Kamis, 15 November 2018


MENGEMBANGKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI FAMILY PROJECT
BELAJAR SAINS  BERSAMA ALAM
“MENUNJUKKAN BAHWA PENGKARATAN MERUPAKAN CAMPURAN OKSIGEN DAN BAHAN LAIN (OKSIDASI)”


Dari pengalaman yang lalu saat Aqila berada di usia antara 0-1 tahun, ia mencoba meraih semua benda yang ada di sekitarnya. Tampak darinya upaya untuk mengetahui nama benda dan membolak-balikan benda itu tanda ia sedang mengamati dan menguji benda yang ada di tangannya. Tak jarang ia akan mengujinya dengan memasukkan benda itu ke dalam mulutnya. Saat usianya sudah 2 tahun, ia mulai mengklasifikasikan berbagai benda. Dari warna dan bentuknya. Di usia inipun ia mulai dapat berbicara, lalu mulai membandingkan berbagai ukuran benda. Selanjutnya ia memiliki daya nalar dan imajinasi , bahkan telah mampu menceritakan tentang mimpinya ketika tidur. artinya dia telah menyadari adanya mimpi dalam tidur.

 BELAJAR SAINS  BERSAMA ALAM 

Di usia tiga tahunnya, Aqila mulai mengamati semua gejala alam yang dilihatnya, seperti angin, awan, mendung dan hujan serta pelangi. Semakin hari keingintahuannya semakin besar dan pertanyaan yang diajukannya meluncur tiada henti. Maka dari sinilah aku mulai menyiapkan diri untuk menyediakan kesempatan baginya untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Karena dengan seperti ini, aku berharap Aqila akan mampu menunjukkan dan “berbagi” tentang kelebihan yang dimilikinya. Karena dengan membangun kelebihannya inilah akan memotivasi Aqila untuk menjadi seorang “spesialis” di usia yang masih dini. Selain itu ia akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan berbeda dari anak-anak lain yang berada di sekolah usia dini. Dengan pengalaman positif ini, ia akan mampu mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya. Seperti halnya ada orangtua dari salah satu temannya mengatakan bahwa kalau makan nggak boleh sambil tiduran nanti berubah jadi ular. Sontak saja Aqila menolaknya, karena Aqila tahu bahwa kita adalah manusia bukan ular. Jadi tidak bisa manusia berubah jadi ular. Karena manusia itu beranak dan bukan bertelur, padahal ular itu bertelur. Nah, bukankah hal ini sangat menyesatkan apa yang disampaikan orangtua tadi? Dan jika anak tidak memiliki pemahaman yang benar, maka dia akan percaya begitu saja apa yang dikatakan orangtua tadi. Padahal urusan makan kaitannya dengan adab makan, maka seharusnya yang disampaikan adalah adabnya yang benar bukan ditakuti dengan hal aneh yang tidak masuk akal.

Inilah tantangan bagi orangtua untuk tetap memberi kesempatan anak belajar dengan fitrahnya dan orangtua menjadi fasilitator yang baik bagi mereka agar anak-anak kita memiliki pemahaman yang benar. Masih tentang besi berkarat kemarin itu, Aqila masih saja bertanya bagaimana udara/angin dapat mempengaruhi perubahan warna pada benda-benda yang terbuat dari besi. Meskipun sebenarnya aku juga hampir kehabisan akal untuk menyampaikan tentang proses oksidasi ini, akhirnya kusampaiakn juga kata “oksidasi” namun kuperlihatkan padanya beberapa fenomena akibat oksidasi. aku bahkan ragu bagaiamana ia nanti mengartikan kata oksidasi, karena dengan istilah gas oksigen itu sendiri dia belum begitu akrab. Akhirnya untuk membedakan oksigen dan karbondioksida aku mengajaknya bermain menghirup dan menghembuskan udara melalui proses pernafasan manusia. Yah… ini adalah sebuah upaya untuk memberikannya jawaban yang sebenarnya bukan jawaban asal yang mengandung mitos karena pada akhirnya ketika ia besar nanti, ia akan mengkonstruk pengetahuan dan pengalaman belajarnya menjadi sebuah pemahaman yang kompleks. Akhirnya kamipun menyepakati untuk bereksperimen dengan sabut aluminium lagi.

Bahan-bahan :
1.    Pensil
2.    Botol berukuran 1 liter
3.    Gelas plastic berukuran 300 ml
4.    Sabut pencuci dari aluminium
5.    Air cuka
6.    1 buah balon

Langkah-langkah :
1.    Letakkan sabaut pencuci ke dalam gelas
Tuangkan air cuka diatas sabut
2.    Tarik sabut menjadi untaian
3.    menggunakan pensil untuk mendorong sabut masuk ke dalam botol
4.    Lekatkan balon di mulut botol
5.    Amati balon selama 4 jam

Hasil :
Balon pelan-pelan akan terbalik ketika masuk ke dalam botol dan balon akan menggelembung di dalam botol.





Mengapa demikian?
Karena pada awalnya botol terisi udara yang terdiri atas oksigen dan gas-gas lain. tekanan molekul gas di udara baik di dalam maupun di luar botol pada balon sama. Tetapi ketika sabut pencuci berkarat, oksigen dalam botol bergabung dengan besi sabut pencuci. Oleh karena itu, reaksi kimia yang disebut oksidasi terjadi. Sebagai hasil dari reaksi ini hanya sedikit molekul gas di udara di dalam botol yang mendorong balon. Tekanan yang lebih besar dari molekul-molekul gas di luar balon akan mendorong balon masuk ke dalam botol.
Pengalaman hari ini membuat Aqila memiliki kesimpulan bahwa karat tetap tidak bisa dihindari dari semua benda yang terbuat dari logam. Karena udara dan air ada dimana-mana. kami harus mengecat ulang tralis jendela supaya tidak tampak karatnya, Karena karat itu berbahaya. Meskipun percobaan yang dilakukan hasiilnya kurang sempurna karena balon tak dapat menggelembung di dalam botol, melainkan hanya tertarik masuuk kedalam botol. Dan yang menyebabkan hal ini terjadi adalah karena leher botol terlalu kecil dan Panjang sehingga tak ada ruang bagi balon untuk menggelembung.

Baca Juga


0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget