MENJELAJAH POTENSI ANAK 17
“Karena Kau Begitu Berharga”
Setiap anak memang terlahir istimewa dan pasti memiliki potensi. Telah menjadi tugas kita, orangtuanya untuk menemukan dan mengembangkan potensinya dan bukan memaksanya untuk ‘menguasai’ potensi tertentu. Karena itu, sebaiknya orangtua tidak hanya memberikan yang terbaik untuk masa depan anak, tetapi juga mendukungnya dalam menemukan potensi diri. Jadilah orang pertama bagi anak yang memahami kebutuhannya, serta siap membantu mengembangkan dan memaksimalkan potensi tersebut. Saya pernah menyampaikan bahwa, jika potensi yang dimiliki anak dirangsang dan diasah dengan cara yang baik dan menyenangkan, potensi anak pun akan berkembang maksimal.
Pada pembahasan materi sebelumnya, kita sudah melalui proses untuk memahami gaya belajar anak yang terbagi menjadi 3, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Jika proses memahami gaya belajar ini terus berlanjut, maka kita akan mengetahui apakah Anak kita memiliki perilaku yang dapat duduk dengan rapi dan memperhatikan sesuatu dengan baik Ia juga tidak banyak bicara jika berada di suatu kelompok (visual). Ataukah anak seringkali tampak tidak memperhatikan saat diberikan penjelasan malah Ia akan sibuk dengan kegiatannya sendiri, padahal sebenarnya ia mendengarkan dan menyerap apa yang kita katakan ( auditori). Atau anak yang sering kita beri predikat sebagai anak ‘tidak bisa diam’. Ia akan sibuk menggambar atau memainkan alat-alat di sekitarnya saat kita menjelaskan sesuatu kepadanya dan Ia juga selalu membutuhkan alat peraga untuk mempelajari sesuatu ( kinestetik)
Pemahaman akan kecenderungan gaya belajar yang paling menonjol akan membantu kita untuk menjelajahi potensi anak kita. Karena pada gaya belajar yang paling menonjol menunjukkan pola dan cara anak memahami sesuatu. Sehingga dalam proses mengembangkan potensinya akan lebih mudah jika kita menggunakan cara dengan mengoptimalkan gaya belajarnya supaya anak mudah untuk memahami suatu informasi. Setelah kita memahami gaya belajar, kita pun diarahkan untuk mengenali berbagai Jenis Kecerdasan yang wujud kecerdasan anak sangat beragam, sehingga ketika kita telah memahami dan menemukan kecenderungan kecerdasan yang dimiliki anak, kita pun akan lebih mudah menemukan potensi anak dan menstimulasinya dengan cara yang tepat. Selanjutnya adalah mengidentifikasi Kecerdasannya. Untuk mengidentifikasi kecerdasan Si Kecil, Anda dapat melakukannya dengan bermain. Ajak ia untuk melakukan permainan yang berbeda-beda dan perhatikan di bagian mana ia tampak paling menonjol. Karena melalui identifikasi ini, kita akan menemukan ketertarikan anak pada sesuatu dan dorongan yang muncul dari dalam diri anak untuk melakukan aktivitas tertentu. Hal ini yang akan menjadi informasi penting bagi kita untuk mengetahui hal yang paling disukai dan tidak. Lalu fokuslah dengan semua informasi yang diperoleh itu, dari gaya belajar dan kecenderungan kecerdasan yang dimiliki untuk terus dikembangkan potensinya sampai ia benar-benar mahir di bidang yang diminatinya.
Kakak Aqila yang memiliki kecenderungan naturalis suka sekali dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam dan Segala bentuk flora dan fauna. Maka saya menginisiasi untuk membuat program di rumah untuk merayakan hari lahir dengan menanam pohon. Termasuk kakak Aqila. Bagi anggota keluarga yang sedang ulang tahun hanya akan mendapat kado berupa bibit tanaman atau pohon. Lalu menanamnya bersama-sama dan yang ulang tahun akan memiliki kewajiban untuk merawat dan menjaga pohon miliknya. Hal ini saya lakukan sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian kakak Aqila yang telah memiliki pengetahuan dari teman-temannya bahwa kalau ulang tahun itu harus dirayakan dan dengan party memotong kue. Tentu saja hal seperti ini tidak senada dengan pola pendidikan yang kami terapkan di rumah. Maka, saya menginisiasi program ini untuk tujuan memahamkan kakak Aqila bahwa jika umur seseorang bertambah bukan berarti harus ber-celebrate melainkan harus semakin menyadari untuk lebih banyak berbuat kebaikan yang seharusnya meningkat seiring bertambahnya umur manusia. Program keluarga ini pun saya lakukan dengan mengingat dan memperhatikan kecenderungan kakak Aqila yang naturalis. Sehingga ia pun akan sangat senang sekali menanam dan merawat pohon miliknya. Bahkan ia sudah mulai request untuk menanam pohon buah-buahan tertentu. Sehingga stimulus ini saya katakan berhasil, bahwa menanam pohon juga tidak hanya ketika waktu ulang tahun saja. Pada akhirnya ia sudah tidak menganggap bahwa perayaan ulang tahun itu penting dan istimewa. Ia hanya lebih suka melakukan hal yang diminatinya.
Pada Ranah intrapersonalnya, saya mendapati kakak Aqila yang memiliki keinginan untuk menanam berbagai jenis pohon yang lain kemudian ia ungkapkan kepada saya dan ayahnya supaya diberikan izin dan dibelikan bibit pohon yang baru. Dan ia pun bercerita banyak d3ngan sangat banggga tentang pohon miliknya kepada teman-temannya. kemampuan mengungkapkan ini sebagai ranah interpersonalnya yang dapat saya perkuat dengan berbagai pengetahuan kepada teman-temannya untuk peduli lingkungan dan menyayangi pohon. Kemampuan interpersonal nya cukup bagus untuk mempromosikan sadar lingkungan kepada anak-anak seusianya. Di ranah change factor, kakak Aqila bisa untuk tidak ikut-ikutan merayakan ulang tahun sama seperti temannya, ketika saya alihkan dengan kegiatan menanam pohon justru ia lebih menyukainya karena pohon salah satu objek yang diminatinya. Ranah spiritualnya, menunjukkan bahwa dengan menanam pohon adalah salah satu cara bersyukur kepada Allah untuk melestarikan pohon dan berbuat baik kepada makhluk lain.
💥Semua Anak Adalah Bintang
💥IIP
💥Bunda Sayang
#Tantangan 10 hari
# Level 7
# Kuliah Bunsay IIP
# Bintang Keluarga
0 komentar:
Posting Komentar