Aliran Rasa Kelas Ulat-Ulat
Menempuh perjalanan di kelas Bunda Cekatan ini, cukup menantang. Banyak hal yang kulalui, yang pada akhirnya mengingatkan pada peran yang kujalani. Sehingga harus menata serta mengolah kembali visi dan misi spesifik keluarga. Meskipun sempat terengah-engah dalam perjalanan, namun bukankah di setiap liku perjalanan hidup ini, seorang ibu harus bahagia? Apapun yang sedang dihadapi dan dijalani, bahagia menjadi kunci untuk melakukan pendidikan di rumah. Bahagianya Ibu adalah bahagianya keluarga. Bahagia mendidik dan mendidik dengan bahagia.
Jika di kelas telur, dari telur hijau, telur merah hingga telur oranye aku harus mampu memetakan aktivitas emergency, penting, tidak penting dan mendesak. Mengapa aku harus menggali kembali potensi dan minatku. Dan aku harus memahami gaya dan konsep belajar lagi. Kemudian aku juga harus memetakan beberapa hal mendasar yang ingin aku dalami hingga menjadi terampil dan mahir.
Keterampilan akan menempatkanku pada jalan yang bisa memberiku makna dan kepuasan besar dalam hidup. Dan, keterampilan itu semua sudah ada dalam diri ini rupanya. Hanya saja, keterampilan itu tidak selalu dimanfaatkan seoptimal mungkin, bahkan kadang-kadang aku tidak menyadari potensi yang dimiliki dan setiap keterampilan ini dapat membantuku dalam menjalani hidup dengan berbagai situasi.
Maka di kelas ulat-ulat ini, Aku belajar peduli dengan orang lain. Meskipun aku adalah ulat yang sangat kelaparan dan kehausan. Begitu menemukan hutan dan seabrek makanan yang tersedia di dalamnya, aku harus pandai-pandai memilah antara makanan utama dan camilan. Tentunya kapasitas diriku juga terbatas untuk tidak memakan semuanya. Aku juga harus memikirkan kebutuhan orang lain.
Orang lain dalam struktur sosial merupakan penyangga bagi kebutuhan dan kemajuan kita. Karena pada diri mereka terdapat banyak pengalaman berharga yang dapat dijadikan guru untuk membimbing dan mendukung kehidupan. Saling menolong dalam urusan kehidupan secara berjamaah untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Hidup akan mengalami berbagai hambatan kalau tidak didukung oleh orang lain.
Artinya keberadaan orang lain dengan daya kreasinya bisa menjadi inspirator untukku. Maka belajar dengan orang lain berarti “studi banding” untuk belajar meniru orang lain dalam bidang yang dibutuhkan. Belajar dari orang lain itu ternyata memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengakselerasi diri.
Setelah menyusuri hutan ilmu dan melewati lorong gua, perjalanan ini akhirnya bermuara juga. Proses meramu, mencari dan menentukan makanan kebutuhanku. Aku menemukan spesies yang sama denganku. Spesies yang memiliki kebutuhan dan makanan pokok yang sama. Serta berkumpul menjadi sebuah keluarga yang menentukan ekosistem kehidupannya. Pada tahap ini, aku memilih menjadi keluarga cinta sastra. Mengingat pada mind map yang telah kubuat, menulis adalah hal yang menjadi kebutuhan mendasar bagiku.
Aku yang tengah berada di keluarga cinta sastra, juga memiliki kebutuhan lain yang ada dalam mind map. Diantaranya manajemen waktu, portofolio, public speaking, dan kurikulum anak. Dari kebutuhan-kebutuhan itu, aku jadi sering main ke tetangga sekitar yang keluarganya bernama uluwatu, getar suara, dan portofolio anak.
Memperbanyak teman itu penting sekali. Sebab, nantinya akan banyak manfaat. Tidaklah rugi bila mau memperbanyak teman tiap harinya. Dari teman-teman itulah aku bisa belajar dan mendapatkan berbagai informasi, pengalaman, dan pengetahuan. Dengan demikian, aku bisa mengetahui apa saja yang sebelumnya belum aku ketahui.
Apalagi kalau mempunyai teman dari berbagai daerah dan beragam profesi. Mantap sudah. Teman dari beragam profesi, menjadikan aku kaya pengalaman, wawasan, dan pengetahuan. Inilah moment Camping Bersama Teman Baru.
Selanjutnya, sikap ta'awun kepada sesama sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya sekedar mengenal, tapi juga turut merasakan apa dirasakan oleh saudaranya. Sehingga muncul rasa empati dan saling tolong menolong. Tolong-menolong dalam hal ini adalah berbagi "makanan" yang sangat dibutuhkan oleh saudara kita bukan berbagi makanan kesukaan. Memberi hadiah ilmu atau pengetahuan yang dibutuhkan oleh saudaranya.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan ini. Aku perlu berhenti sejenak. Melepas lelah sambil menikmati pemandangan di sekitar danau. Mengumpulkan kekuatan baru dan melakukan refleksi atas pengalaman yang telah didapatkan selama ini dengan cara yang bisa membuat aku memiliki peningkatan kapasitas diri. Tentu saja aku akan mengandalkan kemampuan metakognitif dalam proses refleksi diri ini, memikirkan bagaimana aku berpikir. Menjadi sadar akan langkah dan strategi yang diambil selama belajar dan memecahkan masalah. Lalu berpacu terus untuk melanjutkan langkah dan strategi itu. Alhamdulillah selama berkelana di hutan ilmu, aku lebih banyak mendapatkan makanan utama daripada camilan.
Kemudian aku menengok kembali tujuan utama belajar dan mind map yang telah kubuat selama ini. Dengan sangat sadar aku telah menetapkan 5 ilmu yang akan aku pelajari untuk beberapa waktu lalu. Yaitu ilmu tentang kepenulisan, public speaking, portofolio anak, manajemen waktu dan problem solving. Nah, dari kelima hal ini aku telah banyak mendapatkan makanan utama yang aku butuhkan.
Namun, aku juga sangat menyadari kelemahan dan keterbatasan yang ada pada diriku, sebagai seorang penulis aku kerap kali direpotkan dengan segudang ide yang ada di kepala. Meskipun sudah tertuang dalam list to do tetap saja pikiranku suka lompat-lompat saat mengerjakan suatu tulisan. Sedang menulis apa, yang dipikirkan gagasan berikutnya. Hal ini cukup menyita waktu dan akhirnya tulisanku tidak segera kelar. Maka sebagai orang yang suka menulis, aku membutuhkan keterampilan untuk fokus dan konsisten.
Dalam kehidupan berorganisasi aku juga sering menemui beberapa masalah baik internal maupun eksternal, apalagi menjadi seorang ketua. Tentu saja menjadi tanggung jawab yang harus segera diselesaikan. Sering sekali gelagapan apabila dihadapkan dengan berbagai masalah yang komplek terlebih lagi jika masalah itu datang secara bersamaan dan mendadak. Akhirnya menjadi sesuatu yang genting dan urgent untuk segera ditangani. Dalam hal ini aku sangat memerlukan keterampilan problem solving dan psikologi masa yang baik. Sehingga aku berazam untuk meningkatkan kemampuan berorganisasi dengan melatih dan menempa diri dalam menggali ilmu tentang problem solving.
Aktivitas yang sangat disukai dan menjadi skala prioritas bagiku adalah public speaking. Dimana waktu luangku banyak diisi dengan kegiatan berceramah di berbagai pengajian ibu-ibu dan remaja, mengisi seminar parenting, dan mengedukasi remaja putri, calon ibu dan para ibu dalam bidang keperempuanan dan keagamaan. Untuk mendukung aktivitas ini, aku biasanya membuat slide presentasi untuk memudahkan audience memahami apa yang kusampaikan sekaligus memudahkan dalam mengisi materi. Namun, sejauh ini slide presentasi yang kubuat masih biasa-biasa saja. Aku ingin yang istimewa. Maka aku akan mengembangkan keterampilan dalam make amazing presentation untuk mendukung aktivitas saya ini.
Meskipun aku adalah wanita yang menyukai dunia public, tapi aku adalah seorang ibu yang memiliki dua anak. Di rumah aku sangat senang sekali membaca dan mendampingi anak-anak bermain. Kalau sudah pegang buku dan mulai bersemedi karena asik dengan buku, aku jadi sering lupa waktu, jadi kebablasan saat bersama buku. Tentu saja waktuku menjadi tidak dapat terkondisikan dengan baik. Dalam hal ini aku harus memiliki manajemen waktu yang baik supaya aku dapat menggunakan waktu sebaik mungkin, dan tentu saja keterampilan dalam membaca dan memahami isi bacaan dengan cepat harus aku kuasai. Sehingga aku bisa segera mendampingi anak-anak.
Bahkan saat bermain dengan anak-anak pun, sering kehabisan ide mau main apa, jika ambil idenya dadakan, permainan kami akan terasa garing dan kurang efektif. Apalagi jika aku ingin mengamati sesuatu dari perilaku anak. Maka menurutku, bermain pun harus terkonsep sekaligus membuat lembar pengamatan atau instrumen observasi untuk anak-anak. Ini akan sangat bermanfaat sekali bagiku untuk dapat mengamati minat dan bakat anak. Selain itu juga dapat dijadikan bahan portofolio anak yang akan bermanfaat kedepannya. Bermodalkan pemahaman ini, aku sebagai ibu harus meningkatkan kemampuan dalam mengonsep dan membuat instrumen observasi dalam kegiatan bermain Bersama anak.
Apapun fase kehidupan yang sedang aku jalani, apapun hal yang ingin aku capai, atau apa yang aku rasakan, yang terpenting adalah menyadari tujuan hidup. Mengejar makna hidup akan jauh lebih cepat ketika aku mampu memanfaatkan seoptimal mungkin skill yang aku miliki. Inilah saatnya untuk terus mengasah diri menemukan ramuan yang tepat untuk menjadi mahir memainkan skill itu. Sebuah proses belajar yang tidak boleh berhenti. Inilah yang aku katakan dengan sesuatu yang tak pernah usai.
Pekan terakhir di tahap Ulat-ulat adalah mencari buddy, membuat aliran rasa dan meraba aliran rasa sang buddy. Lalu menyiapkan bekal untuknya menghadapi tantangan pada fase kepompong. Nah, dalam memaknai tugas ini, saya melakukan perenungan terkait perjalanan seekor ulat untuk menjadi kepompong. Setelah makan kenyang, si ulat akan mempersiapkan diri menjadi kepompong dan mencari tempat ternyaman. Masa kepompong adalah masa aktualisasi. Sebelum berpuasa dan menyendiri, perlu kiranya kita menengok di sekitar kita. Peduli dengan orang yang ada di kanan kirinya, mendengarkan kebutuhannya dan menyiapkan bekal kebutuhan mereka sebelum kebutuhan kita sendiri. Saling mengisi dan memberi. Pada fase ini, akhirnya sang calon kupu-kupu juga butuh waktu untuk menyendiri guna memahami hakikat dirinya dan menata kembali ilmunya untuk diamalkan pada kehidupan.
Perasaan bahagia juga aku rasakan saat aku mendapatkan bekal dari buddy-ku. Mulai dari tips menulis best seller, tips manajemen waktu, ide bermain bersama anak, manajemen kepemimpinan, portofolio anak dan tips presentasi cantik.
Aku pun akan bertransformasi, karena siapa pun bisa berubah. Aku akan menjalani sebuah siklus panjang dalam hidup dan bermetamorfosa supaya aku siap untuk menjalani hidup terbaikku. Kini akulah ulat yang tengah merangkak mencari tempat ternyaman bersiap untuk puasa dan menjadi kepompong.
#bundacekatan
#kelasulat-ulat
#institutibuprofesional
#aliranrasatahapulat-ulat
Masya Allah... Semoga dimudahkan melewati tahapan berikutnya, Bunda..
BalasHapusAlhamdulillah terimakasih suport dan doanya ya Bunda...
BalasHapus