FAQ Yang Biasa Diajukan Anak Mengenai Seksualitas
"Kenapa di Foto Pernikahan Ayah dan Ibu, Aku Nggak Ada?"
Suatu ketika, saya pernah merasa bingung membuat kegiatan bermain bersama kakak Aqila di rumah. Karena padatnya urusan domestik sampai tidak fokus menyiapkan segala sesuatunya untuk bermain dan membuat kegiatan bersama si sulung. Karena tak ada rencana apapun, maka saya mencari ide dengan melihat seisi rumah. Berharap mendapat inspirasi dari dalam rumah. Tiba-tiba mataku tertuju pada dua buah album foto lama saya bersama teman-teman waktu kuliah dulu dan yang satu lagi foto pernikahan saya.
Satu per satu saya berkisah tentang masa lalu saya yang saya lalui bersama sahabat terbaik. Sambil ku sebutkan nama-nama sahabat yang begitu lekat di benakku itu. Kami berdua bisa tertawa bersama saat ada kisah yang lucu dan menarik diantara foto-foto lama itu. Tibalah saatnya kami membuka album pernikahan. Kakak Aqila begitu takjub saat melihat foto ibunya mengenakan gaun yang indah dan terlihat cantik. Sang ayah pun tampak gagah sekali, serta suasana pesta yang meriah karena banyak tamu yang juga ikut foto bersama.
Tiba-tiba kakak Aqila menanyakan keberadaan dirinya di antara foto-foto itu.
"Aku mana bu? Kok nggak ada?"
"Kakak belum lahir waktu ibu menikah."
"Ah...paling aku nggak diajak ke pesta ayah sama ibu kan?"
"Itu kan foto pernikahan ayah sama ibu kak, jadi ya kakak belum lahir. Teman-teman kakak juga pasti begitu. Pasti nggak ada yang ikut di pesta pernikahan ayah dan ibunya."
Kakak Aqila memang tidak bertanya lagi, tapi matanya mulai berkaca-kaca dan tumpahlah air matanya bersamaan dengan suara tangisnya yang keras.
"Huwaaaaaa...Ibu sama Ayah nakal..nggak ngajak aku pesta.." ujarnya tersedu-sedu.
Dari sinilah saya mulai merasa perlu sekali memberinya penjelasan yang lebih baik supaya dia mengerti mengenai pernikahan orang tuanya yang dilakukan jauh sebelum kelahirannya. Sebetulnya hal ini banyak ditanyakan oleh anak-anak terutama anak balita. Yang mereka ketahui hanya sebatas pada orang tuanya yang berpakaian bagus, suasana ramai dengan banyak orang, banyak kado dan makanan dan hal-hal lain yang menarik perhatian. Yang ia pikirkan adalah orang tuanya yang tidak mengajaknya di pesta tersebut. Apalagi jika dalam foto itu ada sebagian orang yang ia kenali sebagai saudara atau kerabat dekat. Tentu saja hal ini akan menambah kesedihannya.
Namun, kita tak perlu cemas bahwa ia akan menangis atau sedih berkepanjangan. Kita dapat menjelaskan kepada anak-anak apa adanya. Katakan kepada mereka bahwa foto itu adalah momen pernikahan ibu dan ayah, yang saat itu ia belum lahir. Kita dapat memberikan contoh lain kepadanya. Misalnya saja saat kita menghadiri pesta pernikahan, sampaikan kepada mereka bahwa hampir semua orang yang menikah belum mempunyai anak. Atau pada saat menjenguk saudara atau kerabat yang baru melahirkan. Sampaikan bahwa , orang yang memiliki anak adalah mereka yang telah menikah. Si adik bayi itu juga pasti tidak ada di dalam foto pernikahan orangtuanya.
Penjelasan dengan contoh konkret seperti itu, bisa saja tidak dimengerti oleh anak. Namun, sedikit demi sedikit dia juga pasti akan memahaminya. Yang penting kita sebagai orang tuanya tidak bosan menjawab dan memberi penjelasan ketika si anak mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.
#BunsayLevel11
#FitrahSeksualitas
#KuliahBundaSayangIIP
0 komentar:
Posting Komentar