anak-anak bertengkar memperebutkan sesuatu. Baik mainan maupun makanan. Ketidaknyamanan ini akan menjadikan seribu upaya orang tua untuk melerai konflik yang terjadi diantara anak anak dan bahkan mengusahakan agar konflik itu tidak terulang lagi. Misalnya saja, saat anak-anak mulai berebut makanan, banyak diantara kita yang enggan menyelesaikan konflik rebutan ini dengan berbagi. Kita cenderung lebih memilih memberikan mereka masing-masing dengan jumlah yang sama. Jika anak nya ada dua maka makanannya juga dua dan seterusnya.
Hal ini kita pikir tak akan menimbulkan masalah di awalnya, namun ternyata berdampak cukup serius bagi kehidupan anak-anak di masa yang akan datang. Apa dampaknya? Diantara mereka tak ada kedekatan satu sama lain. Mereka hidup sendiri-sendiri meskipun mereka saudara kandung. Mereka jarang saling tolong menolong saat salah satu diantara mereka membutuhkan pertolongan, yang lain tidak peduli. Yang ada pada diri anak-anak hanyalah memikirkan kehidupannya sendiri.
Inilah pentingnya pengajaran berbagi sejak dini. Jangan sampai fasilitas yang dimiliki orang tua menjadi alat menyelesaikan konflik secara instan tanpa memikirkan akibatnya. Dengan memberi barang masing-masing pada tiap anak, membuat mereka kurang memiliki pengalaman berbagi.
Meskipun dengan berbagai ini akan memicu timbulnya masalah, namun demikian anak-anak akan belajar dan merasakan banyak hal. Mereka akan merasakan indahnya kasih sayang , belajar menunda kepuasan dan belajar berempati.
Sebagai umat islam, kita diperintahkan untuk mengeluarkan zakat fitrah bagi kaum miskin saat idul fitri. Perintah ini berlaku untuk semua manusia dan semua umur. Dari bayi hingga orang sepuh. Artinya apa? Bahwa sesungguhnya berbagi itu harus dibiasakan sedini mungkin. Jika memungkinkan, ajak anak untuk memberikan langsung pada mereka yang membutuhkan. Nah, ibrohnya adalah jika anak tidak dibiasakan berbagi sejak kecil, maka saat dewasa mereka akan sulit untuk menolong sesama.
#IbuProfesional
#BundaSayang
#Level8
#Tantangan10Hari
0 komentar:
Posting Komentar