Kamis, 07 Februari 2019

MENSTIMULUS KECERDASAN LOGIS MATEMATIS 2


Meskipun kita telah mengenali potensi kecerdasan anak yang memiliki kecenderungan pada jenis kecerdasan tertentu, tidak kemudian kita harus mengesampingkan kecerdasan logis matematis. Dengan tanpa memaksakan kepada anak, kita perlu mengembangkan kemampuan berpikir anak secara logis. Kita dapat menstimulasinya dengan beragam kegiatan yang menyenangkan dan kaya dengan permainan yang dapat mengasah logika matematikanya serta menyediakan lingkungan fisik yang membangun dan merangsang kemampuan berhitung anak. Hal ini berguna untuk dapat menemukan potensi matematika anak sejak dini.


Sering-seringlah mengajak anak meluaskan wawasannya dengan paparan berbagai informasi dan pengetahuan baru misalnya dengan mengamati kerja seorang ahli atau perancang di pusat ilmu pengetahuan. Yang tak kalah penting adalah senantiasa siap menjadi fasilitator dan pembibing bagi anak.
Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika dapat dengan cara mengikutsertakan anak belanja, mencermati berat ukuran barang yang dibeli, memilih dan mengelompokkan sayur mayur yang akan dimasak. Bahkan melibatkan anak untuk berbagi makanan dengan oranglain. Ketika kita memiliki makanan lebih, libatkan anak untuk turut serta membagi jumlah makanan yang ada dengan jumlah orang yang akan diberi. Selain dapat mengasah kemampuan logis matematisnya, anak juga mendapatkan konsep berbagi dengan orang lain, berempati, dan mengasah jiwa sosialnya. Dengan sikap sosial yang baik dapat menumbuhkan rasa kasih sayang anak. Anak mampu mengatasi berbagai masalah , dapat berbagi rasa, dan yang lebih penting lagi adalah anal menjadi bahagia serta kecil kemungkinan anak mengalami kesepian dan depresi.

Hari ini ibu memiliki beberapa kue yang berbeda jenisnya. Karena jumlahnya dirasa tak akan habis untuk dimakan sendiri, maka ibu berinisiatif untuk diberikan ke orang lain. Percakapan antara ibu dan Aqila pun terjadi.
“ kak, ini kue kita masih banyak. Nggak habis kan kita makan sendiri, kita bagi ke teman-teman kakak yuk..” pintaku.
“ oh..kuenya banyak ya bu”
“ enggak banyak si..tapi kita juga gak habis makan sendiri. Kakak mau nggak ngasih kue ke teman kakak?”
“ ya mau bu..kuenya ada berapa?”
“ mmm...yuk kita hitung sama-sama ya..”

Aqila yang belum matang konsep berhitungnya ini semangat turut serta menghitung kue yang ada bersama ibu. Ia mampu menghafal bilangan 1-20 tapi belum mengenal konsep lambang bilangan. Namun ha ini tak jadi masalah, ia tetap dapat melakukannya dengan baik. Karena kuenya terdapat 4 macam jenis kue yang berbeda maka setiap kantung akan terisi 4 kue.

“ jadinya ada berapa kak kuenya?”
“ ada 20 bu..”
“ baiklah, coba teman- teman kakak siapa saja yang mau dikasih?”
“ ada Rendi, Ela, sama Nabila”
“ itu aja kak?”
“ iya bu..mereka itu kan yang rumahnya dekat sama kita trus sering kesini. Kalau Yola sama Jidan itu kan jauh “
“ oh..kakak mau antar sendiri ya kerumahnya?”
“ ya iya bu..kan siang-siang mereka ada di rumah”
“ oke...kalau gitu ibu siapkan tiga kantung untuk wadah kue untuk ela, rendi, dan nabila. Kakak masukan masing-masing kuenya kesini ya..”
“ siap bu…”
“ yuk mulai hitung dan masukan yang untuk ela dulu ya...”
“ satu, dua, tiga, empat...empat ya bu?”
“ oke..yuk yang selanjutnya..”
Setelah tiga kantung telah terisi kue semua kuminta Aqia menghitung sisanya.
“ yang ada di nampan masih berapa kak?”
Aqila mulai menghitungnya satu per satu.
“ masih delapan bu..”
“ oke kalau gitu sisanya itu untuk kakak dan mbah kakung ya..sekarang kakak bisa antar kuenya ke rendi dan nabila.”
“ ya bu..” sambil berlari ia menyampaikan kue- kue itu ke rumah temannya yang berada tepat di depan rumah kami.
“ udah bu..semuanya udah aku kasih”
“ siip..oke deh… kakak bisa ambil piring kecil untuk mbh kakung ya..”
Aqilapun berlari ke dapur mengambil piring keci lalu mehitung kembali kuenya 4 kue untuk mbah kakung.
“ taruh meja mbah kakung ya kak..” pintaku.
“ iya bu..”
“ alhamdulillah kakak pinter geh..bisa menghitung kue, ikhlas berbagi dengan temannya dan mau antar kue ke rumahnya. Ibu bangga deh sama kakak...asyik kan berbagi itu kak?”
“ hehehe...kan mereka teman-teman aku..ya aku kasih dong…”
“ sekarang kakak dapat kue berapa?”
“ satu , dua, tiga, empat...empat bu...kuenya masih empat.” ia kembali mengulangi berhitungnya.
“ jadi semua orang yang kakak kasih tadi semuanya dapat berapa?”
“ dapat empat semua bu…”
“ dapatnya sama semua kaan”
“ iya ..semuanya sama...ela, rendi, nabila, mbah kakung sama aku dapat empat semua”
“ nah..itulah namanya dibagi rata sama semua kakak”





Kegiatan ini bukan tentang mengajari anak pembagian di usia dini tapi konsep dasar menghitung. Toh ketika ditanya 20 dibagi 5 atau 20 dibagi 4 Aqila juga tak akan bisa menjawabnya. Jangankan pembagian bentuk simbol angka saja Aqila belum menguasainya. Tapi kalau urutan berhitung ia sudah bisa. Ini adalah metode untuk menstimulus anak supaya paham makna tambah , kurang, kali, bagi. Bahwa operasi hitung itu merupakan proses alamiah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Anak dapat memahami bahwa menambah itu proses menggabungkana, mengurangi adalah prosea memisahkan, mengalikan adalah proses menambahkan secara berulang dan membagi adalah proses mengurangi secara berulang. Sehingga anak menyadari bahwa matematika itu ada dimana-mana dekat dengan mereka. Anakpun akan memahami tujuan dari belajar matematika yang pada akhirnya diharapkan anak akan menyukai pelajaran matematika.

Baca Juga ya

0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget