Senin, 29 Oktober 2018

KOMUNIKASI PRODUKTIF DENGAN BUAH HATI




Di awal kehamilanku yang kedua, aku selalu mencoba mengenalkan kepada Aqila bahwa ia akan segera punya adik baru. Ia akan memiliki teman bermain baru, ku sampaiakn berulang kali bahwa Aqila akan segera menjadi kakak.
Beberapa kali Aqila mendapatiku berbicara sendiri di dalam kamar, namun sebenarnya aku sedang berbicara pada adiknya yang masih berada dalam kandungan.
“ibu,kenapa ibu ngomong sendiri?” tanyanya.
Aku tersenyum sambil kuusap rambutnya yang lembut.
“sayang, ibu sedang bicara dengan adiknya Kakak yang ada di perut ibu”. Jawabku.
“adiknya kan nggak kelihatan,kok diajak ngomong bu?” lanjutnya.
“waalaupun adik nggak kelihatan dia bisa denger loh suara kita, dan dia tau kita ngomong apa”. Jawabku lagi.
“oh..dia bisa denger?”
“iya kak, jadi ibu mau nanti kakak sering-sering ajak adiknya bicara dan diajak murojaah, biar adek juga pinter kayak kakak” ungkapku.
“iya bu..nanti kalau aku main akum au certain sama adek, aku juga mau murojaah sama adek ya..” jelasnya.
“alhamdulillah…terimkasih sayang sudah jadi anak yang baik buat ayah dan ibu. Ibu percaya bahwa kakak Aqila juga pasti akan jadi kakak yang baik dan sayang sama adeknya” kataku sambil kupeluk Aqilaku.
“ibu seneng dan bahagia sekali punya putri cantic yang salihah kayak kakak Aqila, terimaksih sudah hadir dalam hidup ibu dan ayah ya sayang” lanjutku mengungkapkan perasaan bahagiaku.
“aku juga seneng punya ayah sama ibu yang baik, nanti aku juga akan punya adik yang baik, nanti aku yang mandiin dan gendong ya bu..” pintanya.
Aku tersenyum mendengar pintanya itu, meski tak yakin dia bisa melakukannya tapi aku iyakan saja. Karena itu adalah bentuk kepeduliannya.
“baiklah..nanti kalau adik sudah lahir, kakak bisa bantu ibu memandikan adik , memakaiakan baju adik, meminyaki dan membedaki adik” jelasku.
“yeeeei…aku sayang adiknya.” Katanya penuh keceriaan.
Dan hampir setiap harinya kakak Aqila selalu mendekati perutku sambil menceritakan banyak hal, tak jarang ia juga murojaah di dekat perutku supaya si adik mendengar dari dalam perut.
Bahkan ia juga sangat sering menunjukkan maianan-mainannya di dekat perutku. Meski hal ini terlihat lucu namun hal ini sangat membuat kami bahagia sebagai orangtua.
Kebahagiaan memang harus selalu dinyatakan balam berbagai ekspresi dan ungkapan positif. Jika perasaan positif senantiasa dinyatakan, seperti perasaan bahagia, kasih sayang dan kesyukuran, tentunya hal ini akan mempererat emosional.
Tentunya semua tak harus selalu dalam bentuk verbal, namun dengan Bahasa non verbal pun dapat dilakukan. Seperti mencium, memeluk dan membelai. Hal ini adalah ungkapan kasih sayang tanda cinta dan perhatian. Sehingga anak akan merasa dicintai dan dihargai.
#hari9
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

0 komentar:

Posting Komentar

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget