CERDAS FINANSIAL I
Seringkali urusan keuangan dianggap urusan orang orangtua atau orang dewasa, sehingga anak-anak usia dini atau usia sekolah dirasa belum perlu memahami soal keuangan. Padahal, kebiasaan untuk peduli terhadap pengelolaan keuangan sangat penting supaya anak-anak memiliki proteksi terhadap kehidupannya yang terbangun sejak usia dini.
apabila hal ini terlambat diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini maka akan Sulit ditumbuhkan kesadaran ketika dewasa, apalagi kehidupan di masa kini dimana risiko yang dihadapi sudah lebih kompleks. Sehingga diperlukan edukasi keuangan sejak dini harus digalakkan yang dimulai dari rumah guna membentuk generasi masa depan yang lebih baik dalam mengelola keuangan dan mengatur perencanaan hidup
Edukasi yang paling tepat untuk anak usia dini adalah belajar mengatur uang saku mereka. Mereka dapat belajar dari mana uang berasal, membedakan antara kebutuhan dengan keinginan, makna menabung serta makna berbagi atas harta yang dimiliki. Kita akan mengajarkan kepada anak-anak bahwa semua rezeki datangnya dari Allah Ta’ala. Kita bisa mulia dan bermanfaat untuk orang lain dengan melakukan pengelolaan rezeki yang kita dapat. Tentu saja uang adalah salah satu rezeki yang wajib kita syukuri. Karena banyak sekali bentuk rezeki yang Allah berikan kepada kita. Makna syukur itu sendiri juga perlu kita sampaikan kepada anak-anak bahwa cara terbaik mensyukuri nikmat dan rezeki yang Allah berikan adalah dengan menggunakan rezeki itu hanya untuk hal yang baik-baik saja. Bersyukur melalui lisan dengan mengucap alhamdulillah. Bersyukur melalui hati adalah dengan merasa cukup atas pemberian Allah dan bersyukur melalui perbuatan adalah dengan menggunakannya sebaik mungkin.
Sudah sejak lama saya menerapkan 2 celengan di rumah. Satu untuk tabungan dan yang satu untuk infak. Kebiasaan menabung juga dilakukan di sekolah. Namun, untuk urusan belanja ( jajan) tetap saya yang mengaturnya. Meskipun kita juga bisa menerapkan 1 celengan lagi untuk belanjanya. Biasanya kakak Aqila memasukkan uang ke dalam kedua celengan itu saat mendapatkan uang saku dari saudara dan dari saya yang sengaja diberikan. Setiap uang di dapat akan dibagi menjadi tiga. Yaitu untuk tabungan, untuk infak dan untuk jajan. Setiap harinya kakak Aqila akan mendapat jatah Rp.6000. Yang Rp.3000 untuk jajan, Rp.1000 untuk masuk ke kotak infak dan yang Rp.2000 untuk menabung.
![]() |
Bagi tiga ya...buat jajan, nabung dan infaq |
Untuk jajan tentu saja tidak dapat saya hindari karena beberapa hal. Yang pertama adalah karena sekolahnya terdapat kantin. Tentu saja ia akan memiliki perilaku yang sama dengan teman-temannya untuk jajan di kantin. Meskipun setiap hari saya membawakannya bekal nasi dan kue. Namun karena adanya kantin, untuk anak usia dini yang mudah terpengaruh oleh lingkungan sosialnya hal ini tak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah dengan menekan nominal dan frekuensi jajajnnya. Faktor yang ke dua adalah kebiasaan kakak Aqila yang selalu ikut ke warung saat saya belanja untuk kebutuhan dapur. Saya mengizinkannya ikut karena ada moment yang tak bisa saya lewatkan, yaitu murojaah hafalannya diatas motor selama perjalanan pulang pergi ke warung. Nah, saat di warung inilah ia akan mendapat godaan jajan lagi. Namun saya hanya mengizinkannya untuk mengambil satu saja jenis jajan yang ia inginkan tak boleh lebih.
Sehingga hal ini perlu ada pengelolaan keuangan yang harus ia ketahui. Rp.3000 jatah jajannya hanya boleh dibawa ke sekolah yang Rp.2000 itupun saya wajibkan untuk mendapatkan uang kembalian minimal Rp.500 untuk dimasukkan ke dalam celengan tabungan. Jatahnya yang Rp.1000 untuk jajannya di warung bersama saya.
Uang Rp.2000 wajib dimasukkan ke dalam celengan bersama uang kembalian dari sekolah dan Rp.1000 ke celengan infaq setiap harinya. Terkadang saya memberinya kebebasan untuk memasukkan uang kembalian dari sekolah untuk dimasukkan ke tabungan atau ke celengan infaq. Biasanya saya mengarahkan untuk memasukkannya ke celengan infaq karena ia sudah mendapat jatah uang memasukkan ke velengan tabungan dan iapun juga sudah menabung di sekolah yang secara rutin saya sendiri yang memasukkan uang tabungannya.
Meskipun kakak Aqila belum mengerti nominal uang dan macam-macam pecahan uang, namun kakak Aqila harus sudah mengerti peruntukan dan cara mengelola uang yang ia miliki. Tentu saja hal ini tak dapat ia lakukan sendiri, ia masih butuh pendampingan dari orangtua melalui komunikasi produktif dan memanfaatkan kemampuan intra dan interpersonal nya. Jika ada hal-hal yang sifatnya tak terduga, seperti saat bepergian misalnya, saat ada undangan walimah, kunjungan ke rumah sakit, silaturahmi dan lain-lain. Edukasi cara mengelola uang ini sangat membantu saya untuk menekan permintaannya disaat-saat seperti itu. Ia menjadi lebih mudah untuk diatur dan diarahkan. Karena ia tahu bahwa ia sudah memiliki perencanaan keuangan setiap harinya.
![]() |
Mmm....besok kalau udah penuh mau beli apa ya... |
#IbuProfesional
#BundaSayang
#Level8
#Tantangan10Hari
0 komentar:
Posting Komentar