BELAJAR BERSAMA ALAM
“MENCONTOH PERESAPAN AIR DALAM TANAH BAGIAN 2”
SERI MENGEMBANGKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI FAMILY PROJECT
Bermain merupakan suatu kebutuhan bagi anak-anak. Mereka akan menggunakan sepenuhnya kemampuan-kemampuan yang dimiliki untuk menjajaki dirinya dan lingkungannya dengan cara yang bemacam-macam. Aktiivitas inilah yang akan mengantarkan anak untuk merintis kreativitasnya dan mengembaangkan cara berpikirnya. Percayakah anda bahwa aktivitas bermain merupakan sebuah sarana terbaik untuk menyalurkan kelebihan energi dan relaksasi. Anak-anak akan mengetahui banyak tentang hukum-hukum alam, hubungan dirinya dengan lingkungannya serta melatih fisik dan mentalnya.
Bebaskan anak-anak kita untuk bermain selama tidak membahayakan dirinya. Karena bermain adalah fitrah anak yang mana mereka dapat meraskan bahagia ketika mereka sedang bermain. Banyak hal yang aku amati ketka anakku sedang bermain, dikarenakan aku percaya bahwa aktivitas bermain memiliki banyak manfaat dan fungsi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satunya adalah tentang pengambilan keputusan. Bisakan kita mengukurnya pada anak usia dini? Tentu saja bisa, coba perhatikan anak-anak kita ketika hendak bermain. Mereka akan berpikir mau main apa dan pada akhirnya merek juga yang memutuskan tentang permainan apa yang akan dimainkan. Setelah itu ia dapat memilih jenis permainannya. Nah hal sekecil ini tak luput dari perhatianku karena bagiku, ini adalah latihan yang sesuai untuk tingkat usia dan perembangannya dalam hal mengambil keputusan yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada kehidupannya di masa yang akan datang.
Yang tak kalah penting disini adalah, aktivitas bermain anak dapat membantunya memahami dunia sekitarnya. Ia akan menyelidiki dan memahami sesuatu, mengerti hubungan sebab akibat dan belajar tentang banyak hal. Artinya, bermain dapat mengembangkan intelektual anak. Ia mendapatkan pengalaman belajar yang banyak. Seperti kata Benjamin Franklin bahwa, satu ons pengalaman senilai dengan satu ton teori. Hal ini benar-benar luar biasa, karena jika mengingat pengalaman kemarin pada saat Aqila bermain tanah dan menyiramkan air kedalamnya, secara tidak langsung ia telah belajar tentang sifat-sifat air, kapilaritas, dan hukum Archimedes. Semua teori-teori ini tentu saja tidak akan dimengerti oleh anak berusia 3,5 tahun. Tapi ia telah memiliki pengalaman belajarnya melalui bermain. Yang harapannya pengalaman ini akan ia konstruk pada saat ia besar nanti dan telah saatnya siap menerima teori-teori yang sebenarnya.
Hari ini ia melihat lagi hasil percobaannya yang ia lakukan kemarin. Sengaja aku memintanya untuk meletakkan toples transaparan itu di tempat yang hangat dan terkena sinar matahari secara langsung dan kembali dilihat esok harinya. Dan hari ini ia tiak lupa untuk melihat dan mengamati toples yang berisi campuran pasir, kerikil dan batu itu.
Hari ini ia melihat lagi hasil percobaannya yang ia lakukan kemarin. Sengaja aku memintanya untuk meletakkan toples transaparan itu di tempat yang hangat dan terkena sinar matahari secara langsung dan kembali dilihat esok harinya. Dan hari ini ia tiak lupa untuk melihat dan mengamati toples yang berisi campuran pasir, kerikil dan batu itu.
“ kak, sudah dilihat toplesnya?” tanyaku
“ udah bu, ini” jawabnya sambil menunjukkan toplesnya kepadaku.
“hmmmm… apa yang terjadi dengan campurannya kak?” tanyaku memancingnya agar ia dapat mengungkapkan pendapat hasil pengamatannya.
“ semuanya yang diatas kering bu, samasekali nggak basah dan nggak ada airnya, tapi yang bawah masih basah dan ada sedikit air.”
“oh…kenappa bisa gitu ya?” tanyaku lagi.
“ ya kan kemarin kepanasan, kata ibu kalau air kena panas bisa hilang airnya.”
“trus yang dibawah itu kenapa masih basah?”
“mmm…karena panasnya nggak sampe bawah sini paling bu…aku nggak tahu.”
Baca Juga ya
“ nah itulah kak, air yang diatas lama-lama akan turun ke bawah toples, trus pasiir yang atas kemarin masih basah dan sekarang sudah kering itu karena kena sinar matahari jadi airnya menguap. Air yang dibawah itulah hasil resapannya…jadi kalu kakak nyiram tanah kok airnya hilang itu karena airnya ngalir dan meresap ke bawah, dan yang dipermukaan tanah jadi kering karena menguap terkena sinar matahari.”
“ hehe… aku malu..” ia tertawa kecil sambil menutup mulutnya.
“ kenapa malu kak?”
“ ya kan kemarin aku marah-marah karena aku jadi nggak bisa buat kue.”
“ oke..nggak apa-apa yang penting sekarang kakak sudah tahu kan, sekarang jadi mau bikin kue enggak?”
“ enggak ah bu aku main sepeda aja sama mb ela”
“ ya…hati-hati ya…”
“ ya…hati-hati ya…”
Hari ini ia dapat dua pengalaman, pemahaman tentang peresapan air dalam tanah dan eksplorasi tentang perasannya. Ia menyadari bahwa marah-marah adalah sesuatu yang kurang baik da memalukan jika dilakukan secara berlebihan. Bermain pun dapat melatih anak-anak mengembangkan emosinya. Ia dapat menumpahkan luapan emosinya sperti rasa marah, takut, sedih, dan bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar