Hari itu adalah hari paling sibuk di rumah kecil kami.kegiatan bersama kami berkebun di samping rumah ,tanaman di kebun sudah waktunya dipanen.kami biasa menanam sayur sayuran di kebun.dan kali ini daun bawang kami sedang panen raya.alhamdulillah bisa menambah pendapatan untuk kepentingan keluarga.girang hati kami karena tanaman kami tumbuh subur dan sangat segar,tentulah harapan akan timbangan yg berat untuk daun bawang kami.dengan harga yang sedang tinggi tingginya.kami katakan sedang tinggi harga nya karena sepanjang kami menanam daun bawang kali ini adalah harga tertinggi yang pernah kami dapati.
Ayah,bunda,mbah yem( panggilan nenek),mbah kakung dan mamak(panggilan Aqila pada budenya samping rumah) semuanya sibuk memanen daun bawang di kebun milik mbah kakung yang lumayan luas.anak anak semua kami kondisikan untuk tidak ikut2an memanen.karena niatnya bantu tapi malah jadi rusak karena mereka sambil main main.aku berusaha untuk mencari cara agar anak anak bisa main sendiri di rumah.
" Mb anin,temenin adik adiknya ya dirumah,setel CD anak aja" ucapku pada anin si kakak sepupu yang sudah smp.
" oke tante,yang penting nanti aku dikasih upah ya..upah momong,kan tante lagi panen.pasti dapat uang" ujar anin padaku yang selalu berusaha negosiasi padaku masalah upah.meski ini tak benar,tapi ku iyakan saja.karena mengingat sibuk nya hari ini.
Saatnya ku dekati aqila,anak kecil yang sangat manis itu.
"Sayang...bunda sama ayah di kebun ya,Aqila main dulu sama mbak Ela dan mb anin.kalau laper,ada kue di kulkas nanti makannya bagi bagi sama mb ela.kalau mau susu,minta sama mb anin" pintaku pada aqila berharap ia mengerti.
" emoh lho nda....aku mau bantuin ayah...nanti kasian ayah capek,panas,trus pusing.nanti ayahnya sakit" tolaknya.
Tapi tak kusangka dia mampu merangkai kalimat itu sempurna dengan membawa perasaan khawatir pada ayahnya.saking sayang nya ia pada ayah bunda kali ya...
" Ya sudah tapi ditemani bunda ya,sekarang bunda mau buat mainan dari daun bawang ini sayang,mau gak bunda ajari?" Rayuku padanya agar dia lupa akan mainnya di tengah lahan daun bawang.
" mainan apa nda...?"Tanyanya penasaran.
" nih..lihat,laila pasti suka nanti buat main sama mb ela ya.." sambil ku tunjukkan daun bawang yang panjang dan layu kemudian ku rangkai menjadi kepangan 3 lalu ku ikat.jadilah iya seperti rambut yang dikepang.
" bagus nda...aku mau yang banyak." Komentarnya pada mainan buatanku yang idenya kudapatkan spontan saja.
" iya..bunda buatakan yang banyak ya..."
Selesai kubuat sepuluh ikat lalu kuberikan pada Aqila,
" ini sayang mb ela dikasih ya...sana kerumah mb ela minta setelan CD sama mb anin ya.."
" iya bunda,makasih...aku tempat ala dulu ya nda..dada...assalamualaikum.."
Penuh semangat dan tak lupa ucapkan terimakasih dan salam yang lama ku ajarkan padanya.
Senang dan tenang hatiku,karena aqila mau nurut sama bunda.aman.....batinku bergumam sendiri.
Aku melanjutkan pekerjaanku di kebun dan menyelesaikan mencabut semua daun bawang.tinggal membersihkannya dan ini sangat menyita waktu karena harus berhati hati membersihkannya agar tidak putus daunnya.
Kami bekerja dengan bahagia sambil bercengkrama dan tertawa.mengobrol bebas dengan berbagai topik.tiba tiba mbah yem mengingatkan padaku.
" kok anak anak pada diam semua,coba ditengok dulu nanti kalau ada apa apa gak tau lho.."
Seketika ayah yang berdiri dan berjalan menuju rumah mamak.tak lama kemudian,ayah sudah kembali lagi.
" gak apa apa kok lihat CD sambil makan kue tu.."
" Ya sudah alhamdulillah kalau mereka tak berantem.biasanya pad rebutan mainan gak ada yang ngalah trus pada nangis" kataku lega.
Tapi setelah beberapa saat kami melanjutkan pekerjaan tiba tiba terdengar suara tangis Aqila yang pecah.tapi kami masih santai saja,menganggap itu hal biasa paling paling ya rebutan mainan lagi.
Kami masih asik bercerita lagi.namun lama lama kok jadi pada heran,nangisnya kok gak berhenti berhenti.ada apa ya...aku sedikit khawatir.Seketika sang ayah berdiri dan berlari.tangis Aqila makin terdengar keras pertanda ia mendekat .benar saja Aqila di gendong ayah sambil terus menangis.
" lihat ini bunda anaknya.." teriak ayah memnggilku.
" Ya Alloh....Aqila..." aku terkejut dan tak mampu berkata apa apa lagi langsung ku peluk dan kugendong anakku.ku belai belia dia dan kucium seluruh kepalanya.
" iya sayang bunda minta maaf,sayang jangan nangis ya..gak apa apa.." aku berusaha menenangkan aqila meski hatiku perih sekali.
Beberapa saat km usia aqila mulai diam dan hanya terisak.
" coba cerita sama bunda nak...tadi main apa?"tanyaku.
" tadi main gunting sama ela,trus ela mau bikin aku cantik,tapi sakit"
Hatiku teriris iris rasanya melihat putri kecilku yang cantik dengan rambut yang bagus ,lurus ,tebal dan sudah mulai bisa di kucir menjadi petak petak tak beraturan.hasil bermain dengan mba ela,mainan gunting.si adik sepupunya yang menjadi terget kemahirannya menggunting.
Kami semua menghentikan pekerjaan kami dan melihat Aqila dengan perasaan pilu.ku lihat sang ayah di sudut pintu menitikkan air mata,ayah teramat cinta pada Aqila.melihat putri kecilnya seperti itu ia tak tega.
" tidak apa apa sayang,besok rambutnya tumbuh lagi,coba sini bunda lihat ada yang luka enggak". Aku berusaha menghibur Aqila meski aku tak tahan melihat ini.
Semua berkumpul dan terdiam.aku tak mau ini menjadi masalah yang berlarut dan merenggangkan kedekatan keluarga.tampak wajah mamak yang tak enak hati melihat aqila yang petak petak rambutnya karena digunting oleh ela yang tak lain adalah anaknya yang masih berusia 4 tahun.
Ku dekati ela dan kukatakan padanya," mb ela tadi dapat gunting darimana ?"
"Dari jendela,kan mamak yang taruh disana,kemarin kan aku dipotong rambutnya sama mamak biar rapi katanya" jawaban bela memberi penjelasan.
" kenapa mb ela potong rambut adek?" Tanyaku lagi
" Ya biar adek itu cantik lho tante,tapi adek gerak gerak terus jadinya rambutnya ketarik gunting trus dia kesakitan trus nangis"
" oh...jadi kalau dipotong rambutnya cantik ya?"
" iyalah,kata mamak kalau dipotong rapi jadi cantik tante.."
Batinku tersadar,mb ela tak ada maksud menyakiti aqila,itu bentuk pedulinya yang salah dipandang orang dewasa.
Dalam hal ini kita tak bisa menyalahkan siapapun.tak ada yang salah.
" yaudah aqila mandi saja ya...trus ikut ayah sama bunda ke salon" kataku memecahkan suasana.
"Adek kenapa dibawa ke salon tante..adek mau diapain?" Tanya ela penasaran.
"Ya di rapihkan lagi rambutnya" jawabku menahan cairan yang hendak tumpah di pelupuk mataku.
" tapi kan adek udah rapih,emang salon itu apa? Semakin ela penasaran.
" Ya pokoknya nanti kita sambil mau jalan jalan" singkat saja jawabku.
Semua hening dan terdiam.
" ayo semua siap siap,ini kerjaan bunda dah mau selesai,aqila mandi aja ya sama ayah"
Tanpa menjawab aqila langsung berjalan ke kamar mandi di ikuti sang ayah.
Usai beres semua pekerjaan daun bawang pun sudah diambil bakulnya,kami bergegas ke salon yang dekat kantor kecamatan dengan sepeda motor . Di salon pun suasana semakin pilu melihat beberapa orang yang mengantri berkomentar tentang rambut aqila dan prilaku bela yang sangat disayangkan.ku tahan tahan saja perasaan ini.pak penjual jasa cukur membuyarkan lamunan ku.
" udah bu,gak apa apa jangan sedih.Nanti rambutnya akan cepet tumbuh dan lebih lebat lagi kok bu"
" eh...Iya pak..saya cuma nyesel saja tadi kok tak tinggal begitu saja"
Jawabku sekenanya.
" Ya namanya anak anak bu,gak ada yg bisa di salahkan" imbuhnya.
Sesampainya di rumah,kami istirahat sejenak sambil minum es krim yang kami beli tadi,senang sekali Aqila ,dan ku lihat tak ada rona sedih sama sekali dari wajahnya.hanya aku yang teramat sedih melihat penampilan barunya sekarang,jadi gundul...ndul..ndul...bagaimana tidak harus digundul karena hasil potongan ela terlalu berantakan sampai ke kulit kepala petak petak nya.
Tiba tiba ela,anin dan mamak masuk ke rumah mencari aqila.barangkali mereka ingin tau seperti apa jadinya aqila setelah di salon.
Dan samasekali tak kusangka ela menangis seketika.menangis sejadi jadinya,kamipun heran kok nangis kenapa si ela nih...
Aku datang mendekatinya," kenapa mb ela kok nangis kenceng banget?"
" kenapa adek di gundul,kan kasian adek nya...jadi gundul,aqila.....aqila....aqila.."
Berulang ulang terus dia memanggil aqila.
"Iya..gak apa apa besok tumbuh lagi rambutnya" aku mencoba menenangkannya.
" makanya kamu jangan nakal sama adek,masak adek digunting gunting rambutnya" sahut mamak setengah memarahi ela.
" aqila maaaak....aqila..kasian.."sambil terisak terus saja ela panggil adeknya.
Subhanalloh...inilah anak anak..mereka tau bagaimana saling menyayangi walau setiap hari bertengkar ketika yang satu merasakan kesedihan,yang lain pun ikut sedih juga.padahal ela tak berpikir ketika ia menggunting rambut aqila akan jadi jelek dan gundul,tapi begitu dia melihat adek nya gundul seketika dia tak rela adiknya jadi gundul.unik memang,main sama sama sakitnya pun sama sama.dari kejadian ini banyak hikmah yang aku dapatkan sebagai ibundanya Aqila.bahwa kita sebagai ibu tak boleh melabeli anak anak dengan kata " nakal" setiap anak istimewa mereka ingin menunjukkan sesuatu yang mereka bisa namun terkadang salah di mata orang dewasa,tak kalah pentingnya bagi ibu adalah selalu waspada dalam mengawasi anak anak bermain dan jangan dianggap sepele.letakkan lah benda benda yang kiranya berbahaya dari jangkauan anak anak kita supaya tak disalah gunakan oleh mereka.
Dan yang terpenting disini bagiku adalah aku dapat mengajarkan ilmu fikih anak pada aqila,bahwa setiap anak perempuan wajib menggunakan jilbab.
Sejak dia gundul,aku jadi lebih mudah mengajari aqila pakai jilbab.ku katakan padanya,malau nak kalau gak pakai jilbab.akhirnya mengenakan jilbab sudah menjadi habbit dengan sendirinya bagi aqila ketika hendak keluar rumah.
Anakku yang teramat aku sayangi semakin cantik dengan jilbab.
0 komentar:
Posting Komentar