Sabtu, 09 Februari 2019

 MENSTIMULUS KECERDASAN LOGIS MATEMATIS 3



Jauh sebelum anak mengenal simbol-simbol abstrak dan rumus-rumus, ia akan menemukan matematika dari berbagai benda yang dilihat dan disentuhnya. Semakin berkembang pengetahuan anak, apalagi dengan bimbingan dan pengarahan orangtua, anak semakin mampu menerapkan dasar-dasar konsep matematika, seperti mengklasifikasi, membandingkan, menyusun urutan, dan berhitung.
Anak yang berusia 3- 5 tahun telah dapat melakukan dan menyukai kegiatan menyusun benda berdasarkan urutan kecil ke besar. Di usia ini anak berada dalam tahap perkembangan berpikir untuk menimbang dan mengukur. Anak sudah menyadari konsep pola tertentu, sudah dapat meniru susunan dengan pola yang sama. Konsep logika lain yang mulai berkembang adalah konsep tentang hubungan sebab akibat.


Ketika anak sudah mulai memahami konsep bilangan dan kepekaannya mulai berkembang terhadap konsep ukuran yang ada disekitarnya, ia akan mulai menghubungkan ukuran dengan benda lain, menghubungkan bentuk geometri dengan benda yang ada di sekitarnya serta dapat memperkirakan ukuran jumlah, panjang pendek, berat ringan pada setiap benda yang ditemuinya.
Dalam membangun konsep geometri pada anak dimulai dari mengidentifikasi bentuk-bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa seperti, segi empat, lingkaran, dan segi tiga. Belajar konsep letak, seperti di bawah, di atas, kiri, kanan, meletakkan dasar awal memahami geometri.

Baca Juga ya

Mengenalkan bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini sangat berpengaruh pada perkembangan tahapan berpikir anak secara logis. Mengenalkan bentuk-bentuk geometri tentunya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Biasanya Perkembangan mengenal bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini adalah kemampuan anak dalam menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri, membedakan benda-benda yang berbentuk geometri, membedakan ciri-ciri bentuk geometri, mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segi empat, persegi panjang, dan lain-lain).

Kali ini saya menggunakan kain flanel untuk membuat bentuk geometri dua dimensi atau biasa disebut dengan bangun datar. Saya membuat pola dengan bentuk geometri tertentu yang berupa garis putus-putus yang nantinya akan ditebalkan oleh Aqila dengan menggunakan penggaris. Fokus kegiatan hari ini adalah mengenal bentuk geometri dua dimensi yang akan dibuat sendiri oleh Aqila. Kalaupun ada unsur pengukuran disana namun hal itu tidak saya tekankan kepada Aqila. Ia akan menebalkan pola bentuk geometri sekaligus berlatih menggunakan alat ukur penggaris yang dimaksudkan agar garis yang dibentuknya tetap lurus. Kemudian Aqila akan memotong pola bentuk geometri ini dengan menggunakan gunting. Hal ini merupakan latihan untuk Aqila untuk berkonsentrasi supaya hasil potongannya rapi. Namun apa yang terjadi? Karena baru pertama kalinya ia menggunakan penggaris tampak sekali ia sedikit kesulitan memposisikan badan dan tangannya. Akhirnya ia menekan penggaris itu dengan menggunakan kakinya dan ia mulai menggaris dimulai dari bagian bawah ke atas. Hal ini membuatku tertawa sekaligus takjub dengan kreatifitasnya menyelesaikan masalah yang ia hadapi. Bagaimana tidak seorang anak usia 4 th baru pertama kali menggunakan penggaris dengan membolak balikkan badannya mencari posisi yang tepat untuk menggaris adalah sesuatu yang istimewa bagi saya. Namun setelah saya jelaskan cara menggunakannya, dengan cepat ia pun memahaminya dan melakukannya dengan baik.

Baca Juga ya

Setelah selesai memotong semua pola bentuk geometri yang ada, tidak langsung saya berikan penjelasan dan tunjukan nama dari bentuk- bentuk tersebut. Saya meminta Aqila menceritakan apa yang ia buat itu Dan wow! Dia benar-benar menghubungkan bentuk - bentuk itu dengan benda yang ia kenal. Seperti bentuk persegi panjang ia katakan seperti tiang teras rumahnya, segitiga adalah rumah karena selama ini ketika ia menggambar rumah selalu diawali dengan membuat segitiga terlebih dahulu. Lalu trapesium dengan sisi panjang nya di bagian atas ia katakan seperti kapal dan jika sisi panjangnya di bagian bawah ia katakan seperti rumah Nabila yang mana atap rumah temannya ini memang berbentuk trapesium. Kemudian bentuk layang-layang ia sengaja membuat potongan yang menjulur panjang pada bagian bawahnya yang ia katakan sebagai ekor layang-layang. Apa yang ada dalam pikiran anak memang sangatlah mengagumkan. Maka benar apa yang dikatakan oleh teori perkembangan tahapan berpikir logis anak pada rentang usia 3-5 tahun ia akan menghubungkan bentuk-bentuk geometri dengan segala hal yang ada di sekitarnya.







Setelah Aqila selesai berargumen, saya memintanya menirukan apa yang saya sebutkan. Sambil menunjukkan bentuk-bentuk geometri yang telah dibuat, saya menyebutkan namanya dan Aqila Pun turut menirukannya. Saya mengulanginya hingga beberapa kali, saya pun merasa penasaran dengan pemahamannya. Lalu kutunjuk salah satu bentuk geometri dan kuminta ia menyebutkan namanya, tapi apa jawabnya? Ia jawab tidak tahu. Sedikit menguji kesabaran jika menghadapi hal yang demikian . Beberapa kali kutanyakan dan ia tetap menjawab tidak tahu. Lalu kucoba ganti cara bertanyaku. Satu persatu ku tanyakan, mana segitiga? Mana persegi panjang? Mana trapesium? Mana lingkaran? Dan seterusnya. Rupanya dengan cara bertanya seperti ini Ia dapat menunjukkan semua bentuk itu dengan benar. Para ibu memang harus sabar mendampingi buah hatinya dan berupaya menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan keinginan dan karakter anak. Aqila yang shalihah, engkau anak yang baik dan pintar tetap semangat ya nak...meski belum bisa pun tak apa-apa, kita hanya bersenang-senang setiap hari.

0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget