Kamis, 17 Januari 2019

MENSTIMULUS ANAK SUKA MEMBACA




Saya sependapat dengan apa yang disampaiakan oleh Tony Buzan seorang ahli brain management bahwa, “ jika hendak menuju planet Mars, lalu ada penyimpangan arah satu centimetre saja di awal keberangkatan, bisa jadi pesawat tersebut tidak akan sampai di mars. Kesalahan kecil di awal perjalanan bisa jadi akan menimbulkan penyimpangan yang sangat jauh sehingga tidak akan sampai di tujuan.” Nah apa maksud dari yang dikatan oleh Buzan ini? Lebih lanjut ia menjelaskan, “jika ada penyimpangan sedikit pada Pendidikan usia dini, maka pada usia dewasa penyimpangannya akan semakin lebar. Sehingga anak menjadi sosok dwasa yang jauh dari yang diharapkan.”


Baca Juga ya



Meskipun Nampak hal yang sepele, namun untuk urusan Pendidikan kepada anak terutama nilai-nilai kebaikan yang ditanamkan agar menjadi sebuah kebiasaan baik , harusnya mendapatkan perhatian lebih. Karena menanamkan kebiasaan kepada anak usia dini akan berdampak besar pada kehidupannya di masa dewasanya kelak. Termasuk dalam menumbuhkan kebiasaan membaca kepada anak, jika tidak diniati dengan tekad yang kuat agar anak menjadi pecinta buku dengan melakukan berbagai upaya, maka untuk menjadikan anak gemar membaca akan mustahil didapatkan. jangankan menjadi kutu buku, membukanya saja anak akan enggak melakukannya. Karena ia tidak distimulus untuk mendapatkan hal yang menarik dan mengasyikkan ketika bersama buku oleh kedua orangtuanya.




Kali ini saya mendapati Aqila sedang bertengkar dengan teman yang usianya lebih besar darinya. Karena tak tahan dengan pertengkaran itu, dan hatinya semakin jengkel iapun pulang ke rumah dan menemuiku dengan nafas yang teratur, wajah ditekuk, mulutnyapun cemberut. Setelah kugali informasi mengapa ia marah pada temannya rupanya mereka berdebat tentang seseorang yang berprofesi sebagai astronot. Ketika mereka berdua melihat seorang pemulung lewat di jalan sambil mengais-ngais sampah untuk mencari barang bekas, temannya mengatakan bahwa orang itu adalah astronot karena membawa tongkat dan karung besar yag terdapat di punggung pemulung tersebut, namun Aqila tahu bahwa yang namanya astronot itu adalah angkasawan yang menaiki roket dan pergi ke luar angkasa. Entah informasi darimana yang di dapatkan teman Aqila ini sehingga pemulung itu disebutnya sebagai astronot. Dalam hati saya tertawa juga mendengarnya, pertengkaran khas anak-anak yang sedang berbeda pendapat. Mungkin ada seseorang yang mengatakan pada teman Aqila ini bahwa pemulung itu sering disebut juga dengan astronot darat. Karena begitu juga yang kudapati dari guyonan para ibu-ibu tetangga rumah kami.

Baca Juga ya



Namun, meskipun begitu memberikan informasi yang tidak benar kepada anak tetap saja salah. Kerena anak akan sangat mempercayai apa yang dikatakan oleh orang dewasa kepadanya. Tentu saja hal seperti ini akan berakibat buruk pada pola pemahamannya di kemudian hari. Karena melihat Aqla yang tak juga sembuh dari amarahnya, sayapun berinisiatif untuk membacakannya sebuah buku menarik yang juga digemari Aqila. Saya hanya ingin ia dapat meredam amarahnya dan menunujukkan kepadanya bahwa Aqila lah yang benar dalam konsep profesi seseorang sebagai astronot. Karena ia juga sangat senang membaca, maka iapun setuju membaca buku Bersama ibu. Sebuah buku lama dengan format besar dan tebal yang di dalamnya terdapat informasi yang menarik tentang astronot dengan disertai foto-foto yang ekskulusif.

Bahkan moment ini menjadi kesempatan bagiku untuk mengenalkan kepadanya macam-macam planet dan satelit. Saya memulainya dari bab pertama tentang system tata surya dimana dengan melihat gambar urutan-uritan planet ini Aqila menjadi tercengang bahwa bumi yang ditempatinya ini sangatlah kecil dibandingkan dengan matahari dan beberapa planet lainnya. Kemudian ia mengetahui bahwa bulan bukanlah sebuah benda langit yang dapat mengeluarkan cahayanya sendiri melainkan dari pantulan sinar matahari. Semuanya menjadi sangat mudah dijelaskan manakala kegiatan ini dilakukan dengan media sebuah buku yang tepat.

Tiba-tiba Aqila mengatakan kepadaku ,” ibu kalau aku ingin naik roket bisa enggak?”
“ insyaallah bisa nak, besok kalau Aqila sudah besar.” Jawabku
“besok kalau aku sudah besar, ibu belikan aku roket ya?” tanyanya
“ hahaha…memang Aqila mau kemana kok pengen naik roket?”
“ aku mau ke bintang bu, kan bintang itu tinggi banget adanya di langit sana, kan nggak bisa kalau kita Cuma naik mobil, harusnya naik roket kan bu?”

Baca Juga ya


“ iya sayang kamu benar, ke bintang itu naikknya roket ya bukan naik mobil.” Ujarku menguatkan pendapatnya.
“ kelak kalau kamu sudah besar, kamu akan tahu dimana bisa kamu temukan roket dan bagaimana bisa menghitung jarak bumi kita dengan bintang-bintang di langit itu. Maka Aqila harus rajin belajar dan semangat membaca buku nya ya?” lanjutku kepadanya dengan memberikan penjelasan.

Dari kegiatan ini, saya melihat Aqila telah hilang api amarahnya dan berubah menjadi api semangat untuk menjajaki bukunya. Demikianlah, masalah yang kudapati saat mendampingi Aqila dapat teratasi hanya dengan sebuah buku. Tahukah anda bahwa baru-baru ini sedang mencuat gagasan alat untuk menyembuhkan pasien penderita depresi dengan menggunakan buku? Ya, metode ini dikenal sebagai metode biblioterapi yang hasilnya para pasien merasa lebih bersemangat setelah mengetahui bahwa masalah yang dihadapinya ternyata jauh lebih ringan disbanding kisah yang dibacanya. Meskipun hal ini masih dalam penelitian lebih lanjut dan masih dalam perdebatan, namun saya merasakan sekali manfaat buku ini yang dapat menyembuhkan amarah dan ledakan emosi putri kecilku.

0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget