Rabu, 15 April 2020

Jurnal Puasa Week 3

Musuh terbesar dan terberat dalam hidup ini sesungguhnya adalah diri sendiri. Bagaimana upaya kita untuk tidak takluk pada nafsu diri yang maunya enak dan menang sendiri. Agar mampu menjadikan setiap peristiwa sebuah pelajaran berharga. Bukan justru malah mencari-cari apa dan siapa yang harus disalahkan.

Melawan diri sendiri juga berlaku untuk perubahan pola dan keteraturan hidup. Ketimpangan yang terjadi dengan sangat sadar kita pasti akan mengakuinya bahwa semua itu adalah buah dari pikir dan perilaku kita.

Memiliki niat untuk berubah saja tidak cukup. Kita mesti punya energi untuk melakukan usaha sehingga kita berdaya untuk melakukannya. Energinya darimana? Dari tekad dan berani memulai untuk melawan ketidakteraturan yang kita ciptakan sendiri.

Saya menuliskan hal ini, karena di puasa pekan ke tiga ini saya merasakan betul-betul merasakan perjuangan dalam puasa yang saya lakukan. Pekan pertama dan  kedua saya cukup sukses untuk puasa di aktivitas yang berbeda, bahkan saya menemukan ritme dan solusi terbaik yang harus saya lakukan untuk bisa menaklukkan ketidakteraturan diri saya. 

Namun, di pekan ketiga saya mulai merasa goyah dan kualahan. Rupanya puasa yang saya ambil adalah aktivitas yang benar-benar menyita waktu. Karena saya tidak memiliki bekal dan keterampilan yang cukup di bidang ini. Yaitu berbenah pakaian. 

Di pekan ketiga saya berpuasa dari tumpukan pakaian. Baik yang bersih dan yang kotor. Saya memang tidak mendelegasikan tugas ini, karena saya adalah seorang full mother yang sebenarnya memiliki waktu yang cukup untuk mengerjakannya. Selain itu rasanya akan menjadi pemborosan bagi keuangan keluarga kami jika tugas ini saya delegasikan. 

Keluarga dengan dua orang anak dan kakek nenek. Kami serumah enam orang. Dan semua pakaiannya, saya yang urus. Hari pertama puasa saya sangat tidak memuaskan. Saya sudah bertekad untuk melipat baju kering yang sudah diangkat dari jemuran. Baru mendapat beberapa potong baju, saya sudah diganggu oleh si kecil. Anak ke dua saya yang berumur 1 tahun 4 bulan. Usia itu benar-benar butuh perhatian yang full. Ya, sebenarnya saya tidak mau mengatakannya mengganggu saya, karena pada dasarnya dia minta ditemani. Hari ke dua dan ketiga saya harus cukup puas meskipun pekerjaan itu selesai dengan membutuhkan beberapa kali waktu pengerjaannya. Hari keempat, tumpukan baju kotor yang hanya sempat saya putar dalam mesin cuci dan tidak sampai di tiang jemuran😅. Hari ke 5 dan ke 6 saya cukup sukses dengan usaha saya mencari ritme waktu yang tepat dan cepat. Namun hari ke ke 7 saya sakit gigi😆. Jadilah puasa saya di hari ke 7 tidak tuntas juga😄.

Nah, setelah saya merenungi dan membaca situasi di rumah, saya butuh cekatan di bidang ini. Tumpukan pakaian adalah sebuah siklus yang tak pernah usai. Penat akan menjalari tubuh jika tidak mampu memenej dengan baik pekerjaan yang satu ini, apalagi dikerjakan sendiri. Jadilah sekarang saya akan meningkatkan keterampilan saya dalam mencuci, melipat dan menyetrika pakaian. Supaya lebih cepat dan efisien sehingga saya bisa menemani anak balita saya bermain dan menstimulusnya dengan berbagai kegiatan tanpa harus terganggu dengan pekerjaan yang tertunda dan bikin hati nggak bahagia.


#PuasaWeek3
#BuncekIIP
#KelasKepompong
#InstituteIbuProfesional

0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget