Rabu, 13 Mei 2020

Jurnal 2 Tahap Kupu-Kupu
"Asessment Diri"


Pada pekan tahap kupu-kupu muda kali ini, semua mendapat tugas untuk menggali dan menjajagi kebutuhan belajar diri sendiri. Saya yang dari awal sudah memiliki mind map tentang kepenulisan, memiliki tujuan untuk menjadi penulis profesional dan karyanya bisa terbit di penerbit mayor. 

Sehingga ketika ada kesempatan mentoring di tahap ini, saya mencari mentor untuk dapat membimbing dan mengarahkan saya supaya karya-karya saya tembus ke penerbit mayor. Menulis bukanlah sesuatu hal yang baru bagi saya. Saya ingin mendalami dunia ini untuk mengepakkan sayap lebih tinggi dan berkembang. 

Lalu apa tujuan utama saya? Saya tidak hanya sekedar bisa menulis. Tapi hobi menulis ini bisa menjadi produktivitas yang manfaatnya dapat dirasakan secara lebih luas lagi serta bisa menjadi penghasilan tambahan bagi saya. Selama ini saya sudah menulis beberapa buku solo dan antologi. Namun, hanya saya terbitkan sendiri melalui penerbit indie dan self publishing. Saya ingin naskah buku saya tembus ke penerbit mayor. Sehigga saya butuh guru atau mentor untuk membimbing saya dan menunjukkan arah. Saya butuh tips, trik , kiat dan feed back dari mentor terkait naskah saya.

Selama dua bulan ini, saya akan fokus untuk mendalami ilmu ini bersama mentor saya, Mb Kunthi. Meskipun setiap harinya saya selalu menulis, namun saya kurang mendapatkan feed back, koreksi dan masukan dari orang yang kapasitasnya di atas saya.

Sejauh ini, kemampuan menulis yang saya miliki, saya dapatkan secara otodidak karena hobi saja. Seiring berjalannya waktu, saya mengikuti beberapa kelas menulis on-line, seminar dan membaca beberapa artikel dan buku tentang kepenulisan. Namun, saya merasa hal ini sangat kurang. Sehingga saya memutuskan untuk mencari mentor tentang kepenulisan yang telah sukses menerbitkan karyanya di penerbit mayor.

Pertama  kali saya belajar menulis buku dari seminar kepenulisan buku yang diadakan oleh media guru Indonesia dan beberapa kelas on-line antologi. Kenapa sih, saya mau mendalami ilmu ini? Yang jelas, saya butuh. Karena saya berbinar dengan menulis. Saya ingin bermanfaat untuk orang lain dengan menulis buku. Dan tentunya harapan saya adalah karya saya dapat diterima dengan skala yang lebih luas. Maka, saya harus dapat menerbitkan buku saya di penerbit mayor.

Saat ini, saya sudah memiliki dua naskah buku. Yang pertama sudah saya coba  kirimkan ke salah satu penerbit mayor dengan genre yang senada. Dan naskah satunya masih daĺam proses self editing. 

Dalam menulis, saya memiliki kelemahan dalam self editing. Kurang teliti dan kurang wawasan dalam tata tulis yang benar. Miskin diksi dan alur yang menarik. Cenderung mengikuti apa yang ada dalam pikiran dan hati tanpa memperhatikan nilai estetika dan daya tarik untuk minat baca oranglain.

#Jurnal2
#KelasKupu-kupu
#BundaCekatan
#IIP


Rabu, 06 Mei 2020

Jurnal 1 Tahap Kupu-Kupu
"PROSPERA"


Drrrrt … drrrt …. Getar ponsel pintarku mengagetkanku saat melamun di atas meja belajar menghadap laptop dengan layu. Biasanya hanya pesan Whatsapp yang riuh di grup alumni. Enggan rasanya menyentuh benda gepeng ini. Tapi, entah energi darimana yang dapat mengusik hatiku untuk membukanya dan mengakui bahwa aku sedang terdistraksi saat melakukan satu aktivitas 😄. Nah, rupanya dari leader Kahima Lampung yang membawa berita gembira. Yesss….!!

Beliau memberikan  informasi bahwa aku mendapat kesempatan untuk bisa ngobrol bareng Bu Septi dan Pak Dodik via Zoom. Karena aku telah berhasil melewati semua tantangan selama 30 hari berturut-turut. Wah… rasanya dada ini megap-megap. Tak tahu karena saking bahagianya atau karena aku gugup mau ngomong apa dengan pasangan paling keren yang banyak menginspirasi orang ini. Itulah momen yang tak terlupakan di IIP. 

Pada tahap berikutnya aku masuk ke tahap kupu-kupu. Ya, cerita pertama yang disampaikan oleh Bu Septi lumayan membuatku harus maksimal menggunakan indera dan daya nalarku untuk memahami maksud beliau. Jujur, di awal menyimak video beliau, aku masih banyak meraba-raba dengan setiap kalimat yang beliau ucapkan. " kira-kira ini, mau dibawa kemana arahnya …." Yah, itulah sesuatu yang ada di benakku.

Perlahan sekali aku mengunyah-ngunyah materi yang di berikan Bu septi ini. Dan pada akhirnya, aku pun memahami bahwa, manakala sebuah proses metamorfosis sudah berada pada tahap akhir, maka tentunya kita juga akan mendapati makhluk hidup baru dengan segala sifat dan cara bertindaknya yang berbeda dari sebelumnya. Dalam hal ini, adalah kupu-kupu. Akupun sangat menyukai hewan ini karena sayap-sayapnya yang indah. 

Rupanya, di tahap kupu-kupu ini. Aku merasa Bu Septi hendak menyampaikan pesan yang mendalam. Bahwa kupu-kupu bukalah seekor ulat lagi. Ia memiliki perubahan yang sangat drastis. Bahkan kupu-kupu memiliki laku kehidupan yang berbeda dari ulat. Kupu-kupu itu menjadi serangga  yang bermanfaat bagi kehidupan makhluk lain, diantaranya adalah membantu penyerbukan pada tumbuhan melalui lakunya yang selalu menghisap nektar pada bunga-bunga.

Aku rasa, inilah pesan utama yang menjadi wajib dipahami secara utuh. Saat ini, kelas kupu-kupu telah dipenuhi dengan kupu-kupu baru yang sangat cantik. Dan hal pertama yang harus dilakukan para kupu-kupu ini adalah mencari nektar di bunga-bunga sebagai makanan utama bagi sang kupu-kupu. Kupu-kupu akan berbagi kebermanfaatan diri bagi makhluk hidup lain, merupakan sebuah analogi yang tepat bagi setiap mahasiswa Bunda Cekatan ini. Maka Bu Septi kembali memberi tantangan kepada kami untuk menjadi Mentor yang melatih kapasitas diri dalam hal pengorganisasian dan kepemimpinan. Dapat memberikan atau membagikan keterampilan yang dimilikinya untuk mencerahkan dan memberi wawasan baru kepada orang lain. Menebarkan manfaat adalah laku kehidupan sang kupu-kupu.

Selain itu, kupu-kupu juga masih harus belajar dan mempersiapkan dirinya untuk terbang. Faktanya adalah, saat berada di dalam kepompong, kupu-kupu yang berkembang akan menunggu untuk menetas dengan sayap-sayap yang menyelimuti tubuhnya. Namun, saat menetas keadaan sayap kupu-kupu masih berukuran kecil, layu, serta kusut.

Kupu-kupu harus dengan segera memompa cairan tubuh kepada vena yang terdapat pada sayapnya agar sayap dapat berkembang. Ketika sayap sudah mencapai ukuran penuh, kupu-kupu harus beristirahat selama beberapa jam untuk membiarkan tubuhnya kering dan mengeras sebelum terbang untuk pertama kalinya.

Maka, mahsiswa bunda cekatan baru saja keluar dari kepompongnya, juga harus mempersiapkan dirinya untuk terbang dengan belajar keterampilan kepada sang mentor. Dalam hal ini, aku berstatus sebagai seorang mentee yang akan banyak memaksimalkan diri menggali lebih banyak ilmu dari sang mentor tentang hal-hal yang akan menjadi skala prioritasku di dalam kehidupan ini. Sehingga aku harus menengok kembali mind map kehidupanku. 

Hal terpenting yang ingin kufokuskan adalah meningkatkan kemampuan menulis. Bukan sekedar bisa menulis saja tapi mampu membuat tulisan memiliki nilai jual. Hobi yang bisa menghasilkan. Setelah beberapa kali menerbitkan buku sendiri pada penerbit self publishing, aku ingin merambah dunia yang lebih luas. Yaitu penerbit mayor. Mengingat tidak mudah sebuah naskah bisa diterima di penerbit mayor, maka aku harus memiliki ilmunya dulu sebelum nekat mengirimkan naskah. Maka, aku memutuskan untuk mencari mentor tentang kepenulisan dan penerbitan pada skala mayor. 

Alhamdulillah, Sebuah Prospera bagiku saat aku melakukan scroll mentor di grup FB Bunda Cekatan IIP. Aku menemukan seorang mentor yang tepat. Aku dipertemukan dengan Mbak Kunthi Arsitowati dari IP Yogjakarta. Dan ternyata aku adalah mentee pertamanya. Langsung deh, aku mengirimkan pesan kepadanya melalui messenger. Alhamdulillah, beliau menerimaku sebagai mentee-nya.

Dan, setelahku masih ada empat mahasiswa lain yang menyusul. Wah, bahagia banget pokoknya punya teman-teman yang memiliki tujuan dan harapan yang sama. Jadi lebih semangat belajarnya. Diantara temanku sesama mentee adalah Mbk Agie Botianovi dari IP Malang, Mbk Nani Harpanti dari IP Sidoarjo Mojokerto , Mbk Ninik Suhartini dari IP Sidoarjo Mojokerto , Zainab Dwi Ujiani dari IP Sulawesi. Inilah sebuah keberuntunganku berada di komunitas yang bisa saling menyemangati di bawah mentoring Mbk Kunthi😍😍.

Kami saling berkenalan dan menyapa. Bahkan kami juga menyamakan frekuensi di sini, supaya kita bisa benar-benar fokus mendalami ilmu dan belajar. Kemudian kami membagi waktu untuk mentoring bersama Mbk Kunthi.

#Jurnal1
#KelasKupu-kupu
#BundaCekatan
#IIP
     


Jumat, 17 April 2020

Bermain Tanah


Tak terasa hari ini sudah berada di penghujung pekan. Ya, hari sabtu. Aktivitas di rumah saja, terkadang membuat lupa hari dan tanggal😅. Hari sabtu berarti saya libur dari kegiatan daring bersama peserta didik. Kakak Aqila juga libur dari tugas sekolah. Tapi tetap belajar dengan bermain ya.

Nah, karena kami rehat sejenak dari dunia online, kami sedikit bersantai deh hari ini. Rencananya mau main peran saja dengan si kecil Adzkiya. Tapi sedari tadi kakak Aqila berada di kebun dan belum juga kembali ke rumah. Penasaran dengan apa yang dilakukannya, saya menyusulnya ke kebun sambil menggendong adik Adzkiya.

Rupanya kakak Aqila bermain tanah. Melihat kakaknya asik bermain tanah, adik Adzkiya tertarik dan ikut serta. Jadi deh mereka main tanah. Mengais tanah dengan sekop, lalu memasukkan ke dalam ember dan mencampurnya dengan air. Lalu campuran tanah dan air yang telah kenyal dicetak menjadi berbagai bentuk. Lalu dikeringkan dengan cara dijemur. Yeeei….asik...punya kue kering dari tanah😅.




#Tantangan30Hari
#HariKe26
#Buncek
#KelasKepompong
#InstituteIbuProfesional

Kamis, 16 April 2020

Bermain Bubur


Kemarin Saya melihat ada kemasan bubur instan untuk mpasi si kecil di lemari dapur. Ini adalah bubur yang dulu pernah saya berikan pada si kecil waktu usianya masih 6 bulan. Ternyata masih ada satu kotak yang belum terbuka dan masih sangat panjang masa ekspiednya. 

Bubur ini bisa saya jadikan bahan mainan buat si kecil. Meskipun hanya permainan, harapannya tetap aman buat si kecil. Karena ia masih suka memasukkan benda apapun ke mulutnya. Jadi kalaupun ia mainan bubur ini dan dimasukkan ke mulutnya, masih amanlah, Begitu pikir saya.

Dan akhirnya, fiks. Hari ini saya dan adik Adzkiya bermain bubur. Ia kuajak untuk menuang bubur sereal itu ke dalam mangkuk dan menambahkan air ke dalamnya. Lalu mengaduknya dengan sendok. Waaah...ternyata adik Adzkiya menyukainya. Dia lumat-lumat bubuk bubur itu hingga bercampur rata dengan air dan menjadi bubur. Lalu dia meletakkan sendoknya dan membuat adonan bubur semakin kalis di tangannya. Lalu, hap! Nyam….haha, akhirnya bubur itu benar-benar masuk ke mulutnya.

Yeaiy… hari ini asyik bermain bubur. Permainan yang bermanfaat buat si kecil untuk mengetahui konsep nersih dan kotor, lembut, halus dan lembek. Serta bermanfaat untuk kekuatan otot jarinya saat menekan dan  meremas adonan bubur.



#Tantangan30Hari
#HariKe25
#Buncek
#KelasKepompong
#InstituteIbuProfesional

Rabu, 15 April 2020

Jurnal Puasa Week 3

Musuh terbesar dan terberat dalam hidup ini sesungguhnya adalah diri sendiri. Bagaimana upaya kita untuk tidak takluk pada nafsu diri yang maunya enak dan menang sendiri. Agar mampu menjadikan setiap peristiwa sebuah pelajaran berharga. Bukan justru malah mencari-cari apa dan siapa yang harus disalahkan.

Melawan diri sendiri juga berlaku untuk perubahan pola dan keteraturan hidup. Ketimpangan yang terjadi dengan sangat sadar kita pasti akan mengakuinya bahwa semua itu adalah buah dari pikir dan perilaku kita.

Memiliki niat untuk berubah saja tidak cukup. Kita mesti punya energi untuk melakukan usaha sehingga kita berdaya untuk melakukannya. Energinya darimana? Dari tekad dan berani memulai untuk melawan ketidakteraturan yang kita ciptakan sendiri.

Saya menuliskan hal ini, karena di puasa pekan ke tiga ini saya merasakan betul-betul merasakan perjuangan dalam puasa yang saya lakukan. Pekan pertama dan  kedua saya cukup sukses untuk puasa di aktivitas yang berbeda, bahkan saya menemukan ritme dan solusi terbaik yang harus saya lakukan untuk bisa menaklukkan ketidakteraturan diri saya. 

Namun, di pekan ketiga saya mulai merasa goyah dan kualahan. Rupanya puasa yang saya ambil adalah aktivitas yang benar-benar menyita waktu. Karena saya tidak memiliki bekal dan keterampilan yang cukup di bidang ini. Yaitu berbenah pakaian. 

Di pekan ketiga saya berpuasa dari tumpukan pakaian. Baik yang bersih dan yang kotor. Saya memang tidak mendelegasikan tugas ini, karena saya adalah seorang full mother yang sebenarnya memiliki waktu yang cukup untuk mengerjakannya. Selain itu rasanya akan menjadi pemborosan bagi keuangan keluarga kami jika tugas ini saya delegasikan. 

Keluarga dengan dua orang anak dan kakek nenek. Kami serumah enam orang. Dan semua pakaiannya, saya yang urus. Hari pertama puasa saya sangat tidak memuaskan. Saya sudah bertekad untuk melipat baju kering yang sudah diangkat dari jemuran. Baru mendapat beberapa potong baju, saya sudah diganggu oleh si kecil. Anak ke dua saya yang berumur 1 tahun 4 bulan. Usia itu benar-benar butuh perhatian yang full. Ya, sebenarnya saya tidak mau mengatakannya mengganggu saya, karena pada dasarnya dia minta ditemani. Hari ke dua dan ketiga saya harus cukup puas meskipun pekerjaan itu selesai dengan membutuhkan beberapa kali waktu pengerjaannya. Hari keempat, tumpukan baju kotor yang hanya sempat saya putar dalam mesin cuci dan tidak sampai di tiang jemuran😅. Hari ke 5 dan ke 6 saya cukup sukses dengan usaha saya mencari ritme waktu yang tepat dan cepat. Namun hari ke ke 7 saya sakit gigi😆. Jadilah puasa saya di hari ke 7 tidak tuntas juga😄.

Nah, setelah saya merenungi dan membaca situasi di rumah, saya butuh cekatan di bidang ini. Tumpukan pakaian adalah sebuah siklus yang tak pernah usai. Penat akan menjalari tubuh jika tidak mampu memenej dengan baik pekerjaan yang satu ini, apalagi dikerjakan sendiri. Jadilah sekarang saya akan meningkatkan keterampilan saya dalam mencuci, melipat dan menyetrika pakaian. Supaya lebih cepat dan efisien sehingga saya bisa menemani anak balita saya bermain dan menstimulusnya dengan berbagai kegiatan tanpa harus terganggu dengan pekerjaan yang tertunda dan bikin hati nggak bahagia.


#PuasaWeek3
#BuncekIIP
#KelasKepompong
#InstituteIbuProfesional

Tepuk Balon


Balon menjadi salah satu benda kesukaan anak-anak, Termasuk Adik Adzkiya. Kali ini adik Adzkiya akan bermain tepuk balon. Dibantu dengan sebuah tongkat kayu kecil yang sudah ditempel dengan piring plastik.

Lalu meniup balon dengan ukuran sedang. Kemudian saya mengajak si kecil untuk menepuk balon yang telah ditiup tadi menggunakan alat pemukul dari kayu dan piring plastik. Balon yang tetbang rendah akan memudahkan si kecil menepuknya. Ketika balon sudah terbang kesana kemari adik Adzkiya mulai berlarian mengejar balon. Nah, akhirnya kami bermain seru-seruan sambil mengejar balon dan bertepuk tangan. Meskipun adik Adzkiya tidak sabar menggunakan penepuk balon. Ternyata dia lebih nyaman dan suka mengejar balon dengan tanpa alat penepuk. Dan akhirnya balon pun meletus. Dorrr!! Hihi..adik Adzkiya terkejut dan menangis. Tapi… minta ditiupkan lagi balonnya. Horeeee…

Permainan ini bermanfaat untuk kekuatan otot kaki yg digunakan berlari dan melompat. Kekuatan Otot tangan untuk menepuk balon. Koordinasi mata dan tangan serta mengenalkan konsep tinggi dan rendah.



#Tantangan30Hari
#HariKe24
#Buncek
#KelasKepompong
#InstituteIbuProfesional

Selasa, 14 April 2020

Bermain Basket




Di rumah ada banyak bola berwarna-warni. Adik Adzkiya juga sangat menyukai bola. Tak heran jika setiap hari rumah selalu dipenuhi dengan bola yang berserakan.

Banyak permainan sederhana yang dapat dilakukan bersama si kecil dengan bola. Meskipun  temanya bola, namun kita bisa berkreasi dengan cara yang berbeda. 

Nah, kali ini bermain bolanya seperti main basket ya. Hehe...meskipun sederhana, tapi dapat menstimulasi motorik dan keseimbangan si kecil. Hanya menggunakan keranjang kecil bekas yang sudah dilubangi bagian bawahnya dan di gantungkan di pintu. Permainan ini menjadi menarik. 

Saya mengajak adik Adzkiya untuk berdiri dan memasukkan bola-bolanya ke dalam keranjang kecil tersebut. Sambil berjinjit dan melompat. Bahkan sekali-kali melempraknnya ke atas dari jarak yang agak jauh dari keranjang.

Namun sayang, adik Adzkiya tidak lama mau bermain seperti ini. Dia mencobanya beberapa kali dalam waktu sepuluh menit. Setelah itu, dia memilih melempar dan mengejar bola secara bebas di dalam ruangan.



#Tantangan30Hari
#HariKe23
#Buncek
#KelasKepompong
#InstituteIbuProfesional
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

Jurnal 2 Tahap Kupu-Kupu "Asessment Diri"

Jurnal 2 Tahap Kupu-Kupu "Asessment Diri" Pada pekan tahap kupu-kupu muda kali ini, semua mendapat tugas untuk menggali d...

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget