MENJELAJAH POTENSI ANAK 13
“Karena Kau Begitu Berharga”
Anak usia dini adalah pribadi yang unik dan spesial. Karena mereka berbeda dengan orang dewasa yang mudah untuk dipahamkan akan nilai spiritualitas sebuah agama. Namun, karena uniknya mereka maka diperlukan strategi yang tepat sesuai dengan keunikan mereka. Keunikan yang sebaiknya orang tua menemukannya terlebih dahulu melalui berbagai stimulasi dari beragam kegiatan.
Salah satu metode yang tepat adalah berkisah. Dengan asumsi bahwa anak usia dini dalam memahami tentang konsep Tuhan masih menggunakan fantasi. Sesuai dengan tingkat perkembangan dan usia anak, ada tiga tahapan anak dalam memahami konsep Tuhan. Pertama, anak usia 3-6 tahun akan mempresentasikan keadaan Tuhan masih dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Kedua, anak usia 7-12 tahun. Konsep ketuhanan yang mereka pahami berdasarkan realitas. Dan yang ketiga, tahap usia 13-18 tahun. Anak sudah mulai menentukan pilihan terhadap model agama tertentu.
Sehingga metode berkisah dirasa metode yang paling tepat untuk menanamkan nilai-nilai religius dan mengembangkan kecerdasan spiritual anak usia dini. Metode berkisah ini dapat menjadi stimulasi untuk anak usia dini yang bertujuan untuk menyampaikan pesan moral dari tokoh yang ada di dalam kisah tersebut. Sama hal nya dengan mendongeng, karena sama-sama bercerita. Namun bedanya, kalau dongeng kebanyakan adalah cerita fabel dan bersifat fiksi . Jika berkisah tentu saja ceritanya bersifat fakta dan tokoh nya pun pasti manusia.
Kita bisa memberikan wawasan kepada anak melalui berkisah kepada anak yang dihubungkan dengan kehidupan sehari -hari dalam rangka memberikan contoh atau teladan yang baik. Tentu saja kisahnya tidak perlu terlalu panjang dan detail karena dikhawatirkan anak akan bisan dan justru nilai moralnya menjadi tidak sampai kepada anak. Maka kita dapat memenggal kisah-kisah yang akan kita ceritakan dengan tanpa menghilangkan hikmah yang ada dalam kisah tersebut.
Metode ini saya lakukan saat kakak Aqila menghadapi konflik dengan saudara atau teman mainnya. Keduanya pasti akan saya duduk kan dan saya peluk. Secara perlahan saya gali informasi mengenai konflik yang terjadi diantara mereka. Seperti konflik hari ini yang dialami kakak Aqila dengan saudara sepupunya mbak Ella. Tanpa sengaja kakak Aqila menumpahkan segelas air dan membasahi sebagian tubuh mbak Ela. Sontak saja mbak Ela marah dan menyiramkan sisa air dalam gelas ke arah kakak Aqila. Kakak Aqila tidak terima, dia merasa tidak sengaja dan sudah minta maaf, kenapa harus kena siram juga. Akhirnya terjadi konflik dan adu pembenaran masing-masing. Karena saya perhatikan pertikaian diantara mereka tidak kunjung reda, Akhirnya saya turun tangan juga. Kupanggil keduanya dan saya dudukkan. Masing-masing bercerita tentang kejadian tadi memberikan argumen yang sama kuatnya. Setelah mereka puas berpendapat dan melampiaskan uneg-unegnya saya pun berkisah.
Bahwa dulu saat Nabi Muhammad yang secara tidak sengaja melukai sahabatnya dengan cambuk, Nabi rela untuk dibalas dengan hal yang serupa karena kelalaian dirinya. Namun, sahabat tidak mau membalas mencambuk Nabi dan malah sahabat ini memeluk Sang Nabi dengan penuh kecintaan pada manusia mulia itu.
Setelah saya sampaikan kisah ini, keduanya terdiam agak lama. Saya sampaikan pada mereka bahwa, dalam bermain dengan teman lain, ada kalanya kita berbuat salah. Tapi bukan berarti kita harus membalas kesalahan teman dengan hal yang serupa. Tapi memaafkan adalah yang lebih baik. Kemudian saya mengajak keduanya berdamai dan saling memaafkan dengan pelukan.
💥Semua Anak Adalah Bintang
💥IIP
💥Bunda Sayang
#Tantangan 10 hari
# Level 7
# Kuliah Bunsay IIP
# Bintang Keluarga
0 komentar:
Posting Komentar