MENSTIMULUS ANAK SUKA MEMBACA
BAGIAN 6
BAGIAN 6
Masih tentang menstimulus anak suka membaca, membuat berbagai upaya agar anak semangat dan senang dengan aktivitas membaca dengan tanpa anak merasa dipaksa untuk melakukanya. Hal ini telah kita ketahui besama bahwa tahap mengenalkan buku pertamanya adalah buku yang paling ringan dan paling menarik baginya, biasanya anaka paling suka dengan bku yang banyak gambar dan full colour. Ketika anak sudah menyenangi aktivitas membacanya maka tak akan mudah bagi kita uuntuk memberinya pilihan berbgai macam buku dan biarkan dia asyik memilih buku yang diinginkannya. Meskipun begitu, aktivitas membacakan cerita tetap harus dilakukan sampai anak dapat membaca teks bacaan atau sampai mereka tidak lagi meminta dibacakan buku cerita lagi. membacakan cerita akan merangsang minat belajarnya.
Baca Juga ya
Sebuah kisah menarik terjadi pada hari ini saat Aqila tak mengambil buku pilihannya yang masuk dalam reading tracker. Melainkan ia mengambil sebuah buku lama yang terdapat dalam rak buku milik ibu. Yang diambilnya adalah buku kesehatan anak yang dalamnya penuh gambar dan full colour. Entah mengapa ia kembali tertarik mengambil buku ini untuk dibacanya. Di sampul depan buku itu pernah kutulisakan Namanya dan waktu itu kubacakan ejaan Namanya dihadapannya. Rupanya ia masing mengingat jejak tulisan Namanya dan iapun mengeja Namanya sendiri “AQILA SAYYIDAH EL HAFIZHAH” begitu ucapan yang keluar dari bibirnya. Meskipun ia belum dapat membaca dan mengahafal huruf, namun dengan sangat percaya dirinya ia mengeja Namanya. Lalu ia mencoba menuliskan Namanya di kertas lain dengan beberapa abjad yang tidak teratur. Kemudian dia mencocokan dengan tulisanku yang ada dihalaman depan buku itu. Oh… ibu ini huruf “A” untuk Aqila, kemudian ia mencari contoh huruf A lagi di beberapa tulisan yang ada di dalam buku. Rupanya ia banyak menemukan huruf A yang sama dengan tulisan ibunya. Dengan sangat mudah iapun dapat mengenal dan mengingat huruf A dengan mudah.
Baca Juga ya
Aqila pun bertanya kepadaku,”bu, adik bayi kita kan Namanya Adzkiya, berarti pakai huruf A juga ya bu?”
“iya kak, Adzkiya juga pakai huruf A. kakak sudah bisa menulis huruf A ya?”
“iya bu..aku sudah bisa. Bu lihat gambar buku ini, anak-anak kayak aku tu kan harus rajin sikat gigi, mandi terus makan makanan yang sehat ya bu.”
“ oh iya sayang makanan yang sehat itu apa saja, coba tunjukkin ke ibu nak.”
“ ini bu ada nasi,sayur, ikan,telur,ayam sama buah-buahan.”
“wah hebat Aqila, sekarang kita cari yuk buah-buahan yang depannya huruf A”
“ayuk bu…terimakasih ibu sudah melahirkan adik bayi, aku sayang sama ibu dan adik bayinya.”
Ha? Dalam hatiku apa hubungannya makanan sehat dengan adik bayi ya? Hehe, tapi itulah anak-anak ia selalu mampu mengungkapkan perasaannya dengan berbagai cara. Namun dari cerita hari ini saya mendapatkan beberapa pengalaman baru, bahwa sebenarnya membaca adalah hal yang sebenarnya mudah bagi anak-anak, apalagi jika anak dalam keadaan gembira mereka akan belajar dengan caranya sendiri tanpa harus kita paksakan. Namun hal ini sangat kontras sekali dengan apa yang terjadi di masyarakat pada umumnya. Anak dipaksa untuk menghafal huruf lalu mengejanya. Tak jarang kita jumpai proses seperti ini diiringi dengan bentakan-bentakan.
“iya kak, Adzkiya juga pakai huruf A. kakak sudah bisa menulis huruf A ya?”
“iya bu..aku sudah bisa. Bu lihat gambar buku ini, anak-anak kayak aku tu kan harus rajin sikat gigi, mandi terus makan makanan yang sehat ya bu.”
“ oh iya sayang makanan yang sehat itu apa saja, coba tunjukkin ke ibu nak.”
“ ini bu ada nasi,sayur, ikan,telur,ayam sama buah-buahan.”
“wah hebat Aqila, sekarang kita cari yuk buah-buahan yang depannya huruf A”
“ayuk bu…terimakasih ibu sudah melahirkan adik bayi, aku sayang sama ibu dan adik bayinya.”
Ha? Dalam hatiku apa hubungannya makanan sehat dengan adik bayi ya? Hehe, tapi itulah anak-anak ia selalu mampu mengungkapkan perasaannya dengan berbagai cara. Namun dari cerita hari ini saya mendapatkan beberapa pengalaman baru, bahwa sebenarnya membaca adalah hal yang sebenarnya mudah bagi anak-anak, apalagi jika anak dalam keadaan gembira mereka akan belajar dengan caranya sendiri tanpa harus kita paksakan. Namun hal ini sangat kontras sekali dengan apa yang terjadi di masyarakat pada umumnya. Anak dipaksa untuk menghafal huruf lalu mengejanya. Tak jarang kita jumpai proses seperti ini diiringi dengan bentakan-bentakan.
Baca Juga ya
Kebanyakan orangtua sangat gelisah saat anaknya usia TK belum dapat membaca lalu para orangtua akan sibuk mencarikan tempat kursus untuk anaknya yang metodenya belum tentu tepat dan meyenangkan bagi anak. Saya teringat pada sebuah perkataan dari seseorang bernama Sylvia Ashton Warner. Ia mengatakan bahwa,” kata pertama haruslah bermakna bagi anak. Kata itu harus merupakan bagian dari dirinya. Harus merupakan ikatan organic, secara organic lahir dari dinamika hidup itu sendiri. Harus kata yang sudah menjadi bagian dari dirinya.”
Pada kisahku Bersama Aqila, kudapati ia sangat bersemangat mengenal huruf dari nama orang-orang yang dekat dengan dirinya, Namanya sendiri, nama adiknya, dan nama ibunya. Meskipun hanya satu huruf saja, huruf “A”. membaca akan menjadi hal yang mudah jika hal itu bermakana bagi kehidupan anak dan prosesnya menyenangkan baginya. Maka saya sarankan kepada para orangtua dan guru jangan mengajarkan membaca kepada anak justru dari hal yang asing bagi anak karena itu sangat membosankan. Mulailah mengajarkan membaca dari yang memiliki ikatan organic dengan si anak. Membaca yang menjadi ikatan organic adalah melalui proses alamiah sejalan dengan perjalanan kehidupan sang anak.
0 komentar:
Posting Komentar