Senin, 28 Oktober 2019

Menyatu Dengan Dunia Buah Hati



"Hal yang paling menakutkan tentang anak-anak di masa kini adalah bagaimana anggapan orang-orang dewasa tentang mereka."

Demikian ungkapan David Sarasohn seorang kolumnis di San Fransisco. Hal ini tidaklah salah, mari kita lihat bagaimana orang tua zaman sekarang begitu mudah melihat kesalahan anak dengan sangat detail dan bahkan cenderung mudah melabeli buruk terhadap anak-anak. Label buruk terhadap anak adalah bagian dari bullying yang dilakukan oleh orang tua yang tanpa disadari bahwa  hal itu berakibat buruk bagi perkembangan anak.

Kita bisa melihat bahwa telah terjadi kesenjangan antar generasi. Orang dewasa sudah lupa bagaimana rasanya menjadi anak-anak. Waktu berlalu begitu cepat dan tanpa terasa kita saat ini telah semakin tua sehingga kita menjadi tidak tahu lagi bagaimana caranya berbicara dalam bahasa anak-anak.

Suatu hari saya pernah ditanya oleh anak sulungku, "Ibu, mengapa buah apel yang kugigit ini warnanya menjadi coklat?"
Saya pun berusaha menjelaskan,"Begini ya, hal itu terjadi karena pada saat kamu menggigit apel itu, daging buahnya akan langsung berinteraksi dengan udara, yang memungkinkan berlangsungnya proses oksidasi. Proses itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur molekul-molekul daging buah apel yang mengakibatkan daging buah apel itu terjadi perubahan warna."

Kulihat sulungku diam dan asyik menikmati buah apel di tangannya. Lama saya menunggu respon darinya. Mengapa tak seperti biasanya jika dia merasa ingin tahu akan sesuatu, dia pasti akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Hal ini membuat saya merasa ingin menanyakan kepadanya tentang apa yang sedang dia pikirkan.

"Kak? Dah ngerti belum kenapa apelnya berubah warna jadi coklat?" Tanyaku penasaran.

"Ha? Memangnya Ibu tadi sudah jadi menjawab?"

"Lha ya sudah to Kak...memangnya Kakak tadi nggak dengar ibu ngomong apa?"

"Kirain ibu lagi ngomong sendiri tadi. Aku ya diam saja. Tapi aku juga nggak tahu kenapa apelnya ini jadi coklat?"

Saya kemudian merenung sejenak. Apa yang salah dari saya. Penjelasan spontan yang saya berikan dengan menyertakan bahasa ilmiah tingkat tinggi rupanya menjadi penyebab utama anak saya kehilangan fokus dan minat. Saya lupa akan tujuan utama menjawab setiap pertanyaan anak adalah untuk menjadikannya mengerti bukan malah semakin bingung karena bahasa yang digunakan sulit dipahami oleh anak-anak.

Alasan lain terjadinya kesenjangan antar generasi ini adalah, walaupun kita masih ingat bagaimana rasanya menjadi anak-anak, kita masih bercermin pada kebiasaan di masa kecil kita. Sebagian dari kita memang sering terjebak dengan perjalanan waktu. Kenangan di masa lalu kita hanya terpaku pada suatu peristiwa tertentu. Sehingga ingatan itu menjadi semacam patokan bagi kita dalam mendeskripsikan pengalaman masa lalu kepada anak-anak di masa kini. Padahal budaya dari masa lalu sudah lama menghilang.

Maka dari itu, penting bagi kita sebagai orang tua memahami perubahan zaman yang terjadi. Mendidik anak memang harus sesuai dengan zamannya, dan menyadari bahwa terkadang kita harus menggunakan nilai-nilai budaya masa kini untuk menyampaikan nilai-nilai kebaikan yang sifatnya abadi. Jika dulu, orang tua kita tidak memahami ilmu mendidik anak, ilmu perkembangan, ilmu psikologi dan lain sebagainya yang menyebabkan anak-anak zaman dulu sering salah menafsirkan sebuah informasi dan bahkan terjerumus pada perilaku yang buruk karena rasa ingin tahu yang tinggi sebagai salah satu fitrahnya sebagai seorang anak tidak terjawab.

Di masa kini, semuanya sudah berubah. Badai informasi melanda kita. Kemudahan dan tantangan sebagai konsekuensi logis dari adanya perkembangan teknologi yang pesat. Meskipun begitu, kita tetap harus menghadirkan jiwa dan cinta kepada anak sebagai generasi baru. Kita harus benar-benar menyatu dengan dunia mereka supaya kita dapat merasakan apa yang dirasakannya. Sehingga informasi yang kita berikan tidak cukup hanya "benar" saja tapi yang jauh lebih penting adalah dipahaminya sebuah informasi tersebut sebagai pengetahuan dan pengalaman belajar baru bagi mereka.



2 komentar:

  1. menyatu dengan dunia buah hati artinya harus perhatikan juga asupan gizinya tidak lupa dengan banyakyanya khasiat buah Nanas

    BalasHapus

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

ANDROID SOURCE CODES MURAH

ADVERTISEMENT

IKUTI KAMI

Total Pageviews

Popular Posts

ADVERTISEMENT

Aqila Nyanyi - Naik Delman

IKUTI FANSPAGE KAMI

Unordered List

Text Widget