Kamis, 06 Desember 2018


MENJAJAKI GAYA BELAJAR ANAK DENGAN BERAGAM KEGIATAN 
“MENGGAMBAR DAN MEWARNAI PELANGI”



Sebagian besar  anak akan dapat belajar dengan baik ketika mereka diberi kesempatan dan kebebasan memilih cara yang sesuai dengan gayanya sendiri. Anak akan mampu menyerap informasi lebih cepat dan mudah, mereka juga akan mengidentifikasi cara yang paling disukainya untuk menerima informasi. Namun untuk melakukan hal ini kita perlu praktik, ketetapan, dan waktu juga stimulus kepada anak yang masih balita. Tidak cukup sekali dua kali kita melakukan pengamatan kepada mereka. Harus berulangkali dengan menjajakinya melalui berbagai aktivitas yang mereka lakukan.
disini


Pernah suatu ketika saya ditanya si kecil mengenai paduan warna yang indah di langit seusai hujan reda. Ia bertanya bagaimana hal itu dapat terjadi, mengapa pelangi hanya sebentar saja dapat dinikmati dll. Rasa ingin tahunya ini, saya jawab dengan sebuah penjelasan ilmiah dengan memilih kata-kata yang dapat dipahami olehnya, esok harinya kuajak ia membuat pelangi dengan beragam cara. Lalu menggambarkannya di sebuah kertas putih. Sengaja aku mengajaknya menggambar, karena dengan aktivitas ini saya akan menjajaki gaya belajarnya. sejauh mana ia dapat memaksimalkan indera penglihatannya untuk menangkap dan mengolah informasi. Melalui aktivitas visual ini, saya  akan mengamati seberapa jauh Aqila dapat menitikberatkan ketajaman penglihatannya. Apakah dengan melihat langsung pelangi yang dibuatnya melalui beberapa percobaan dapat membuatnya percaya bahwa terbentuknya pelangi adalah dari sebuah proses dibiaskannya air oleh cahaya? Jika beberapa bukti nyata ditampakkan dan ditunjukkan kemudian ia mempercayainya, maka kecerdasan visual dan gaya belajar visual menjadi tumpuannya untuk mengolah informasi. Meskipun tidak menyeluruh, artinya segala aktivitas visual menjadi salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi agar anak dapat mengolah informasi dengan beragam cara.

Ada beberapa karakteristik yang khas bagai anak yang menyukai gaya belajar visual ini. Ia memiliki kebutuhan/keharusan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahui dan memahaminya, ia juga memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, terlalu reaktif terhadap suara, sulit memahami penjelasan secara lisan, seringkali salah menginterpretasikan kata dan ucapan.


setelah Aqila mengetahui susunan warna-warna pelangi dengan melihat langsung, baik pelangi yang sebenarnya, pelangi buatan melalui percobaan dan pelangi yang ada di gambar-gambar, ia kuminta untuk menggambarkan pelanginya sendiri dengan pensil warna yang ia miliki. Namun apa yang terjadi, ia tidak menghafal urutan-urutan warna pelangi dengan baik. Yang ia tahu hanya merah, kuning dan hijau seperti dalam lagu yang dihafalnya.

“ kak, ayo kita gambar pelangi disini. Kakak buat pelanginya dengan bentuk melengkung dulu ya? Setelah itu dikasih warna.”
“ bu, tapi warna pelangi kan banyak, aku harus buat berapa bentuk lengkungannya?”
“ kakak kan sudah lihat pelangi kan? Kakak juga sudah lihat di buku majalah anak, kakak bisa mengingatnya?”
“ enggak bu, yang aku tahu ya merah, kuning, hijau..di langit yang biru..” jawabnya sambil bersenandung.
“ ya sudah, ibu ambilkan majalahnya dulu ya, nanti kakak lihat lagi dan kakak bisa menggambarkan pelangi sama seperti di majalah.”
“ iya bu…”

Baca Juga ya


Sengaja saya ambilkan contohnya langsung supaya ia dapat mencontoh urutan warna pelangi yang sebenarya dan kemudian harapan saya dia dapat menggambarnya dengan urutan warna yang benar. Namun, ternyata tidak demikian. Aqila justru menerka-nerka warna dan menghitungnya tak juga ia segera menggambar. Mengapa justru ada masalah disini, akhirnya saya mencoba dengan memberinya penjelasan tentang urutan warna pelangi dengan tanpa menggunakan majalah itu lagi. ku urutkan warna dari me-ji-ku-hi-bi-ni-u melalui lisanku dan kuminta ia mengambil setiap warna yang kusebutkan lalu menorehkannya dalam kertas putih yang tellah disediakan untuk menggambar. Ia pun dengan mudah mendapatkan setiap warna yang kusebutkan dan membuat bentuk lengkungan pelangi dengan sangat hati-hati lalu mewarnainya. Setelah semua susuan warna pelangi selesai ia gambar, kuminta Aqila untuk membuat gambar pelangi sekali lagi namun tanpa arahan dariku. Dan hasilnya…ia dapat menyelesaikan gambarnya tanpa melihat contoh-contoh gambar pelangi bahkan tanpa melihat gambar pelangi yang ia gambar sendiri sebelumnya. Dia mengingat urutan warna pelangi dengan kata-kata me-ji-ku-hi-bi-ni-u bukan dengan gambar dan warnanya langsung.

Dari kegiatan ini, Aqila lebih menempatkan pendengaran sebagai instrumen utama dalam menyerap informasi atau pengetahuan daripada penglihatannya. Dengan mendengar penjelasan dan arahan secara verbal, ia dapat mengingat dan memahami informasi.

Baca Juga ya

#harike9
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP

0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget