Kamis, 15 November 2018


MENGEMBANGKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI FAMILY PROJECT
BELAJAR BERSAMA ALAM
“MEMPERAGAKAN REAKSI KIMIA TENTANG KARAT ”




Terkadang menjadi sesuatu yang menyebalkan ketika harus meladeni anak dengan rentetan pertanyaan ini itu. Kalau bukan karena mengingat fitrah belajar anak yang cenderung ingin tahu banyak hal, apalagi hal itu adalah sesuatu yang baru baginya barangkali hanya akan aku lewatkan begitu saja pertanyaan-pertanyaan putri kecilku. Lama-lama menjadi sebuah kebiasaan yang terbangun antara aku dan Aqila, saling bertanya dan memberi penjelasan. Baik dia dulu yang tanya atau aku yang memulai untuk memberi stimulus kepadanya. Aku berusaha focus dan konsisten dalam menjalankan peran sebagai pendidik baginya, sehingga tekad dan semangat mendampinginya belajar tetap terjaga.
 MEMPERAGAKAN REAKSI KIMIA TENTANG KARAT
Celotehnya yang menggemaskan itu kunikmati saja sebagai pemberi warna kehidupanku sehari-hari. Namun, di sisi lain akupun harus siap dengan segala hal yang ia tanyakan kepadaku. Artinya akupun tetap harus melek baca dan wawasan untuk memenuhi kebutuhannya akan keingintahuannya. Kecenderungan Aqila untuk mengamati apa yang ada dilingkungannya, menjadikannya anak yang banyak bertanya. Sehingga akupun merasa seperti dituntut untuk mampu mengembangakan kemampuan naturalisnya ini. Beberpa hal yang telah aku lakukan dalam upaya mengembangkan kemampuan naturalisnya ini adalah :

1.    Memberinya kesempatan dan keleluasaan untuk tetap dapat mengamati segala hal yang ada di sekitarnya, selanjutnya dengan memberinya bimbingan dan penjelasan jika muncul pertanyaan darinya sebagai tanda ia telah menemukan sebuah persepsi dari apa yang diamatinya.
2.    Terhadap binatang, aku mencoba memberinya kesempatan untuk turut serta memelihara dengan baik, seperti memberi makan dan menyayangi. Hingga suatu hari ada hal lucu yang ia tanyakan kepadaku terkait pola hidup binatang. Pernah suatu ketika ia bertanya mengapa kalau kambing itu menyusu kepada ibunya tapi kalau ayam nggak menyusu ibunya. Dengan kebiasaanya terlibat dan berinteraksi dengan binatang maka munculah rasa ingintahu yang lebih banyak tentang kehidupan binatang.
3.    Mengajaknya berjalan-jalan di alam terbuka dan saling bercerita tentang apa saja yang ditemui dan yang terjadi di lingkungan sekitar( diskusi kecil).
4.    Memberinya penjelasan tentang sebuah siklus hidup tumbuhan dan hewan sambil mengajaknya melihat langsung melalui lingkungan sekitar. Misalnya saja, tentang metamorphosis kupu-kupu. Dari kebun yang seringkami kunjungi, kuperlihatkan telur ulat, ulat, kepompong dan kupu-kupu yang beterbangan. Meskipun makhluk ini bukan dari satu siklus, namun menjadi lebih mudah memberinya penjelasan dan pengetahuan. Lama-lama muncul rasa penasaran Aqila yang baru, mengapa ulat harus sembunyi di gulungan daun, mengapa telur ulat terbungkus serat putih seperti kapas, kupu-kupu makannya apa dll.

 MEMPERAGAKAN REAKSI KIMIA TENTANG KARAT

Beberapa hal itulah yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kemampuan naturalis anak. Masih banyak lagi metode lainnya seperti melakukan percobaan / ekperimen sederhana untuk menjawab pertanyaan anak yang secara khusus membutuhkan peragaan/ demonstrasi dalam menganalogikan sesuatu yang ingin diketahuinya. Jika hal itu tak dapat dilihat langsung secara alamiah seperti pada kejadian sebenarnya. Disinilah peran orangtua akan semakin meningkat dalam mendukung proses belajar anak. Seperti halnya yang terjadi hari ini, saat turun hujan kami tak dapat keluar rumah untuk bermain. Aqila hanya memandangi hujan di balik jendela kamar. Ia berdiri di atas kursi dan menikmati hujan dengan bernyanyi “tik-tik bunyi hujan’’. Aku melihat ada sesuatu yang membuatnya kecewa karena tak ada yang bisa dilakukannya di luar sana, lalu diapun menghibur dirinya dengan bernyanyi. Setelah ku dekati dia terjadilah sebuah percakapan diantara kami.

“ hujan ya kak, dingin enggak?”
“enggak bu..kan aku nggak basah”
“ kok di deket jendela gini kakak lihat apa?”
“ ya aku mau lihat hujan, hujannya deres ya bu, aku jadi nggak bisa main disana” ujarnya sambil menunjuk ke arah pohon sawo tempat biasanya ia bermain.
“ya kan nggak tiap hari hujannya, ya nggak apa-apa to? Nanti juga hujannya reda” kataku menghiburnya.
“iya bu, nanti kalau hujannya reda aku mau cuci mainanku yang kehujanan disana, itu dah kena tanah.”
“ wah kakak lupa ya nggak beresin mainannya tadi, sampe kehujanan gitu?”
Kulihat dia hanya tertawa kecil sambil menutup mulut mungilnya dengan tangan kanannya. Tiba-tiba pandangannya beralih kepada sebuah tralis jendela yang tak lagi biru seperti warna awalnya.
“ibu, kenapa jendelanya warna birunya banyak yang hilang? Apa jendela kita mau ganti jadi warna cokelat?” tanyanya tiba-tiba.
“oh bukan begitu nak, cat jendelanya memang semula biru. Tapi lama-kelamaan catnya
mengelupas dan munculah karat yang berwarna cokelat ini. Jadi bukan mau ganti warna cokelat. Warna cokelat itu dikarenakan besi jendelanya setiap hari kena angin atau jika kita membersihkan jendela pakai air maka jendela kita juga kena angin dan air. Apalagi kalau hujan begini, kan sesekali juga kecipratan air hujan.”

“ Namanya apa bu?” ia kembali bertanya.
“ Namanya karatan” jawabku singkat.
“ ooh….apa kita bisa cat lagi, biar karatnya hilang?”
“ ya bisa dicat lagi, tapi bukan berarti karatnya hilang melainkan karatnya hanya tertutup oleh cat jadi karatnya nggak kelihatan.”

Dari percakapan sederhana ini rasanya aku menjadi geregetan untuk menunjukan padanya proses terjadinya karat karena tak mungkin aku menjelaskan padanya tentang proses oksidasi pada besi atau karat yang Bahasa ilmiahnya sering disebut dengan besi oksida. Lalu aku ajak saja dia bermain dengan bahan cuka dan sabut cuci piring.

 MEMPERAGAKAN REAKSI KIMIA TENTANG KARAT
Bahan-bahan :
1.    Gelas platik berukuran 300 ml
2.    Sabut ppencuci dari aluminium
3.    15 ml air cuka





Langkah-langkah :
1.    Masukkan sabut pencuci ke dalam gelas
2.    Tuangkan cuka diatasnya
3.    Amati warna sabut itu selama kuranglebih 2 jam, perhatikan apa yang terjadi.

Hasil :
Sabut aluminium yang tadinya berwarna keperak-perakan di awal percobaan, setelah waktu berjalan bagian dari sabut tadi berubah menjadi cokelat kemerah-merahan.

Mengapa terjadi?

Karena cuka menghilangkan lapisan pelindung sabut aluminium. Sehingga aluminium pada sabut berkarat. Karat merupakan reaksi kimia yang merupakkan gabungan suatu bahan dengan oksigen. Campuran oksigen dengan bahan lain disebut dengan oksidasi. Seperti penyatuan oksigen dengan besi membentuk bahan kimia cokelat kemerah-merahan yang disebut dengan oksida besi alias karat.
Demikian percobaan hari ini ditengah hujan Bersama kakak Aqila.




MEMPERAGAKAN REAKSI KIMIA TENTANG KARAT

0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget