Senin, 22 April 2019

RANGKAIAN KEGIATAN AQILA DI AKHIR PEKAN
“Deru Sabtu Yang Sendu”
Kakak Aqila lagi tampil nih
Rintik hujan yang turun dini hari di hari sabtu menambah lelapnya kakak Aqila ditemani selimut cantik bergambar little pony kesayangannya. Nyaris ia tak bergeming saat kubangunkan untuk segera sholat subuh bersamaku. Kubiarkan ia sampai terbangun sendirinya. Sholat belum jatuh wajib baginya yang masih berusia 4 tahun. Namun saya dan ayahnya sepakat untuk membiasakannya sejak sekarang namun dengan tanpa memaksanya. Agenda kami di hari sabtu ini adalah menghadiri majelis murojaah untuk anak usia dini. Kakak Aqila telah mengetahui hal ini sejak hari jumat kemarin dan ia bersedia untuk uji publik di hadapan teman dan bunda barunya. Kami menanti hujan reda dengan menyantap sarapan bersama dan kulihat kakak Aqila tengah melafalkan beberapa surat yang ia hafal dengan suara lirih. Ah, mungkin dia ingin mempersiapkan diri. Saya dan ayah sangat berharap kakak Aqila bisa hadir di majelis ini. Mengingat hafalan al-quran kakak Aqila masih dengan metode talqin. Banyak ayat yang tertukar dan bahkan ia lupa untuk beberapa ayat.

Setiap hari kami memurojaahnya secara rutin, tapi ya hasilnya belum bisa dikatakan dhobit. Maka dengan adanya majelis murojaah bersama ini, harapannya ia akan bertemu teman-teman yang memiliki semangat untuk menghafal, bertemu para bunda yang akan menjadi penyemangat kakak Aqila. Awalnya tidak mudah mengajaknya di majelis ini, dengan merayunya dengan berbagai upaya dan akhirnya ia pun mau. Namun qodarulloh hari sabtu ini hujan turun dengan lebatnya. Tentunya kami tak boleh mengutuki hujan yang penuh rahmat itu. Yang membuat pintu langit terbuka lebar sebagai salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Saya memohon kepada Allah Ta’ala agar kakak Aqila memiliki semangat untuk menghafal dan mencintai al-qur’an.
Murojaah 22 surat di hadapan semua anggota keluarga
Kakak Aqila sudah siap lengkap dengan jilbab ungu favoritnya. Kami bercakap dan saling bersenda gurau untuk menghiburnya. Hadiah sudah ibu siapkan, makanan dan minuman kesukaan kakak Aqila sudah ayah belikan bahkan janji berenang ke kolam renang telah dibuat. Ia pikir jika tak jadi berangkat, maka ia tak akan mendapatkan semua itu. Maka, saya menawarkan kepadanya untuk murojaahnya di rumah saja di hadapan seluruh anggota keluarga. Kakak Aqila sepakat untuk melakukannya di malam harinya.

Dapat hadiah lho dari mbah kakung
Waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB. hujan mulai reda dan matahari pun menampakkan sinarnya yang cemerlang. Acara kami berubah semuanya, kakak Aqila bermain sepeda dan saya kembali berkutat dengan pekerjaan rumah. Sepanjang hari saya selalu ingatkan kakak Aqila bahwa ia akan menampilkan hafalannya di hadapan semua keluarga ba’da isya. Ia masih ingat dan masih bersemangat. Usai bangun tidur siang, dia bermain masak-masakan dengan sepupunya. Lalu bersepeda hingga sore hari. Namun apa yang terjadi? Semua tak berjalan mulus seperti rencana awal. Usai makan malam, kakak Aqila sudah mengantuk berat dan hendak tidur karena kelelahan. Ia berpesan pada ibu untuk membangunkannya saat ayah sudah pulang sholat isya’ dari masjid. Saya dan ayahnya hanya tersenyum melihatnya tak kuat membuka mata. Ah..lewat lagi moment uji publik nya padahal mbah kakung dan mbah putri nya sudah bersiap untuk melihat penampilannya. Mau bagaimana lagi namanya anak-anak, tentu saja kami semua harus memiliki stok sabar yang banyak.

Dapat hadiah juga dari ayah...
Saat tengah malam, kakak Aqila terbangun dan mengatakan kalau dia mau wudhu dan pakai baju muslimah untuk tampil uji publik hafalannya. Saya katakan padanya bahwa saat ini sudah tengah malam bukan lagi ba’da isya’. Semua anggota keluarga kita sudah tidur. Dia malah protes kenapa tidak dibangunkan padahal ibu sudah janji. Tentu saja kami tak tega membangukannya kakak Aqila yang kelelahan itu. Akhirnya kita sepakati tampilnya usai sholat subuh saja dan kuminta ia untuk melanjutkan tidurnya.


Suara Adzan subuh yang dikumandangkan mbah kakung telah membangunkan kami semua. Kami bergegas untuk sholat subuh dan bersiap untuk penampilan kakak Aqila. Kakak Aqila menatap keluar rumah dari balik jendela kaca menunggu ayah dan mbah kakung pulang dari masjid. Setelah semuanya berkumpul, kakak Aqila telah siap untuk menampilkan hafalannya yang dimulai dari surat Asy-syam sampai An-nas. Alhamdulillah semua berjalan lancar meski nafas kakak Aqila tampak ngos-ngosan. Sesekali saya berikan minum kepadanya supaya suaranya tidak serak. Karena biasanya kakak Aqila tak kuat untuk melafalkan 22 surat sekaligus. Namun kali ini kakak Aqila sukses melakukannya dengan baik meski masih banyak catatan untuk perbaikan dari ayah.
Alhamdulillah semua hadiah yang dijanjikan  bisa didapatkan dengan usaha keras dan komitmen dari kakak Aqila.

Ini bingkisan yang disiapkan jauh-jauh hari
Usai tampil, kakak Aqila bersalaman kepada semua anggota keluarga untuk meminta doa dari mereka. Setelah itu ia menerima hadiah tanda cinta dari ayah dan mbah kakung. Semoga lain waktu madih dapat bertemu kesempatan untuk kakak Aqila dapat melakukan uji publik yang sesungguhnya di hadapan orang lain. Supaya terbangun mental keberanian dan percaya dirinya namun bukan dengan lomba. Karena dalam konsep pendidikan kami di rumah, kami tidak menggunakan lomba sebagai metode melatih percaya diri pada anak usia dini.

0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget