Rabu, 17 Juli 2019

MENDONGENG KREATIF 8
"Gagak Yang Sombong"


Keterampilan sosial emosional merupakan salah satu standar perkembangan yang penting dipenuhi oleh anak usia dini. Keterampilan ini berhubungan erat dengan kontrol diri, motivasi, sikap, percaya diri, empati, sosial, kerja sama, dan berbagai keterampilan sosial emosional lainnya.


Berkaitan dengan hal ini, mendongeng baik dari segi isi maupun segi tindak lanjut kreatif sangat memungkinkan digunakan untuk membangun dan memupuk keterampilan sosial emosional anak usia dini. Karena perlu kita ketahui bersama bahwa dongeng dapat secara paripurna membentuk kesadaran sosial anak dan
lebih lanjut mampu membina emosional anak.

Sehingga saat mendongeng, selain kita menyampaikan pesan moral yang terdapat dalam sebuah cerita sebaiknya kita juga mengaitkan dengan kehidupan nyata anak. Kita perlu menghubungkan sifat, karakter atau sikap anak dengan tokoh dalam dongeng yang kita sampaikan. Dan akan lebih baik lagi jika cerita dongeng yang kita sampaikan ke anak adalah dongeng yang diangkat dari pengalaman sehari-hari anak. Sehingga sebagai orangtua kita juga mesti kreatif membuat rangkaian cerita untuk menyesuaikan alur cerita dengan suasana hati anak. Karena diharapkan dari mendongeng ini anak dapat tergugah hatinya untuk menyadari hal baik yang seharusnya ia lakukan. Sehingga ia akan menjadi anak yang memiliki rasa peduli sosial yang tinggi.

Nah, berhubung kakak Aqila masih dalam masa perkenalan dengan teman barunya di sekolah dan beberapa kejadian yang saya amati tentang dirinya, maka saya ingin sekali menyampaikan kepadanya tentang rasa menyangi antar teman dan peduli satu sama lain. Akhirnya saya terinspirasi untuk mendongeng untuknya tentang seekor gagak yang sombong. Berikut kisahnya,

Suatu kali, gagak mencuri sepotong daging panggang. Gagak membawa daging itu dengan paruhnya, lalu terbang ke sebuah dahan pohon.

Secara kebetulan, rubah lewat di bawah pohon itu. Hidungnya mengendus aroma daging yang lezat. la mendongak dan menemukan gagak dengan sepotong daging di paruhnya.

Rubah ingin merebut daging itu dari gagak.Tapi, ia tidak bisa naik ke atas pohon. Lagipula, kalaupun bisa memanjat pohon, gagak pasti akan segera terbang menghindar. Rubah pun mencari akal.

"Gagak adalah burung yang sombong. Aku akan pura-pura memujinya agar ia melepaskan daging itu," pikir rubah.

"Selamat siang, burung yang cantik!" sapa rubah ramah.

Tapi, gagak tidak menjawab. la hanya berjalan hilir mudik di dahan dengan sombong.

"Andai saja aku mempunyai bentuk tubuh yang indah seperti engkau," puji rubah.

Gagak tetap diam. la hanya menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"Betapa indahnya lehermu dan matamu begitu cemerlang," kata rubah lagi.

"Burung lain pasti iri padamu," puji rubah lagi. Gagak masih diam. la hanya mengangkat sayapnya dan melirik rubah.

Karena puji-pujiannya tidak berhasil, rubah mengganti siasat. "Andai saja suaramu sebagus bulumu, kau pasti akan jadi ratu bangsa burung. Tapi sayang sekali kau bisu," kali ini rubah mengejek gagak.

Gagak marah mendengar ejekan rubah. la mengeluarkan suara keras, "Kaak."

Saat Gagak mengeluarkan suara itu, paruhnya terbuka dan daging di paruhnya jatuh ke tanah, Rubah langsung menggigit daging itu dan berlari menjauh.

Pesan Moral dari Dongeng Fabel Gagak Yang Sombong adalah jangan sombong dan suka membangga-banggakan diri. Jangan pula mudah tersanjung oleh pujian orang lain. Kamu harus selalu rendah hati. Jika ada yang memujimu, ucapkanlah syukur.

#GrabYourImagination
#KuliahBunsayIIP
#Level10
#MembangunKarakterAnakMelaluiDongeng
#Tantangan10Hari

0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget