MENJAJAKI GAYA BELAJAR DENGAN STIMULUS VISUAL MELALUI BERCERMIN
“BERBENAH DIRI”
Seringkali setiap hendak bepergian, aku selalu mengatakan kepada Aqila rencana bepergian itu hendak kemana dan mau apa terlebih dahulu, jauh sebelum waktu bepergian itu tiba. Biasanya kulakukan pada malam harinya atau beberapa jam sebelum berangkat. Sehingga harapanku Aqila dapat bersiap diri dengan kesadarannya tanpa ada drama pada saat harus bersiap-siap. Hal ini kulakukan untuk melatih kemandiriannya dalam melakukan aktivitas bersiap sebelum bepergian seperti mandi, memilih baju yang mau dikenakan, mengenakan baju, makan dan barang-barang yang akan dibawa. Alhamdulillah latihan kemandirian semacam ini telah Aqila lakukan sejak lama, sehingga sekarang waktunya aku merasakan hasilnya dengan kemandirian yang telah Aqila miliki, sehingga ringanlah pekerjaanku karena dibantu dengan baiknya sikap Aqila. Aku hanya sekedar mengingatkannya saja dan sesekali memperhatikan apa yang ia lakukan.
Baca Juga ya
Seperti yang terjadi hari ini, setelah ia selesai mengenakan baju dan beberapa perlengkapan lainnya, ia kuminta bercermin dahulu apakah sudah rapi atau masih ada yang harus diperbaiki dari penampilannya. Dan ternyata ketika di depan cermin, Aqila mengusap-usap muka bagian pipinya, kulihat dia sedang meratakan bedak yang bertabur berlebihan di wajahnya. Setelah itu ia memastikan jilbabnya sudah pas dikenakan lalu ia mulai memakai kacamata dan menggendong tas ungu kesayangannya yang isinya dapat dipastikan adalah pakaian,susu,makanan ringan dan minum. Dari sikap yang dilakukan Aqila ini, aku merasa dia sangat peduli dengan penampilannya, dia berusaha tampil bersih dan rapi. Bahkan pada saat memilih baju yang hendak dikenakan, ia mulaii memadu padankan sendiri style nya. Untuk hal ini aku tidak turut campur terlalu banyak, sengaja aku berikan keleluasaan kepadanya untuk memilih.
Uniknya dari aktivitas bercerminnya ini, aku dapati ia sedari tadi ia berbicara sendiri di depan cermin. Aku pura-pura tidak memperhatikannya, namun rasanya ingn tertawa sendiri dibuatnya. Percakapannya dengan dirinya sendiri di depan cermin kurekam jelas dalam ingatanku.
“ ih..bedaknya ini kok kebanyakan ya..iya deh nggak apa-apa sedikit diusap biar rata ya..”
“ jilbabnya juga talinya masih miring, jadi ikut miring nih depannya”
“oya…karena mau naik motor, jadi harus pakai kacamata, biar ngak kena debu matanya..inii kacamata yang dibelikan ibu waktu aku mau pergi ke rumah nenekku di jepara, kamu tahu nggak rumah nenekku yang di jepara? di sana enak lho, aku bisa berenang, main ke pasar, trus aku dibelikan banyak makanan dan mainan sama bibi dan nenekku.”
“ weslah… aku dah siap mau pergi sama ibu, aku udah cantic dan rapi, trus udah siap berangkat deh.”
“ jilbabnya juga talinya masih miring, jadi ikut miring nih depannya”
“oya…karena mau naik motor, jadi harus pakai kacamata, biar ngak kena debu matanya..inii kacamata yang dibelikan ibu waktu aku mau pergi ke rumah nenekku di jepara, kamu tahu nggak rumah nenekku yang di jepara? di sana enak lho, aku bisa berenang, main ke pasar, trus aku dibelikan banyak makanan dan mainan sama bibi dan nenekku.”
“ weslah… aku dah siap mau pergi sama ibu, aku udah cantic dan rapi, trus udah siap berangkat deh.”
Baca Juga ya
Menggemaskan sekali aksi anak kecil ini, seolah seperti orang dewasa saja dia bicara. Dia begitu mahir mengeksplorasi dirinya dengan menggunakan Bahasa dan kata-kata meski hanya berbicara sendiri di depann cermin. Selanjutnya ada aksinya memperkenalkan diri setelah ia selesai menggendong tas ungu miliknya.
“ assalamualakum…haiiii..namaku Aqila, aku…anaknya ayah sama ibu, aku sekarang mau pergi sama ibu ke tempat temannya ibu. Disana ada pengajian, aku pintar karena aku sudah bisa mandi sendiri, makan sendiri, pakai baju sendiri, dan pakai sepatu sendiri. Nanti di rumah teman ibu, aku juga harus pintar dan sopan kata ibu. Oke..sekarang aku berangkat dulu ya, daaaa.”
Yah itulah aksi Aqila, banyak hal yang ia lakukan di depan cermin, dari berbenah diri dan berbicara dengan fasihnya. Bahkan dalam proses bersiap diri, dia samasekali tidak ada masalah dengan intruksi yang kuberikan, meskipun intruksi itu lebih dari satu. Bahkan terkadang aku memintanya melakukan sesuatu dengan tiga intruksi sekaligus dan dia berhasil melakukannya dengan baik. Dia juga sangat memperhatikan penampilannya, jika ada yang kurang pas maka akan dibenahinya dan jika menemukan kesulitan ia segera akan meminta bantuan kepadaku. Stimulus visual yang kulakukan menunjukkan bahwa dia memiliki gaya yang komplek namun kecenderungannya mengarah pada gaya belajar kinestetik dan auditory. Suka berbicara dengan fasih, tidak bermasalah dengan intruksi verbal, suka mengatakan apa yang ia rasakan dan pikirkan tanda bahwa ia tahu apa yang ingin dikatakan dan bagaimana mengatakannya.
0 komentar:
Posting Komentar