Pendidikan Fitrah Seksualitas Pada Anak Usia Dini
Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Pendidikan berbasis fitrah atau Fitrah Base Education (FBE) pada dasarnya adalah mendidik anak sesuai dengan fitrah yang dimiliki. Tugas orangtua dalam mendidik anak sebenarnya cukup sederhana, yaitu memelihara fitrah anak. Meski dalam praktiknya, akan menemui banyak sekali hal-hal yang akan menguji orang tua. Baik kesabaran ataupun konsistensinya. Mengapa menjaga fitrah anak itu sangat penting? Memang fitrah itu apa?
Fitrah adalah segala sesuatu yang menjadi kejadian atau bawaan manusia sejak lahir. Pengertian fitrah secara sistematik berhubungan dengan hal penciptaan (bawaan) sesuatu sebagai bagian dari potensi yang dimiliki. Ada empat fitrah utama yang diperhatikan dalam penerapan FBE, yaitu fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat, dan fitrah seksualitas. Nah, tapi kali ini saya akan mengulas dan mereview materi tentang fitrah seksualitas.
Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati (Perwitasari,2017). Namun perlu kita ketahui bersama bahwa pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks. Tujuan dari pendidikan fitrah seksualitas adalah membuat anak mengetahui identitas seksualnya, anak mampu berperan sesuai dengan identitasnya dan membuat anak mampu melindungi dirinya dari kejahatan seksual. Dan yang lebih penting adalah bagaimana anak memahami, menghayati, dan memiliki rasa percaya diri sesuai jenis kelaminnya.
Pendidikan seksualitas, tentu terkait dengan fitrah anak. Setiap anak terlahir dengan fitrahnya masing-masing. Lalu bagaimana menerapkan pendidikan fitrah seksualitas pada anak? Secara umum, orangtua harus merawat, membangkitkan, dan menumbuhkan fitrah sesuai gendernya yaitu bagaimana seorang lelaki berpikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai lelaki juga bagaimana perempuan berpikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai seorang perempuan. Fitrah seksualitas perlu dirawat dengan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir hingga usia akil baligh (Santosa, H.2017).
Lakukan dengan memperkuat identitas gender sesuai jenis kelamin dengan cara memberikan identitas dan simbol sesuai jenis kelamin. Misalnya membedakan nama, perlengkapan, warna perlengkapan, toilet, mainan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Tujuannya untuk memperkuat jati diri sesuai jenis kelaminnya.
Orangtua juga perlu mengajarkan masalah aurat. Aurat yaitu bagian tubuh yang harus dijaga. Anak harus diajarkan bahwa tubuhnya berharga, oleh karna itu harus dijaga. Tidak boleh diperlihatkan, disentuh selain kepada ibunya, juga tidak boleh dipermainkan. Perlu dijelaskan pada anak juga bagian mana yang boleh dan terlarang untuk disentuh.
Terhadap lingkungan, anak diajarkan bagaimana berinteraksi dengan sekitar.
Kepada siapa anak boleh bersalaman, bermanja, minta gendong, bersentuhan, dan berdekatan. Anak juga harus belajar membedakan bagaimana berinteraksi dengan ayah, paman, kakek, dan lainnya. Lalu, bagaimana bersikap dengan kepada selain keluarga.
Tak lupa yang menjadi perhatian khusus kita yang tak kalah pentingnya adalah adab terkait interaksi dengan orang lain. Diantaranya adalah,
a. Meminta ijin ketika masuk ke kamar orangtua
b. Sedari dini, anak dilatih untuk tidur terpisah dengan orangtua
c. Adab memandang. Ada hal yang boleh dilihat/ada yang tidak boleh dilihat
d. Adab berpakaian. Batasan pakaian sesuai jenis kelamin
e. Adab interaksi dengan lawan jenis, misal tidak memeluk yang bukan keluarga
Berikut adalah tahapan dalam menjaga fitrah seksualitas pada anak.
❤Fitrah Seksualitas pada anak usia 0-2 tahun.
Pada usia ini anak berada pada fase oral. Sentuhan akan membuat nyaman dan memberi kenikmatan. Anak banyak belajar melalui indra pendengaran dan perasaannya, anak dapat merasakan kasih sayang. Sehingga pada fase ini anak (laki-laki dan perempuan) harus sangat dekat dengan Bundanya karena masa menyusui dan aspek kognitif sensorisnya sedang berkembang. Peran orang tua dalam merawat fitrah seksualitas anak pada usia ini adalah,
1 . Membiasakan menutup aurat anak. Khususnya saat mandi, ganti popok, ganti baju, hendaknya orang tua jangan melakukannya di tempat terbuka dan tidak di hadapan orang lain.
2. Saat sedang menyusui, hendaknya hanya anak yang bisa melihat puting ibu. Jika berada diluar rumah, bisa dilakukan di nursing room.
3. Orang tua tidak berhubungan seksual di ruangan yang sama dengan anak.
4. Mengenalkan anggota tubuh anak dengan nama sebenarnya. Biasanya mulai dikenalkan efektif pada anak yang mulai bisa bicara, yaitu sekitar usia 15 bulan.
5. Stimulus imajinasi anak melalui permainan untuk mengenalkan perbedaan peran sesuai gender.
❤Fitrah seksualitas pada anak usia 3-6 tahun.
Usia ini adalah Fase phalic. Anak akan sering melihat dan memegang kemaluannya sendiri. Namun mereka lakukan bukan karena orientasi seksual pada pikiran anak. Anak pun mulai Sadar gender, ia mengenal perbedaan dan beda perilakunya. Mulai mengenal bagian tubuhnya dan orang lain melalui permainan. Biasanya anak mulai banyak bertanya dari mana asal adik bayi. Dekatkan anak perempuan dan laki-laki dengan Ayah dan Bundanya agar memiliki keseimbangan rasional dan emosional.
Berikut peran orang tua dalam merawat fitrah anak usia 3-6 tahun.
Demikian Tulisan ini yang merupakan review presentasi kelompok 2 di kelas bunsay IIP.
Referensi
1. Santosa, H.2017.Fitrah Based Education.Depok:Yayasan Cahaya Mutiara Timur.
2. Dee, Arif. 2017
2. Perwita Sari. 2017 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1905750059452170nid=221502844543575
3. Setiorini. 2018
BunsayLevel11
#FitrahSeksualitas
#KuliahBundaSayangIIP
0 komentar:
Posting Komentar