KREATIVITAS ANAK BERAWAL DARI ‘KERANG-KERANG’ PERISTIWA YANG BERSERAK DI KESEHARIANNYA
Membersamai Aqila dengan berbagai ragam aktivitasnya berarti menciptakan kondisi untuk sebuah percikan intelegencynya. Melalui bermainnya, tidurnya, emosinya bahkan pikirannya yang dituangkan dalam kata-kata sederhana. Membersamainya seolah seperti sedang melepaskan diri dari pekerjaan yang menyibukkan. Karena pada saat berkomunikasi dengannya bisa menyegarkan kembali pikiran yang Lelah, melenturkan otot-otot yang tegang sehingga membuatku menjadi lebih reseptif. Mengapa bisa demikian? Tentu saja karena aku begitu menikmati kebersamaan ini dan waktu yang tersedia bersamanya benar-benar harus menjadi kesempatan emasku untuk dapat mengikuti dan mengamati perkembangannya.
Kreativitas Anak Berawal Dari ‘Kerang-Kerang’ Peristiwa Yang Berserak Di Kesehariannya
Akhir pekan kali ini, hujan rintik-rintik telah menyejukkan suasana rumah kami sejak dini hari. Rencana untuk marathon bersama Aqila pun akhirnya dibatalkan, diganti dengan canda tawa kami bertiga yang tercipta dari dalam kamar. Seperti biasa, Aqila menanyakan aktivitasku hari ini dan memastikan bahwa aku benar-benar libur. Dan kupastikan kepadanya bahwa hari ini adalah hari untuk menemaninya bermain sepuasnya. Rintik hujanpun perlahan mulai berhenti, langit tampak cerah kembali tepat setelah kami bertiga selesai menyantap nasi goreng menu sarapan pagi ini. Sebenarnya tak ada rencana khusus hari ini apalagi tema projectpun tak kurencanakan samasekali. Hanya iseng-iseng saja ingin mengajak Aqila keliling kampung dengan menaiki sepeda motor. Dia mengusulkan mengajak saudara sepupunya untuk menjadi temannya. Okelah, tak masalah bagiku. Tak butuh waktu lama untuk bersiap dan meluncurlah kami perlahan-lahan menyusuri tiap sudut kampung dengan sesekali berhenti pada sebuah pemandangan kebun yang sangat menyegarkan.
Tibalah kami pada sebuah pekarangan rumah milik ibu-ibu paruh baya. Dalam pekarangan itu Aqila tertarik pada suatu tanaman yang sedang asyik dipetik daunnya oleh pemiliknya. Kulihat Aqila menghampiri tanaman itu dan mengamatinya dari jarak yang sangat dekat, sesekali kulihat dia tampak berbincang dengan pemilik tanaman itu. Akupun turut mendekatinya.
“ibu..kenapa daun pohon ini dipetikin si bu?” tanyanya dengan menunjuk pohon yang rimbun daunnya itu.
“ ya dimanfaatkan daunnya untuk dibuat cincau sayang…tanaman itu Namanya tanaman cincau” jawabku datar.
“apa yang dulu kita pernah beli es cincau di pinggir lapangan itu bu?” ia mencoba memastikan.
“ betul nak, cincau yang dijual sama pakde jenggot itu terbuat dari daun ini.”
“ berarti bude Tini sekarang juga mau buat cincau bu?”
“ iya sayang…mungkin untuk mau dibuat es cincau atau untuk obat, karena cincau ini banyak manfaatnya untuk kesehatan loh.”
“ kalau udah jadi aku boleh minta nggak bu?”
“ wah ya jangan minta bude dong….kasian budenya”
Kulihat bude Tini tertawa lepas mendengar percakapan kami, dan beliau menawarkan daun cincaunya kepada kami.
“ bu…apa kita bisa bikin cincau sendiri?” tanya nya lagi yang sedikit mengganggu percakapanku dengan bude Tini.
“ iya bisa nak…nanti kamu juga bisa buat sendiri untuk mainan di rumah dengan mbk Ela” jawabku.
Tampaknya Aqila merasa sangat senang sekali, tanpa bertanya-tanya lagi, dia langsung kompakan dengan saudara sepupunya itu untuk turut gesit memetic daun cincau.
Sesampainya di rumah,
“ apa yang mau kakak buat dengan daun cincau ini?” tanyaku memancingnya.
“ aku mau diajarin ibu cara buat cincaunya.”
“trus??”
“trus ya aku mau buatin ayah es cincau pura-pura”
“oke…mudah kok, tapi kakak tau kan kalau es cincau yang biasa ibu beli itu ada larutan gula merah dan santannya? Nanti kalau cincaumu udah jadi apa yang yang mau dibuat untuk campurannya?”
Tampak wajahnya menunjukkan bahwa dia sedang berpikir, karena tak juga menemukan jawaban dia memutuskan berdiskusi dengan saudara sepupunya. Akhirnya mereka mendapat keputusan, bahwa kata Mbk Ela untuk merah-merahnya bisa gunakan daun bayam merah yang ada di kebun. Namun Aqila masih terus berpikir apa yang bisa digunakan untuk warna putih santannya. Bahkan ku lihat dia mencoba mengusulkan pasir, namun karena pasir tidak dapat larut dalam air maka harus menggunakan bahan lain. ku tunggu saja dia dengan aktivitas berpikirnya. Tak lama kemudian dia berlari ke dapur dan kembali lagi dengan membawa sebungkus tepung terigu. Rupanya dia telah menemukan jawaban dari hasil berpikir kerasnya. Apalagi ditambah dengan dua jempol yang kutujukan kepadanya tanda bahwa bahan itu dapat digunakan.
Proses membuat cincau pun selesai, saatnya menunggu beberapa saat sambil menyiapkan bahan-bahan campurannya. Mereka berdua yang asyik mencari bahan dan menyiapkan segala peralatannya. Setelah semuanya selesai, jadilah es cincau versi Aqila yang telah tersaji dalam gelas. Saat proses ini berlangsung, dialog diantara mereka terjalin dengan apiknya, tanda mereka saling bekerjasama. Sesekali terjadi perdebatan atau rebutan perlatan. Yah…biasalah hal ini terjadi pada anak-anak. Es cincau pura-pura ini menjadi awal munculnya kreativitas baru dalam diri Aqila. Dia mengambil sepeda dan menaruh beberapa wadah bahan-bahan pendukung es cincau ke dalam keranjang sepeda, lalu Aqila berkeliling halaman rumah dan berperan menjadi pedagang es cincau. Mereka berdua memainkan peran sebagai penjual dan pembeli. Aqila meracik es cincau dengan sangat hati-hati untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya. Sederhana namun unik dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi Aqila.
Pengalaman ini sangat menarik bagiku dan akan kuabadikan dalam tulisanku. Tahukah anda bahwa kreativitas sering diartikan orang dengan daya cipta sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru. Namun sejatinya, kreativitas tak hanya mencakup tentang itu saja melainkan banyak dari tinjauan yang lain. kita dapat tinjau dari sisi produk, proses, pribadi, dan pendorong. Nah lho…banyak ya? iya banyak dan untuk pembahasan spesifiknya akan saya sampaikan pada artikel berikutnya. Jadi jangan cepat-cepat mengklaim anak-anak kita nggak kreativ hanya karena dia belum mampu menciptakan sesuatu. Kita bisa mengapresiasi anak-anak kita dengan kreativitasnya dalam aspek-aspek yang lain. dan hal ini nggak jauh-jauh kok dari dunia anak kita, yaitu di aktivitas keseharianya. Jika kita sabar membersamai dan mengamati mereka, justru anak-anak kita jauh lebih kreativ dari orang dewasa, yang penting jangan dibatasi ruang pikir dan geraknya selama apa yang mereka lakukan tidak membahayakan fisik dan psikologinya, berikanlah keleluasaan kepadanya.
Gagasan dan hasil karya kreatif tidak dapat muncul begitu saja. Untuk menciptakan sesuatu yang bernilai semuanya butuh persiapan. Bahkan bentuk kreativitaspun dapat kita rancang untuk diri kita sendiri. Karena hakikatnya kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-usur yang ada. Jadi semua komponen ini telah ada sebelumnya atau sebuah pengalaman yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya. Seseorang dapat memanfaatkan dan menggunakan pengalaman serta pengetahunnya itu untuk menerapkan aktivitas yang kreativ.
Pada anak usia dini, mereka memiliki kreativitas alamiah yang ciri-cirinya dapat anda amati dalam diri anak diantaranya adalah anak senang bertanya, eksploratif, memiliki rasa ingin tahuu yang besar, imajinatif, percaya diri, terbuka, ingin mencoba segala sesuatu yang baru, suka bereksperimen, dan senang main sendiri. Nah, inilah kreativitas alamiah pada diri anak. Jika hal-hal itu telah ada pada diri anak-anak kita bersyukurlah dan jangan sampai fitrah anak ini menjadi berkurang atau bahkan hilang samasekali karena ulah kita sebagai orangtuanya atau orang dewasa yang ada di sekitarnya. Mengapa demikian? Tentu saja, karena prilaku orangtua yang cenderung memaksakan kehendaknya, hanya memberikan satu pilihan solusi, atau karena kita tidak meberikan keleluasaan pada anak untuk melakukan dan mencoba banyak hal. Semua itu akan memangkas fitrah kreativitas alami pada diri anak.
Barangkali apa yang dilakukan oleh Aqila itu telah banyak dilakukan oleh anak-anak lain, namun apakah para orangtua telah memberikan apresiasinya atau memandang hal itu adalah biasa saja? Sungguh tidak demikian ya bunda… hal-hal kecil dalam permainan mereka adalah istimewa, maka apresiasilah, berikan pujian dan berikan kesempatan pada mereka untuk merasakan kebanggaan atas apa yang telah mereka lakukan. Dari permainan Aqila ini, apa saja ciri prilaku kreativnya? Diantara cirinya adalah sebagai berikut :
1. Dia senang menjajaki lingkungannya, mengamati, memegang segala sesuatu dan rasa ingin tahunya besar. Hal ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang dia ajukan.
2. Selalu ingin mendapatkan sesuatu yang baru, rasa penasaran bagaimana hanya dari sebuah daun dapat berubah menjadi sebuah benda yang lunak seperti agar-agar.
3. Spontan dalam menyatakan pikiran perasaannya yang dilakukannya tanpa ada halangan.
4. Tidak merasa bosan walau hanya dengan satu benda dan satu tema permainan namun dapat memunculkan hal-hal baru dan ada saja yang ingin dilakukannya. Di awal hanya penasaran bagaiman cara membuat cincau dari daun, lalu sampai pada bermain peran sebagai penjual yang meracik dan bahkan menawarkan barang dagangannya dengan sedikit bereklame menirukan tukang es cincau yang sesungguhnya.
5. Mempunyai rasa takjub. Hal ini terlihat dari takjubnya Aqila melihat perubahan tekstur pada air daun cincau.
6. Anak dapat berpikir dari segala arah, apabila ia menemukan kesulitan ia mampu melihat hubungan-hubungan yang tidak biasa antara ide dan gagasan yang telah ditemukan. Sama seperti saat Aqila berpikir bagaimana membuat sebuah larutan berwarna putih yang dianalogikan sebagai air santan. Diapun menemukan jawabannya pada benda bernama tepung terigu.
7. Anak tidak mudah menyerah dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Itulah beberapa hal yang dapat menjadi alasan bahwa kita perlu mengapresiasi apa yang telah anak lakukan. Ternyata banyak ciri kreativitas anak hanya dari serpihan-serpihan permainannya sehari-hari. Maka, mari kita kembangkan kreativitas yang sudah ada pada diri anak-anak kita. mengapa harus kita kembangkan sedini mungkin? Karena hal ini memiliki beberapa alasan penting yang perlu kita perhatikan yaitu, kreativitas dapat mendorong sesorang bekerja keras penuh semangat, dapat mmemberikan kepuasan batin, mendorong seseorang dapat keluar dari kesulitan dan menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah. Menjadikan sebuah tekad kuat untuk mencapai target-target dalam hidup atau cita-citanya, serta dengan kreativitas dapat memotivasi perbaikan kualitas dan kuantitas hidup.
Kreativitas Anak Berawal Dari ‘Kerang-Kerang’ Peristiwa Yang Berserak Di Kesehariannya
0 komentar:
Posting Komentar