KREATIF TANPA BATAS
Pada dasarnya anak-anak yang berada pada usia dini memiliki kreativitas alamiah jika perkembagannya sehat dan normal. Apabila mereka tidak menunjukkan ciri-ciri kreativitas pada perkembangan usianya, maka sebagai orangtua kita perlu intropeksi pada diri sendiri apakah ada yang tidak wajar pada perkembangan anak. Kreativitas pada anak tidak boleh kita batasi dengan persepsi kita atau dengan standar-standar orangtua bahwa tingkat kreativitas anak harus mampu memiliki daya cipta. Kerena pada dasarnya kreativitas mencakup beberapa hal yang ditinjau dari sisi produk, proses, pribadi dan pendorongnya. KREATIF TANPA BATAS
Baca Juga ya
Mari kita lihat kreativitas anak yang ditinjau dari produk. Arti produk disini adalah berupa hasil karya berupa produk-produk. Apakah produknya harus baru? Tentu saja tidak. Produk atau hasil karya yang diciptakan dapat berupa gabungan dari beberapa hal yang sudah ada sebelumnya. Baik pengalaman, pengetahuan dan informasi yang dimiliki untuk menciptakan produk baru. Artinya ada sentuhan modifikasi dalam menciptakan produknya, tidak mutlak benar-benar sama dengan produk yang telah ada sebelumnya. Nah, sehingga kreativitas yang ditinjau dari sisi produk ini merupakan kemampuan anak untuk mencipta atau menghasilkan produk-produk baru. KREATIF TANPA BATAS
Kreativitas dilihat dari sisi pendorong. Pendorong bagi anak untuk dapat melakukan sesuatu. Baik pendorong dari sisi internal dan eksternalnya. Ada pendorong yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri. Seperti gagasan yang muncul dari dirinya, keingingan dan hasrat yang dimiliki dll. Inilah factor internal. Sedangkan factor eksternal atau factor yang muncul dari luar diri anak seperti, pengalaman yang yang pernah dialami anak, sikap oranglain yang menghargai apa yang dilakukan anak, adanaya sarana yang memadai untuk anak melakukan kreativitasnya dll. Apabila orangtua menyadari dan memahami potensi yang dimiliki anak dan peduli dengan perkembangannya, maka orangtua akan berupaya memebrikan fasilitas sarana dan prasarana dalam rangka mendukung perkembangan kreativitas yang dimiliki anak.
Selanjutnya adalah kretivitas yang ditinjau dari sisi proses. Aktivitas setiap anak dapat kita lihat sebagai kreativitas manakala mereka menyibukkan dirinya dalam kegiatan yang berdaya guna. Mereka bermain dengan ide-ide yang muncul dari dalam dirinya dan melakukannya dengan senang hati tanpa berpatookan pada hasil dari sebuah proses tersebut. Lihatlah keasyikan anak-anak kita ketika bermain dan terlibat dalam sebuah kegiatan yang penuh tantangan. Kita sebagai orangtua tak perlu menekankan pada hasil akhir yang akan dicapai oleh anak-anak itu, melainkan pada prosesnya. Apakah mereka menikmati permainannya, apakah mereka bahagia, apakah dalam proses itu anak menjadi bertambah rasa ingintahunya, sehingga memiliki keinginan untuk mencoba lebih banyak lagi hal-hal baru. Ketika dalam proses itu anak-anak dapat menunjukkan sikap berani bereksperimen, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, tidak takut gagal dan lain-lain, maka sesungguhnya anak telah memiliki daya kreativitas yang kelak ia akan tumbuh menjadi seseorang yang kreativ serta memiliki terobosan-terobosan baru yang akan dilakukannya. KREATIF TANPA BATAS
Baca Juga ya
Kreativitas ditinjau dari segi pribadi. Dalam hal ini orangtua perlu memiliki keyakinan bahwa setiap anak memiliki potensi kreativ, hanya saja bidang yang mereka kuasai itu berbeda-beda. Ciri sifat kreativ disini lebih mengarah pada perilaku afektif, kognitif dan psikomotor. Tingkat perbedaan kreativitas pada setiap anak harus kita pandang sebagai keunikan yang beragam dan sangat perlu kita hargai kemampuannya. Jadi kita tidak perlu menuntut anak untuk menjadi sama seperti anak yang lain. alangkah baiknya jika sebagai orangtua justru menekankan pada sisi kreativitas anak yang paling menonjol. Hal ini akan membuat anak semakin termotivasi untuk melakukan yang terbaik.
Nah, itulah beberapa bentuk kreativitas yang ditinjau dari berbagai sisi. Kalau dilihat dari peran otak yang cenderung memengaruhi perkembangan kreativitas anak, maka belahan otak kanan lah yang paling berperan. Belahan otak kanan lebih intuitif dan imajinatif. Ia mengontrol kegiatan tubuh bagian kiri. Otak kanan perlu mendapat perhatian khusus dan jangan diabaikan. Banyak orangtua yang menginginkan anak-anaknya segera cepat membaca, berhitung, menghafal dll, namun mereka kurang memperhatikan sisi kemapuan anak mengendalikan emosinya, keberaniannya, daya imajinasinya,kepekaan empatinya dan kemampuannya bersosialisasi kurang mendapat perhatian dari orangtua bahkan sekolah. Ketidakseimbangan perkembangan otak kanan dan kiri akan mengakibatkan anak sangat mudah sekali bosan, termasuk bosan sekolah. Karena system Pendidikan yang yang tidak memperhatikan penggunaan fasilitas yang merangsang visualisasi, imajinasi dan kreasi anak.
Kreativitas alamiah yang ada dalam diri anak harus mendapat bimbingan dan arahan secara benar supaya dapat berkembang secara optimal. Apalagi anak usia dibawah lima tahun atau pra sekolah adalah masa yang paling tepat untuk mengembangkan kreativitas anak. Iia memiliki daya nalar dan daya kritis yang baik karena berada pada fase ingin mengenal diri dan lingkungannya. Ia juga memiliki rasa ingin tahu dengan berusaha mencoba banyak hal. Inilah masa perkembagan kreativitas yang disertai dengan perkembangan intelektual yang lain. maka pada usia ini anak perlu sekali mendapatkan perhatian dan bimbingan supaya keseimbangan fungsi otaknya terjaga.
Nah, para bunda sekalian mari amati dan perhatikan setiap aktivitas anak-anak kita. kemanakah arah kecenderungan belajarnya dalam mengeksplorasi diri dan lingkungannya. Kecerdasan apa yang paling menonjol dalam diri anak kita dan jenis kreativitas yang mana yang dimilikinya. Informasi yang kita dapatkan dari hasil pengamatan kita akan memudahkan kita memberikan pengarahan dan pendampinga serta memenuhi kebutuhan belajarnya termasuk sarana dan prasarananya. Berika keleluasaan pada anak-anak untuk mengembangkan kreativitas dirinya dengan mencoba hal-hal baru yang membuat mereka penasaran dan ingin tahu. Janganlah kita menjadi orangtua yang justru akan menjadi actor penghambat perkembangan kreativitas anak. Terkadang sikap-sikap orangtualah yang menjadikan anak tidak berkembang daya kreativitasnya. Sikap-sikap yang seperti apa yang perlu dihindari agar tidak menjadi pemicu terhambatnya kreativitas anak? Sikap-sikap itu antara lain, selalu khawatir dan takut sehingga akan selalu membatasi aktivitas anak, terlalu protektif dan mengawasi berlebihan atas apa yang sedang dilakukan anak, terlalu memberikan penekanan yang berlebihan pada bentuk nilai displin yang dipaksakan seperti kebersihan dan kerapihan, memberikan cara pandang mutlak orangtua tanpa memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba yang lain dan tidak memberi kesempatan anak untuk mengutarakan gagasan dan idenya. Hindari mengomel dan mengkritik anak dan segala hal yang dilakukannya, jarang memberikan apresiasi kepada anak walau hanya sekedar pujian.
Semoga kita dapat menjadi orangtua yang senantiasa mengasah ketajaman mata hati dengan senantiasa memperhatikan fitrah-fitrah anak. Menjadi orangtua pendidik yang dapat memupuk dan mengembangkan kreativitas anak dengan kasih sayang dan memahami kebutuhan anak.
KREATIF TANPA BATAS
0 komentar:
Posting Komentar