Jumat, 14 Desember 2018


MENJAJAKI GAYA BELAJAR ANAK DENGAN BERAGAM KEGIATAN
“ MELOMPAT DAN MENITI”



Usia dini atau sering disebut dengan usia pra sekolah dimana anak masih berada pada masa ketika anak belum memasuki Pendidikan formal. Rentan waktu ini sangat baik sekali untuk para orangtua dapat mengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Melakukan pendampingan dan memberikan arahan untuk pengembangan potensinya akan sangat berpengaruh pada kehidupannya dimasa yang akan datang. Peluang terbesar dan terbaik untuk anak dapat menyerap informasi dan pengetahuan adalah pada anak masih berada pada usia dini dibandingkan dengan ketika anak-anak telah beranjak dewasa. Hal ini disebabkan salah satunya adalah karena otak anak usia dini belum terkontaminasi oleh berbagai macam pengetahuan dan perkembangan otak pada masa usia dini sedang berada pada perkembangan yang pesat.

Baca Juga ya



Percayakah anda, bahwa kecerdasan anak berawal dari permainan. Bagi anak-anak, bermain adalah sarana untuk mengubah kekuatan potensi dalam diri menjadi sarana penyalur kelebihan energi dan relaksasi. Dengan bermain mereka akan banyak belajar tentang hukum alam dan berhubungan dengan lingkungan. Dan yang lebih penting lagi adalah, bermain merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan potensi anak dalam berkreasi sesuai kemauannya tanpa paksaan dan hambatan untuk melatih fisik dan mental supaya anak dapat lebih mengenal dirinya dan lingkungannya.

Melalui bermain kita dapat melihat dan mengamati setiap perkembangan yang terjadi pada diri anak, selain itu kita juga dapat mengembangkan potensi kecerdasan anak dengan beragam metode untuk semua aspek kecerdasannya baik di ranah kognitif, afektif dan psikomotornya, Mengamati kecenderungan kecerdasan dan gaya belajarnya. dan tentunya di usia dini juga, kita perlu mengasah semua kemampuan anak di setiap ranah kecerdasan yang secara natural ada dalam diri anak secara keseluruhan. Biarkan jika beberapa atau salah satu kecerdasan dan gaya belajarnya muncul lebih optimal dan lebih dominan sebagai kecenderungannya. Karena jika kecerdasan dan gaya belajarnya telah Nampak yang paling dominan, tahap berikutnya adalah tinggal memberikan pendampingan secara terarah, pemberian fasilitas belajar secara tepat dan sesuai kebutuhan belajarnya serta ketepatan dalam proses pengembangannya. 

Masih dalam rangka menjajaki gaya belajar Aqila, selain ingin mengasah semua kemampuan potensi kecerdasannya, saya juga perlu mengetahui gaya belajarnya yang paling dominan mealalui beragam kegiatan yang saya lakukan bersamanya. Kali ini adalah melaui permaian fisik yang akan melatih tingkat kefokusan dan keseimbangan tubuhnya. Setiap kegiatan bermain akan menuntut keaktifan secara fisik dan mental dengan cara yang menyenangkan. Maka dengan aktivitas bermain ini , anak pasti akan sangat merasa senang dan bahagia karena menikmati permainan. Dan yang paling penting bagi kita sebagai orangtua, kita tidak boleh memaksakan kegiatan bermain kepada anak dengan permainan-permainan yang memang tidak disukai oleh anak. Jika kita memiliki misi, maka sebaiknya tawarkan kepada anak jenis permainannya, apakah dia suka atau tidak. Kalau anak tidak suka ya jangan dipaksakan. Rubah permainan atau modifikasi bentuk permainannya.




Setiap permainan yang saya lakukan Bersama Aqila selalu melibatkan gerak tubuh dan olah fisik karena semua aktivitas bermain akan menuntut anak menggerakkan tubuhnya. Seperti halnya dengan permainan yang kami lakukan ini, yaitu melompat dan meniti pada sebuah kayu balok untuk menyeberangi suatu parit. Melompat saat bermain engklek ternyata sangat menyenangkan bagi Aqila, namun butuh beberapa waktu untuk mengenalkan permainan ini kepadanya. Termasuk cara bermain dan mencontohkannya agar ia mengerti dan dapat melakukannya sendiri. Saya masih sangat mengingat sebuah kejadian saat Aqila berusaha untuk dapat melakukan gerakan senam secara teratur, tak dapat ia pahami jika hanya melihat saja dari video di layar laptop. Namun harus dengan arahan dan mencontohkannya langsung melalui kontak fisik.




Dari pengalaman itu, saya pun menggunakan metode yang sama. Tidak cukup dengan memperlihatkan gerakan di hadapannya, namun dengan menjelaskan melaui kalimat verbal dan harus membersamianya saat melakukan gerakan-gerakan melompat pada permainan engklek. Kegiatan semacam ini dapat melatih kekuatan otot dan keseimbangan. Kegiatan meniti atau berjalan dia atas papan dapat dilakukan pada anak yang sudah berusia 3-4 tahun. Pernah saya mencobanya saat Aqila masih berusia 2 tahunan, ternyata dia belum memiliki kepercayaan diri yang baik, bukannya berjalan meniti tapi justru merangkak. 



Baca Juga ya








Namun, untuk melatih kepercayaan dirinya pada saat itu, saya memegang erat tangannya sebagai kode yang seolah ingin kukatakan bahwa ibu ada disampingmu dan menjagamu, maka percayalah pada ibu. Perlahan-lahan dengan berpegangan pada tanganku Aqila berjalan di atas papan. Ketika sukses berkali-kali, iapun melompat kegirangan. Nah, barangkali ia mengingat moment ini saat saya memintanya lagi meniti diatas balok kayu yang melintang diatas parit  Dan dia tertawa sendiri kemudian menunjukkan kelincahan dan kemahirannya di hadapanku tanpa arahan dan penjelasan apapun dariku. Nah, ini juga merupakan sebuah tanda bahwa ia juga telah memiliki kemampuan mengkonstruk sebuah informasi, pengetahuan dan pengalamannya untuk dapat melakukannya dengan lebih baik.



#harike17
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP



0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget