Strategi Pelaksanaan Pendidikan Fitrah Seksualitas
Dalam agama Islam pendidikan fitrah seksualitas mempunyai nilai yang tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai agama. Bahkan harus sepenuhnya dibangun di atas landasan agama. Dengan
mengajarkan pendidikan fitrah seksualitas, diharapkan akan terbentuk generasi yang bertanggungjawab dan bermoral. Sehingga mereka mampu berperilaku sesuai dengan jenisnya dan bertanggung jawab atas kesucian dirinya.
Dasar-dasar pendidikan bagi keluarga yang mencakup adab anak kecil yang meminta izin ketika mereka hendak masuk ke dalam kamar orang tuanya. Ada beberapa waktu dimana seorang anak tidak diperbolehkan masuk kamar orang tua. Yaitu di saat malam hari setelah isya, tengah hari usai shalat dzuhur dan sebelum waktu subuh. Hal ini telah Allah jelaskan dalam surat An-Nur: 58-59.
Betapa luas dan kayanya nilai pendidikan fitrah seksualitas yang dalam Islam pendidikan ini dibangun berdasarkan asas Islam. Yang tujuannya bukan hanya sekedar untuk menjaga manusia dari penyakit dan gangguan seksual saja. Namun jauh lebih penting dari itu semua yaitu untuk menjaga moral dan membentuk pribadi manusia yang berakhlakul karimah. Selain itu, nilai yang terkandung pendidikan seksualitas juga mengandung nilai sosial, budaya dan kesehatan.
Pendidikan seksualitas ini idealnya diberikan pertama kali oleh orang tua. Namun sayangnya tidak semua orang tua mau dan mampu terbuka terhadap anak di dalam membicarakan permasalahan seksual, sehingga anak seringkali mencari tau dengan caranya sendiri yang salah. Semua harus bermula dari keluarga. Karena keluarga memegang peranan penting dalam pendidikan fitrah seksualitas. Siapa sajakah keluarga itu? Yaitu semua pihak yang mempunyai hubungan darah atau keturunan yang bisa diperbandingkan dengan klan atau marga dalam arti yang luas. Sedangkan dalam arti sempit , keluarga adalah orang tua dan anak. Dalam hal ini, Keluarga mempunyai peran penting yang sangat mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak. Yaitu kewajiban menanamkan dasar pengetahuan tentang seksualitas yang benar pada anak-anak.
Keluarga merupakan sarana dan sebuah
lingkungan yang tepat untuk menanamkan pengetahuan tentang pendidikan seksualitas. Apalagi pendidikan seksualitas tidak dapat dipisahkan dari pendidikan akhlak. Karena ketika keduanya terpisah dapat menjerumuskan anak pada penyelewengan seksual.
Lalu bagaimana strategi memberikan pendidikan seksualitas kepada anak di dalam keluarga? Berikut ini beberapa strategi umum yang dapat diterapkan orangtua dalam pelaksanaan pendidikan seksualitas di lingkungan keluarga yaitu:
a. Memperkuat pendidikan agama di rumah.
b. Memulai pendidikan sejak dini.
c. Pendidikan Sesuai dengan umur dan kebutuhan anak.
d. Lakukan secara bertahap dan kontinyu.
e. Jalin kedekatan dan komunikasi Dari hati ke hati secara terbuka.
f. Upayakan jangan menunggu anak bertanya.
g. Menjawab semua pertanyaan anak dengan benar.
h. Orang Tua menjadi teladan yang baik untuk anak.
i. Agendakan untuk silaturahmi ke keluarga saleh.
j. Orang Tua harus meningkatkan kapasitas diri dalam melaksanakan pendidikan dari dalam rumah. Bila perlu lakukan konsultasi dengan orang yang ahli.
k. Melibatkan diri dalam kegiatan sekolah anak.
Jika Pendidikan seksualitas dilakukan oleh orangtua, hal ini dapat membuat anak merasa aman. Karena orang yang paling dekat dengan si anak adalah orang tuanya. Sehingga peran orangtua yang optimal dalam keluarga dengan membangun komunikasi yang positif dan produktif dapat membuat anak mengerti
bagaimana mencegah berperilaku negatif.
Penyampaian pengetahuan seksualitas secara benar,menentukan nilai pandang dan sikap anak terhadap seks dan hal ini juga sangat menentukan keharmonisan keluarga anak di kemudian hari. Keluarga merupakan media sosialisasi yang mempunyai peran sangat urgen. Bahkan dalam Islam pendidikan seksualitas telah diatur dan digambarkan secara baik yang kesemuanya itu berawal dari dalam keluarga. Seperti adanya perintah untuk memisahkan tempat tidur anak dari orang tua, memisahkan kamar tidur anak laki-laki dengan anak perempuan, mengenalkan dan menjelaskan alat kelamin anak,
kewajiban menutup aurat bagi laki-laki maupun perempuan,menjelaskan batasan-batasan antara laki-laki dan perempuan menurut Islam dan lain sebagainya.
Orang tua seharusnya tidak menganggap tabu tentang pendidikan seksualitas, karena hal tersebut merupakan kebutuhan bagi anak. Namun yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam memberikan pendidikan seksualitas pada anaknya adalah harus sesuai dengan usia, kemampuan berpikir dan kondisi psikis
anak. Karena dalam pendidikan seksualitas ada beberapa tingkatan dan tahapan yang disesuaikan dengan usia dan tahapan perkembangan anak.
Menurut Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And., dalam menyampaikan pendidikan seksualitas kepada anak orangtua perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
💦 Berbicara dengan cara yang wajar, seperti berbicara tentang hal yang lain.
💦Hindari gaya seperti mengajar di sekolah.
💦Pembicaraan hendaknya tidak hanya terbatas pada fakta biologik, melainkan juga tentang nilai, emosi, dan jiwa.
💦Jangan khawatir Anda telah menjawab terlalu banyak terhadap pertanyaan anak. Mereka akan selalu bertanya tentang apa yang mereka tidak mengerti.
💦Anak-anak usia prasekolah juga perlu tahu bagaimana melindungi diri dari penyimpangan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa. Ini berarti bahwa orangtua harus memberitahu anak bahwa mengatakan "tidak" kepada orang dewasa bukanlah sesuatu yang dilarang.
💦Jangan menunggu sampai anak mencapai usia belasan tahun untuk berbicara tentang masa pubertas. Mereka harus sudah mengetahui perubahan yang terjadi pada masa remaja sebelumnya.
💦Berilah suasana dan kesempatan agar anak merasa bebas dan aman mengajukan pertanyaan tentang seksualitas.
💦Andaikata orangtua tidak dapat menjawab pertanyaan anak, jangan malu mengatakan "tidak tahu". Kemudian mintalah bantuan atau penjelasan dari orang lain yang mengetahui.
💦Setelah berbicara atau menjawab pertanyaan anak, ujilah apakah jawaban itu memang telah dimengerti. Berilah kesempatan kepada anak untuk menanyakan lagi kalau kemudian muncul pertanyaan baru.
💦Kehidupan seksual orang tua sangat diperlukan sebagai contoh nyata bagi anak ketika berbicara tentang seksualitas.
Inilah peran orang tua sebagai aktor utama dalam mendidik yang harus mempunyai kecakapan dan kapasitas yang sesuai. Orang tua sebagai pendidik, setidaknya harus mempunyai kecakapan intelektual dan cara yang santun dalam mendidik anak. Sehingga pendidikan dalam keluarga dapat berjalan secara ideal, yaitu mampu mendidik anak-anaknya memahami masalah seksualitas dengan benar. Yang harapannya hal itu dapat berimplikasi pada moral generasi muda.
Referensi :
- Heri Jauhari Mochtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) hlm. 18
- Diana Yunita Sari. 2013 dalam https://m.tribunnews.com/kesehatan/2013/05/05/10-cara-sampaikan-pendidikan-seks-pada-anak-tanpa-vulgar.
BunsayLevel11
#FitrahSeksualitas
#KuliahBundaSayangIIP
0 komentar:
Posting Komentar