Rabu, 06 Mei 2020

Jurnal 1 Tahap Kupu-Kupu
"PROSPERA"


Drrrrt … drrrt …. Getar ponsel pintarku mengagetkanku saat melamun di atas meja belajar menghadap laptop dengan layu. Biasanya hanya pesan Whatsapp yang riuh di grup alumni. Enggan rasanya menyentuh benda gepeng ini. Tapi, entah energi darimana yang dapat mengusik hatiku untuk membukanya dan mengakui bahwa aku sedang terdistraksi saat melakukan satu aktivitas ๐Ÿ˜„. Nah, rupanya dari leader Kahima Lampung yang membawa berita gembira. Yesss….!!

Beliau memberikan  informasi bahwa aku mendapat kesempatan untuk bisa ngobrol bareng Bu Septi dan Pak Dodik via Zoom. Karena aku telah berhasil melewati semua tantangan selama 30 hari berturut-turut. Wah… rasanya dada ini megap-megap. Tak tahu karena saking bahagianya atau karena aku gugup mau ngomong apa dengan pasangan paling keren yang banyak menginspirasi orang ini. Itulah momen yang tak terlupakan di IIP. 

Pada tahap berikutnya aku masuk ke tahap kupu-kupu. Ya, cerita pertama yang disampaikan oleh Bu Septi lumayan membuatku harus maksimal menggunakan indera dan daya nalarku untuk memahami maksud beliau. Jujur, di awal menyimak video beliau, aku masih banyak meraba-raba dengan setiap kalimat yang beliau ucapkan. " kira-kira ini, mau dibawa kemana arahnya …." Yah, itulah sesuatu yang ada di benakku.

Perlahan sekali aku mengunyah-ngunyah materi yang di berikan Bu septi ini. Dan pada akhirnya, aku pun memahami bahwa, manakala sebuah proses metamorfosis sudah berada pada tahap akhir, maka tentunya kita juga akan mendapati makhluk hidup baru dengan segala sifat dan cara bertindaknya yang berbeda dari sebelumnya. Dalam hal ini, adalah kupu-kupu. Akupun sangat menyukai hewan ini karena sayap-sayapnya yang indah. 

Rupanya, di tahap kupu-kupu ini. Aku merasa Bu Septi hendak menyampaikan pesan yang mendalam. Bahwa kupu-kupu bukalah seekor ulat lagi. Ia memiliki perubahan yang sangat drastis. Bahkan kupu-kupu memiliki laku kehidupan yang berbeda dari ulat. Kupu-kupu itu menjadi serangga  yang bermanfaat bagi kehidupan makhluk lain, diantaranya adalah membantu penyerbukan pada tumbuhan melalui lakunya yang selalu menghisap nektar pada bunga-bunga.

Aku rasa, inilah pesan utama yang menjadi wajib dipahami secara utuh. Saat ini, kelas kupu-kupu telah dipenuhi dengan kupu-kupu baru yang sangat cantik. Dan hal pertama yang harus dilakukan para kupu-kupu ini adalah mencari nektar di bunga-bunga sebagai makanan utama bagi sang kupu-kupu. Kupu-kupu akan berbagi kebermanfaatan diri bagi makhluk hidup lain, merupakan sebuah analogi yang tepat bagi setiap mahasiswa Bunda Cekatan ini. Maka Bu Septi kembali memberi tantangan kepada kami untuk menjadi Mentor yang melatih kapasitas diri dalam hal pengorganisasian dan kepemimpinan. Dapat memberikan atau membagikan keterampilan yang dimilikinya untuk mencerahkan dan memberi wawasan baru kepada orang lain. Menebarkan manfaat adalah laku kehidupan sang kupu-kupu.

Selain itu, kupu-kupu juga masih harus belajar dan mempersiapkan dirinya untuk terbang. Faktanya adalah, saat berada di dalam kepompong, kupu-kupu yang berkembang akan menunggu untuk menetas dengan sayap-sayap yang menyelimuti tubuhnya. Namun, saat menetas keadaan sayap kupu-kupu masih berukuran kecil, layu, serta kusut.

Kupu-kupu harus dengan segera memompa cairan tubuh kepada vena yang terdapat pada sayapnya agar sayap dapat berkembang. Ketika sayap sudah mencapai ukuran penuh, kupu-kupu harus beristirahat selama beberapa jam untuk membiarkan tubuhnya kering dan mengeras sebelum terbang untuk pertama kalinya.

Maka, mahsiswa bunda cekatan baru saja keluar dari kepompongnya, juga harus mempersiapkan dirinya untuk terbang dengan belajar keterampilan kepada sang mentor. Dalam hal ini, aku berstatus sebagai seorang mentee yang akan banyak memaksimalkan diri menggali lebih banyak ilmu dari sang mentor tentang hal-hal yang akan menjadi skala prioritasku di dalam kehidupan ini. Sehingga aku harus menengok kembali mind map kehidupanku. 

Hal terpenting yang ingin kufokuskan adalah meningkatkan kemampuan menulis. Bukan sekedar bisa menulis saja tapi mampu membuat tulisan memiliki nilai jual. Hobi yang bisa menghasilkan. Setelah beberapa kali menerbitkan buku sendiri pada penerbit self publishing, aku ingin merambah dunia yang lebih luas. Yaitu penerbit mayor. Mengingat tidak mudah sebuah naskah bisa diterima di penerbit mayor, maka aku harus memiliki ilmunya dulu sebelum nekat mengirimkan naskah. Maka, aku memutuskan untuk mencari mentor tentang kepenulisan dan penerbitan pada skala mayor. 

Alhamdulillah, Sebuah Prospera bagiku saat aku melakukan scroll mentor di grup FB Bunda Cekatan IIP. Aku menemukan seorang mentor yang tepat. Aku dipertemukan dengan Mbak Kunthi Arsitowati dari IP Yogjakarta. Dan ternyata aku adalah mentee pertamanya. Langsung deh, aku mengirimkan pesan kepadanya melalui messenger. Alhamdulillah, beliau menerimaku sebagai mentee-nya.

Dan, setelahku masih ada empat mahasiswa lain yang menyusul. Wah, bahagia banget pokoknya punya teman-teman yang memiliki tujuan dan harapan yang sama. Jadi lebih semangat belajarnya. Diantara temanku sesama mentee adalah Mbk Agie Botianovi dari IP Malang, Mbk Nani Harpanti dari IP Sidoarjo Mojokerto , Mbk Ninik Suhartini dari IP Sidoarjo Mojokerto , Zainab Dwi Ujiani dari IP Sulawesi. Inilah sebuah keberuntunganku berada di komunitas yang bisa saling menyemangati di bawah mentoring Mbk Kunthi๐Ÿ˜๐Ÿ˜.

Kami saling berkenalan dan menyapa. Bahkan kami juga menyamakan frekuensi di sini, supaya kita bisa benar-benar fokus mendalami ilmu dan belajar. Kemudian kami membagi waktu untuk mentoring bersama Mbk Kunthi.

#Jurnal1
#KelasKupu-kupu
#BundaCekatan
#IIP
     


0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget