Memberikan Pemahaman Perbedaan Gender Pada Anak
Pada masa anak-anak penting bagi orangtua untuk menanamkan norma dan memberikan arahan yang baik tentang perbedaan gender yang telah Allah ciptakan. Karena pada masa ini adalah masa yang tepat bagi orangtua untuk memberikan stimulus dan pengetahuan pada anak.
Namun, Sebelumnya kita harus tahu terlebih dahulu apa itu gender. Gender adalah suatu konsep yang mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial dan budaya.
Berkenaan dengan tugas perkembangan sosial pada anak, orang tua sebagai orang terdekat dengan anak sebaiknya memberikan pemahaman mengenai identitas, sosial kehidupan, dan yang paling terpenting adalah gender. Namun banyak orang tua yang beranggapan bahwa masalah gender adalah masalah yang belum saatnya untuk dibicarakan.
Padahal memperkenalkan masalah gender pada anak itu seharusnya sudah sejak dini dilakukan, sehingga anak bisa mempelajari tentang perbedaan jenis kelamin dan norma-normanya. Apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta memberikan pemahaman tentang konsep mahram. Mengingat setiap orangtua pasti menginginkan agar anaknya bisa tumbuh dan berkembang sesuai apa yang diharapkan , jika anak itu laki-laki, maka orang tua menginginkan agar anak laki-lakinya gagah, bersikap dan berperilaku seperti seharusnya laki-laki. Dan jika anak itu perempuan orangtua menginginkan agar anak perempuannya cantik, lemah lembut dan anggun.
Kita tentu tahu bahwa secara lebih luas gender tidak hanya sebatas pada jenis kelamin. Karena jenis kelamin hanya mengacu pada hal-hal yang sifatnya biologis. Sedangkan gender dibentuk oleh lingkungan, adat istiadat, serta budaya. Gender lebih mengacu pada perbedaan antara laki-laki dan perempuan berkaitan dengan perilaku, sifat, dan tanggung jawab.
Pentingkah Mengenalkan Gender pada Anak Usia Dini?
Tentu saja hal ini menjadi penting mengingat usia dini merupakan masa golden age yang sangat mudah untuk kita berikan pengetahuan dan menanamkan nilai-nilai karakter. Selain itu, masa ini anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Dimana setiap kali ia menemukan perbedaan, biasanya dengan daya kritisnya anak akan banyak bertanya tentang banyak hal. Tidak terkecuali saat ia telah mengetahui perbedaan antara laki-laki dan perempuan, biasanya si anak akan bertanya tentang jenis kelamin, perilaku atau pekerjaan orang tuanya yang berbeda. Nah, maka sebagai orangtua, tentunya kita wajib menjawab setiap pertanyaan anak dengan benar. Dan menghindari jawaban -jawaban yang tidak masuk akal karena menghindari mengatakan sesuatu yang dianggap tabu. Seperti hal nya saat saya ditanya oleh anak saya yang waktu itu baru berusia 3 tahun. Ia bertanya mengapa mas Danil kalau pipis itu berdiri tidak duduk sepertiku? dan mengapa pipis mas Danil tidak sama seperti pipisku?
Barangkali sebagian orang akan tabu menjawab pertanyaan seperti itu dan menjawab sekenanya saja secara asal-asalan dengan mengatakan bahwa kelamin laki-laki itu burung dan lain sebagainya. Menyikapi hal ini saya memilih untuk mengatakan yang sebenarnya secara biologis. Dan mengajarkan adab-adab buang air kecil. Yang mana dalam agama islam kita dianjurkan untuk buang air kecil tidak di sembarang tempat. Tapi harus di kamar mandi. Berdoa sebelum masuk kamar mandi dan masuk kaki kiri lebih dulu.
Pengenalan perbedaan gender pun harus dilakukan secara tepat. Karena setiap apa yang kita sampaikan akan tersimpan di dalam memori jangka panjang si kecil. Hal ini nantinya berpengaruh pada pembentukan perilaku dan kepribadian ketika anak dewasa.
Kapan Waktu yang Tepat Mengenalkan Konsep Gender?
Anak sudah bisa dikenalkan tentang gender sejak sejak umur 15 bulan. Saat anak mulai memasuki fase anal. Yang mana pada fase ini, anak mulai paham tentang fungsi dari alat kelamin. Ia pun mulai mempelajari perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Sebagai orangtua, kita juga sudah bisa mulai menerapkan prinsip gender pada anak. Misalnya, tentang pemilihan model dan warna baju, mainan, serta aksesoris untuk anak.
Melalui pengenalan konsep gender, orangtua bisa memberikan pengajaran tentang area-area pribadi anak. Apa yang boleh dilihat atau disentuh orang lain dan apa yang tidak. Lebih dari itu, pengenalan gender ini juga berfungsi untuk mengajarkan identitas dan tugas anak.
Tahapan Mengenal Gender pada Anak Usia Dini
Saat usia 12 bulan, anak-anak sudah mengenal perbedaan wajah ayah dan ibunya. Lalu, menginjak usia 2 tahun, anak sudah bisa membedakan mainan, misalnya boneka untuk anak perempuan dan mobil-mobilan untuk anak laki-laki. Saat usia 3 tahun, anak mulai penasaran secara fisik. Anak sering menyentuh alat kelaminnya sendiri. Ketika hal tersebut terjadi, orangtua tak perlu memarahinya, karena ini adalah salah satu fase perkembangan anak. Berikan penjelasan yang tepat tentang mengapa mereka tidak seharusnya melakukan hal itu.
Saat memasuki usia 4 tahun, anak-anak sudah mulai mengerti konsep sederhana tentang gender. Hal tersebut terbukti ketika anak bermain. Anak laki-laki cenderung enggan main boneka. Sebaliknya, anak perempuan sangat senang bermain boneka.
Pada anak usia dini, pengenalan gender terbatas pada perbedaan sifat dan perilaku antara laki-laki dan perempuan. Saat anak-anak sudah beranjak dewasa, pendidikan tentang gender ini berlanjut pada perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan.
Cara Mengenalkan Konsep Gender pada Anak
1. Melalui Permainan Anak
Konsep gender bisa dikenalkan melalui permainan anak. Pada usia balita, anak-anak biasanya senang bermain rumah-rumahan. Anak perempuan bisa berperan sebagai ibu, sementara anak laki-laki berperan sebagai ayah. Permainan seperti ini berperan untuk mengenalkan perbedaan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan.
Anak laki-laki, misalnya, mempunyai peran sebagai kepala keluarga yang bekerja, melindungi keluarga dan yang lainnya. Anak perempuan berperan menjaga anak, mendongeng, memasak, dan lain sebagainya.
Orangtua juga jangan terlalu risau saat anak laki-lakinya bermain boneka. Pada dasarnya, boneka tidak hanya untuk anak perempuan saja. Anak laki-laki juga bisa bermain boneka, dan bukan hal yang harus dilarang. Hanya saja perbedaannya adalah pada pandangan anak tentang boneka. Anak perempuan akan menganggap boneka sebagai “anak” atau bayinya. Sementara anak laki-laki cenderung menyukai action figure, boneka hewan, dan patung-patung kecil.
2. Melalui Buku Cerita
Anak-anak sangat suka belajar melalui dongeng atau cerita. Meski mereka belum bisa membaca sendiri cerita yang mereka inginkan, anak-anak sangat antusias ketika dibacakan cerita. Kita dapat memilihkan cerita-cerita tertentu yang disukai anak. Setelah membacakan cerita, tanyakan hal-hal tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
3. Lewat Film
Selain buku cerita, film juga menjadi media yang tepat untuk mengenalkan konsep gender. Tontonlah film anak-anak yang relevan untuk ditonton si kecil. Setelah itu, tanyakan hal-hal yang berhubungan dengan konsep gender. Atau jika memungkinkan, pancing anak-anak untuk bertanya lebih dulu.
#BunsayLevel11
#FitrahSeksualitas
#KuliahBundaSayangIIP
0 komentar:
Posting Komentar