Sate Pelangi
Pernah suatu ketika, saya membeli sate telur puyuh dari pedagang sayur keliling. Adik Adzkiya terlihat senang dengan bentuk dan susunanya yang bertumpuk. Apalagi melihat kakak Aqila makan dengan gaya makan yang membuat orang lain jadi menginginkan sate telur puyuh itu.
Adik Adzkiya berusaha memakan sate telur puyuh itu seperti kakaknya. Namun, Adik Adzkiya belum mampu mencabut telur puyuh itu dengan gigitan giginya. Alhasil, si adik makannya disuapin bunda dengan melepaskan telur puyuh itu satu persatu.
Terinspirasi dari sate telur puyuh itupun, saya memanfaatkan lilin mainan warna warni untuk dijadikan sate telur puyuh. Harapannya dengan permainan ini, saya dapat mengenalkan warna, melatih menusuk, melepas dan pengenalan bentuk bulat, lonjong dan gepeng. Karena saat proses membuat bulatan telur itu, kita akan membagi satu buah lilin mainan menjadi dua dan membentuknya menjadi lingkaran. Supaya mudah terbentuk, lilin mainan ini akan di penyet-penyet terlebih dahulu sehingga bentuknya menjadi gepeng. Lalu memblundarnya supaya menjadi bulat.
Nah, kegiatan ini ternyata sangat mengasyikkan. Bahkan kakak Aqila juga sangat menyukainya. Dia juga turut membuatnya dan membantu sang adik untuk menusukkan tusuk sate ke bulatan warna warninya.
#Tantangan30Hari
#HariKe14
#Buncek
#KelasKepompong
#InstituteIbuProfesional
0 komentar:
Posting Komentar