MENJAJAKI GAYA BELAJAR ANAK DENGAN BERAGAM KEGIATAN
“ MEWARNAI GARAM”
Dari kegiatan kemarin dilakukan Aqila, yaitu mengenal bumbu dapur melalui bentuk, tekstur dan aroma, ada satu kegiatan tambahan yang membuat Aqila menjadi begitu asyik melakukannya. Karena bahan-bahan masakan yang paling banyak ditemui dan berlimpah adalah garam, Aqila tanpa sengaja menghamburkannya dari bungkusnya. Jadilah garam-garam itu bertebaran di lantai. Awalnya kupikir oh..pekarjaan baru nih. Harus menyapu, mengumpulkan garam dan mengepel. Karena tentu saja garam-garam yang telah mencair akan menjadikan lantai menjadi lengket dan licin. Tapi karena sedang sibuk membereskan yang lain dan akupun harus melanjutkan aktivitas memasak, ku biarkan saja dulu keadaan ini. Kutinggalkan Aqila dengan garam-garamnya di lantai teras rumah. Sementara aku melanjutkan aktivitasku di dapur. Ketika sedang berbenah dan memasukkan beberpa barang ke dalam lemari makan, aku melihat ada tiga botol pewarna makanan yang masih bisa digunakan. Munculah inisiatof untuk meniru sesuatu yang pernah dilakukan sesorang dalam sebuah buku, namun saya lupa buku apa itu. Okelah daripada Aqila main sendirian tanpa tujuan, lebih baik kuberikan dia permainan baru untuk menyibukkannya yaitu “ mewarnai garam”.
Baca Juga ya
Kupanggil Aqila dengan nada dan wajah gembira.
“ kakak Aqila…”
“ iyya bu..” jawabnya.
“ tolong ke dapur sebentar bisa?” pintaku.
“ ya bu…” dia berlari menghampiriku yang sedang berada di dapur.
“ apa bu?” tanyanya.
“mmmm..kakak masih main sama garamnya?” tanyaku memancing .
“ masih bu…garamnya jadi banyak deh bu.” Ungkapnya sedikit ragu-ragu.
“ hehe..itu bukan jadi banyak kak, tapi karena terlepas dari wadahnya garamnya berserakan dan kemana-mana. Jadi terlihat banyak.”
“ apa ibu panggil aku mau marah karena garamnya tumpah?” tanyanya sambil mengernyitkan dahi.
“ ya enggaklah kak, ibu malah mau kasih ini ke kakak.” Sambil kutunjukkan ketiga pewarna makanan kepadanya.
“ wah..pewarna bu? Untuk apa?”
“ untuk warnain garamnya.” jawabku
“ sama ibu ?”
“ masakan ibu belum matang kak, jadi kakak main sendiri dulu bisa?”
“ bisa…nanti kalau udah matang sayurnya, temenin aku lagi ya?”
“ pasti kak..”
“ tapi…gimana caranya aku warnain garamnya bu?”
Siiip…stimulus yang mengena pikirku.
“ oh..mudah sekali, kakak ambil sapu ya, garamnya kumpulin dulu.”
“ iya bu..”
dia bergegas mengambil sapu dan menyapu garam-garam yang berserakan dengan kemampuannya menyapu. Meski tentu tidak bersihnya, namun dia mengerjakannya dengan baik, hingga garam-garam itu terkumpul juga. Aku hanya mengamatinya dari kejauhan sembari mengerjakan beberapa tugasku. Kulihat ia menghampiriku lagi.
“ udah selesai bu ngumpulinnya garamnya, trus garamnya tarok mana bu?”
“ iya sebentar ya sayang ibu lihat dulu” aku berjalan bersamanya menuju teras rumah dan benar saja melihat tumpukan garam telah menjadi satu. Namun kulihat garam-garam ini sudah kotor bercampur dengan pasir dan tanah hasil kreativtasnya bermain tadi. Artinya Sudha tidak bisa digunakan lagi.
“oh.. kakak ambil cikrak plastic itu ya untuk buuang garamnya.”
“ kok dibuang bu? Katanya mau untuk main lagi?” tanyanya penasaran.
“ iya kak, maksud ibu gitu..tapi garamnya dah kotor tu campr pasir sama tanah. Lebih baik kita bersihkan dulu tempatnya dan kita ambil garam yang baru.”
Baca Juga ya
“ hehe…ibu maaf ya tadi aku pura-pura masak nasi.”
“ iya nggak apa-apa, oke sekarang kita bersihkan sama-sama ya tempatnya, Aqila mau kan?”
“ iya bu..makasih ibu sudah baik.”
“ sama-sama kak, maksih juga kakak sudah pinter.”
Setelah semuanya selesai dibereskan dan sedikit terlihat nyaman, barulah aku memulai memberinya penjelasan permainan mewarnai garam.
Satu-satu kuintruksikan kepadanya tentang apa yang harus dilakukannya.
“ kak, buka dua bungkus garamnya dan tuang di nampan ya.” Pintaku.
Sementara itu aku mengepel bagian dalam rumah yang lantainya kotor karena jejak kaki Aqila yang terkena lelehan garam.
Ku intip dia telah melakukannya dnegan baik. Ya..tepat hanya dua bungkus dia membuka garam dari wadahnya.
“ kak kalu sudah bagi jadi tiga di cawan-cawan kecil yang udah ibu siapin di situ ya.”
“ iya bu…pake sendok ya bu.”
“ iya kak, pinter kamu.”
Nah saat mengintip lagi, meskipun tidak terbagi secara rata, namun telah terbagi tiga. Nggak masalah lah. Bisa dilanjut kok.
“ udah belum kak?”
“udah bu…”
“ abis itu setiap cawan garamnya kasih pewarna ya.. kalau tiga berarti pakai semua pewarnanya.”
Selesai sudah kegiatan mengepelku dan aku segera meluncur ke teras tempat Aqila bermain. Dan kudapati dia sudah mulai mengaduk-aduk garam dengan pewarna makanan. Wah ..bisa juga ya Aqila melakukan itu walau intruksi yang kuberikan hanya dari kejauhan. Mungin karena dia mau dan senang melakukannya ya, sehingga hal itu menjadi mudah saja baginya. Tapi ada hal yang telah kudapatkan dari beberpa kegiatan yang kulakukan bersamanya untuk menstimulus muncunya kecenderungan gaya belajarnya. meskipun Aqila dapat menangkap dan mengolah informasi melalui beberapa metode stimulus gaya belajar dengan metode visual,auditory dan kinestetik sekaligus, tapi selama ini aku melihat kecenderungannya yang paling menonjol adalah auditory. Dia sangat cepat dan mudah dalam merespon tatkala mendengar infoormasi dan dia sanagt suka berhubungan dengan oranglain melaui dialog dan senang diajak diskusi. Kalaupun dia mampu merespon dan memahami informasi dengan gaya belajar yang lain, itu karena fitrahnya seorang anak kecil yang sednag bertumbuh dan berkembang dengan mengoptimalkan seluruh inderanya.
Baca Juga ya
Setelah selesai mewarnai garam di ketiga cawan yang ada, aku memintanya untuk meletakkan semua garam berwarna itu di sebuah gelas bening secara berurutan. Dan jadilah pelangi garam dengan tiga warna yang tampak sangat indah sekali. Ah..Aqilaku yang keren sangat bangga sekali dengan hasil karya dan kerjanya. Sebenarnya akan lebih baik jika garmnya dijemur dulu supaya lebih kering, karena garam yang baru dibuka dari bungkusnya masih sangat basah dan jika memungkinkan permainan ini dapat dibuat dengan tujuh warna pelangi. Sekalian untuk mengingatkan atau mengajarkan urutan-urutan warna pelangi.untuk anak usia 2 tahun, kegiatan ini sangat baik untuk pengenalan warna pelangi, recall colour, meningkatkan life skil dalam hal menyendok dan melatih kepercayaan diri.
Terkait dengan manfaat permainan ini, alhamdulillah Aqila telah mahir dalam menyebutkan warna, urutan warna pelangi, ketepatan menyendok dan tingkat kefokusan dengan kepercayaan diri yang kunilai telah baik. Jadi Sebenarnya Kegiatan ini sengaja kulakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Disaat garam-garam berserakan dan beberapa aktivitas rumah yang belum kuselesaikan, sehingga kondisi ini kumanfaatkan untukk menyibukan Aqila sekaligus sebagai jeda waktu untuk kumanfaatkan menyelesaikan pekerjaanku. Selain itu, dengan kegiatan ini, aku tetap bisa menstimulus dan mengamati gaya belajar Aqila melalui komunikasi produktif, intruksi langsung dan dialog.
#harike16
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP
0 komentar:
Posting Komentar