Saat Membawa Buah Hati ke Acara Orang Tua
Hampir semua ibu pernah mengajak buah hatinya ke beberapa acara. Seperti di acara pengajian ibu-ibu, pernikahan saudara, seminar atau bahkan di tempat kerja. Biasanya anak-anak yang ketika di rumahnya bersikap baik dan kondusif, Tapi ketika diajak di sebuah acara dan pertemuan tiba-tiba mereka menjadi rewel dan tak jarang juga menangis hingga tantrum. Adakah diantara kita juga mengalami hal yang demikian?
Sebenarnya, semua itu tentu ada penyebabnya. Ketika si kecil menangis, barangkali dia merasa tidak nyaman dengan kondisi tempat acara atau karena keramaian. Bisa jadi juga karena penyebab lain seperti kehausan, lapar, kesakitan karena terkena sesuatu, dan lain-lain. Jika hal ini menjadi penyebabnya, maka sebagai orangtua tentu saja harus memperhatikan kebutuhan anak. Kita harus menyadari bahwa situasi di tempat acara tentu saja sangat berbeda dengan di rumah. Apabila kebutuhan si kecil tercukupi,mereka akan berhenti menangis. Namun, yang jadi masalah adalah untuk menemukan jenis kebutuhan anak itu tidaklah mudah. Tentu saja karena kebutuhan anak itu sangat banyak. Dari kebutuhan fisik dan jiwanya.
Untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, orangtua perlu menyiapkan makanan, minuman, hingga mainan. Dan untuk kebutuhan jiwa, anak butuh perasaan aman, nyaman, dan santai. Kebutuhan kejiwaan ini lebih kompleks dari kebutuhan fisik. Karena cakupannya luas dan tak mudah dipenuhi apalagi jika tanpa perencanaan yang baik sebelum berangkat ke sebuah acara.
Sekalipun hal itu tidak mudah, orangtua tetap harus berupaya memenuhi kebutuhan si kecil. Sebab, bisa saja si anak dapat mengacaukan acara ibu dalam pertemuan. Terlebih lagi suasana pertemuan biasanya tidak sesuai dengan kebutuhan anak. Fitrahnya anak-anak kan butuh kebebasan dan keleluasaan untuk bergerak. Dan tahukah Ibu? Saat anak-anak menahan diri untuk tidak "rewel" itu artinya, si anak telah berkorban untuk menyukseskan kebutuhan ibunya.
Hal terpenting supaya keinginan ibu dapat terwujud adalah penuhi kebutuhan anak-anak selama acara tersebut. Lalu bagaimana kita dapat menjajaki kebutuhan anak pada saat itu? Uraian berikut ini semoga dapat menjadi rujukan ibu ya…
Pertama, orangtua harus dapat memperkirakan suasana seperti apa nantinya yang akan dihadapi pada acara itu. Apakah suasananya santai atau formal. Lalu kira-kira ketika anak-anak bersuara akan mengganggu orang lain atau bahkan berefek pada jalannya acara atau tidak. Bahkan orang tua juga harus dapat memastikan acara yang akan dihadiri itu menggunakan kursi atau karpet sebagai tempat duduknya. Biasanya setiap acara selalu ada time schedulenya, sehingga kita juga dapat memperkirakan berapa lamanya kita akan berada dalam acara itu. Dan jangan lupa kenali sikap anak terutama di jam-jam tertentu yang kaitannya dengan kebiasaan si anak. Misalnya saja pada jam sepuluh pagi si anak biasanya mulai meminta makanan ringan untuk cemilan. Kemudian di jam sebelas biasanya si anak sudah mengantuk dan minta tidur. Nah, kebiasaan di jam-jam tertentu ini akan menjadi alarm buat ibu ketika berada di tengah acara. Maka buatlah perencanaan jika si anak sudah mulai memberikan kode atau bahkan memintanya secara langsung supaya anak dapat terkondisikan dan ibu dapat mengantisipasi beberapa kemungkinan yang terjadi di tengah acara yang sedang diikuti sang ibu.
Kedua, orang tua harus memenuhi kebutuhan fisik anak. Terutama Ibu harus menyiapkan makanan. Menunggu dan duduk diam adalah hal yang sangat membosankan. Apalagi anak-anak, tentu saja mereka akan mencari hal-hal yang menarik untuk dimainkan atau bergerak kesana kemari. Dengan aktifitas seperti itu anak akan mudah merasa lapar. Maka pastikan Ibu membawa cadangan makanan yang cukup buat si kecil. Tidak di semua acara akan selalu dihidangkan makanan, kalaupun ada jumlahnya juga pasti terbatas. Selain itu, anak juga butuh tempat. Meskipun anak-anak lebih suka bermain daripada duduk, tetap saja anak membutuhkan tempat duduk untuk istirahat. Bahkan jika memungkinkan anak juga pasti memerlukan tempat untuk merebahkan diri.
Ketiga menyiapkan peralatan bermainnya. Karena bermain adalah kebutuhan bagi setiap anak, maka sebaiknya orang tua mempersiapkan kebutuhan bermain anak untuk memberikan aktivitas si anak saat acara berlangsung. Ibu dapat memilih alternatif mainan yang akan dibawa. Tentu saja mainan itu juga harus mainan yang edukatif dan disukai anak. Namun, kita juga perlu mempertimbangkan kemudahan dalam membawa mainan. Cukup membawa mainan yang mudah dibawa-bawa dan simpel. Misalnya saja boneka, mobil-mobilan, buku cerita, kertas gambar beserta pensil warnanya atau bahkan bila perlu bawa peralatan spidol, kertas origami, gunting dan lem. Setiap orangtua pasti mengetahui mainan kesukaan anaknya. Bila perlu, kita juga dapat secara sengaja untuk menyimpan mainan yang khusus untuk dibawa pergi ke sebuah acara. Meskipun anak sudah memiliki mainan tertentu, tak ada salahnya jika kita memiliki dua buah jenis mainan yang sama dan paling disukai. Satu untuk bermain di rumah dan yang satunya lagi khusus untuk dibawa bepergian
Ke empat, pastikan anak merasa aman berada di acara tersebut. Tidak semua anak mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan situasi yang cepat berubah. Maka menjalin komunikasi dengan anak adalah solusi terbaik. Jauh-jauh hari sebelum berangkat ke sebuah acara, sebaiknya orang tua sudah memberi tahu terlebih dahulu bahwa pada hari ini dan jam itu kita akan menghadiri sebuah acara. Sounding anak setiap hari dan berikan penjelasan tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tentu saja kita mengajarkan tentang adab kepada anak jika bertemu orang lain yang lebih tua.dan jangan lupa sampaikan tujuan ibu menghadiri acara tersebut. Ketika telah berada di acara itu, tetap jalin komunikasi dengan anak supaya anak merasa aman dan diperhatikan. Karena suasana pertemuan yang baru biasanya menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi anak-anak. Kita juga tak boleh memaksakan anak untuk dapat segera beradaptasi, sehingga ibu lah yang seharusnya peka terhadap perasaan anak.
Semoga informasi ini cukup membantu apalagi bagi ibu yang aktif di kegiatan kemasyarakatan atau organisasi. Karena aktivitas tersebut barangkali akan sangat sering menyertakan si buah hati dalam setiap kegiatan. Dengan demikian si anak akan belajar bersosialisasi dan beradaptasi dengan berbagai suasana. Selain itu, si anak akan memahami kiprah sang ibu dalam turut serta berpartisipasi membangun masyarakat dan bermanfaat bagi orang lain. Maka, anak bukanlah alasan bagi para ibu untuk tetap produktif.
Referensi :
Istiadi, Irawati.2005.Istimewakan Setiap Anak.Jakarta: Pustaka Inti.
Good yunda
BalasHapusMaturnuwun mb...😘
BalasHapus