MENJELAJAH POTENSI ANAK 15
“Karena Kau Begitu Berharga”
Mengembangkan kecerdasan spiritual anak akan mempengaruhi perkembangan anak menuju kedewasaannya sehingga anak mampu tumbuh dan berkembang menjadi manusia seutuhnya. Karena kecerdasan spiritual memberikan banyak manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, diantaranya adalah
Melatih anak untuk mengenal diri sendiri sehingga mampu memaksimalkan kelebihan yang dimilikinya, melatih kepekaan batin dan jiwa anak terhadap lingkungan sekitar, melatih kemampuan berpikir anak untuk berpikir dari sudut pandang yang lebih luas, membuka pikiran dan wawasan anak, melatih anak untuk selalu bersikap bijaksana, memiliki rasa empati, simpati dan belas kasih terhadap orang lain, semua makhluk ciptaan Tuhan maupun alam semesta. Melatih anak menjadi pribadi yang berkarakter dan
menjadi orang yang selalu bijaksana dalam bertindak.
Melatih anak untuk mengenal diri sendiri sehingga mampu memaksimalkan kelebihan yang dimilikinya, melatih kepekaan batin dan jiwa anak terhadap lingkungan sekitar, melatih kemampuan berpikir anak untuk berpikir dari sudut pandang yang lebih luas, membuka pikiran dan wawasan anak, melatih anak untuk selalu bersikap bijaksana, memiliki rasa empati, simpati dan belas kasih terhadap orang lain, semua makhluk ciptaan Tuhan maupun alam semesta. Melatih anak menjadi pribadi yang berkarakter dan
menjadi orang yang selalu bijaksana dalam bertindak.
Begitu banyak manfaat kecerdasan spiritual yang perlu dikembangkan pada diri anak yang tentunya akan menjadi bekal yang sangat penting dalam kehidupan anak di masa depan. Supaya anak memiliki arah dan tujuan dalam hidupnya dengan tetap berpegang teguh pada agamanya serta tetap mempertahankan kehormatannya dengan menjaga nilai-nilai moral dan sosial.
sehingga mengembangkan kecerdasan spiritual anak harus dilakukan secara terus menerus sejak anak berusia dini . Dengan ikhtiar, doa dan Tawakal kepada Allah Ta’ala. Ikhtiyar ini tentu saja tak lepas dengan memberikan contoh pada anak tentang perilaku-perilaku yang mencerminkan kecerdasan spiritual dalam kegiatan sehari-hari seperti, menegakkan perintah Allah untuk sholat, mengajarkan anak untuk selalu menghormati orang lain, mengajarkan anak untuk selalu berbagi dengan orang lain dan lain sebagainya.
Selain itu, bantu dan dampingi anak-anak berusia dini ini dalam aktivitas bermainnya. Berikan fasilitas dan lingkungan yang mendukung untuk anak dapat mengembangkan kreativitasnya supaya mudah bagi kita untuk menanamkan nilai-nilai keislaman dalam kegiatan bermainnya. Ajaklah anak untuk bermain permainan yang dapat mengoptimalkan unsur penanaman aqidah, akhlak dan kebiasaan untuk beribadah.
Contoh sederhana dari permainan ini adalah permainan tradisional ‘rumah-rumahan’. Melalui permainan ini, kita dapat menentukan tema permainannya. Misal nya saja tentang adab sehari-hari. Target kompetensinya adalah anak dapat mengaplikasikan adab dan doa sehari-hari. Bagi kita, permaianan ini sangatlah sederhana, biasa bahkan hampir tak ada istimewanya karena masa kecil kita hampir semua anak perempuan dulu bermain permainan ini. Tapi untuk zaman sekarang, sepertinya sangat jarang dijumpai anak yang bermain rumah-rumahan. Sehingga, untuk melakukan permainan ini kita perlu melakukan persiapan. Kita perlu menjelaskan kepada mereka cara bermainnya, hal yang sama saya lakukan bersama kakak Aqila.
Mula-mula saya membuatkannya denah rumah-rumahan sederhana lengkap dengan pintu, meja, kamar tidur, mushola, kamar mandi, dapur dll. Saya membuatnya di atas kertas karton, kalau jaman saya kecil saya membuatnya dengan batu kerikil atau pasir. Jika diatas kertas, saya dapat memberikan keleluasaan pada kakak Aqila untuk berekspresi sendiri dengan gambar denahnya lalu mewarnainya. Lalu menyiapkan beberapa benda seperti lidi sebagai orang-orangan untuk berperan menjadi anggota keluarga.
Setelah persiapan selesai dilakukan, ajak anak bermain peran. Bebaskan anak untuk memilih perannya sendiri, jadi ibu, kakak atau ayah. Mulailah peran itu dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Nah, waktu seharian itu pasti penuh dengan ragam aktivitas yang dapat kita sisipkan nilai-nilai religius. Ajak anak untuk melakukan dialog sambil mempraktekan doa sehari-hari sesuai alur ceritanya. Seperti ketika bangun tidur, membaca doa bangun tidur, masuk kamar mandi baca doa masuk kamar mandi dll. Kegiatan ini seru sekali saya lakukan bersama kakak Aqila dan Mbak Ela. Karena kami bertukar peran. Kakak Aqila menjadi ibu dan saya menjadi anak. Dari pertukaran peran inilah terjadi ketimpangan perilaku antara bermain peran dan dunia nyata, sehingga seringkali kami tertawa dan merasa malu. Malu jika ketahuan ibu sering tidak sabar dan marah jika anak tidak bersegera melakukan sesuatu. Tertawa saat kami sama-sama menyadari sikap terbaik saat terjadi sebuah problema dalam aktivitas sehari-hari. Biarkan anak berekspresi sendiri dan kita hanya mengimbangi sambil diselingi canda dan membantu anak mengingat doanya.
Lalu aspek apa saja yang dapat terstimulasi dari permainan ini? Banyak sekali diantaranya;
1. Aspek kognitif, anak belajar menghafal doa sehari-hari dengan bermain. Berkreasi dengan bentuk denah rumah dan warna.
2. Aspek sosial, anak dapat menjalani peran sebagai oranglain. Anak pun dapat mengambil keputusan sendiri.
3. Aspek bahasa, permainan ini menambah pengetahuan anak mengenai benda-benda di sekitar rumah.
4. Aspek motorik, membuat denah ruangan. Anak mempraktekan kegiatan dan keterampilan sehari-hari.
💥Semua Anak Adalah Bintang
💥IIP
💥Bunda Sayang
#Tantangan 10 hari
# Level 7
# Kuliah Bunsay IIP
# Bintang Keluarga
anak2nya lucu bgt!
BalasHapusSalam, Weslim Kusuma.