Kesadaran Orangtua tentang Kekerasan Seksual pada Anak Usia Dini
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan seorang anak,
sebagai tempat belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Dalam keluarga, umumnya anak mempunyai hubungan interaksi yang lekat. Segala sesuatu yang diperbuat anak dipengaruhi oleh keluarga dan sebaliknya. Keluarga merupakan dasar pembentuk tingkah laku, tingkat moral dan pendidikan kepada anak.
Akhir-akhir ini banyak sekali kasus kejahatan seksual yang terjadi. Namun, justru hal ini kurang disadari oleh lembaga bernama keluarga itu. Anak usia 3-5 tahun sudah mampu menyadari perbedaan jenis kelamin saat berinteraksi di lingkungannya. Sehingga sejak anak berusia 3 tahun harus mendapatkan pendidikan seks dari orangtua mereka. Masalah pendidikan seks kurang diperhatikan oleh orangtua pada masa kini, karena mereka menganggap
bahwa anak-anak akan mengerti dengan sendirinya pada saat anak mereka
dewasa. Anak-anak yang kurang diperhatikan oleh orangtua akan lebih mudah dipengaruhi oleh lawan jenis.
Orangtua mempunyai fungsi pendidik karena seorang anak pertama kali
memperoleh pengetahuan dari orangtuanya terutama ibu, ayah serta anggota keluarga lainnya. Dengan demikian kepribadian seseorang anak terbentuk sebagai hasil perpaduan antara warisan sifat-sifat, bakat orangtua dan lingkungan dimana ia berada berkembang. Lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam adalah keluarga sendiri.
Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mencegah pelecehan seksual pada
anak yaitu memberikan pendidikan seks pada anak sejak usia dini. Pelecehan
seksual terhadap anak adalah segala tindakan seksual terhadap anak baik dengan cara membujuk maupun memaksa.
Pelecehan seksual dapat menimpa siapa saja, baik terhadap anak lelaki ataupun
anak perempuan. Kebanyakan kasus pelecehan seksual, pelaku merupakan orang-orang dari lingkungan terdekat seperti tetangga atau teman bermain anak. Banyak kejadian balita dinodai oleh anak-anak usia sekolah dasar karena iseng atau ingin tahu. Pengaruhnya terhadap anak-anak dapat menghancurkan psiokososial dan
tumbuh kembangnya di masa depan. Tindakan pencegahan pelecehan seksual
dapat dilakukan dengan pemberian informasi tentang permasalahan kekerasan seksual sejak anak berusia 2 tahun.
Mengajarkan pendidikan seksualitas dan memberikan informasi terkait upaya
pencegahan pelecehan seksual pada anak memang tidak mudah tetapi harus
dilakukan sedini mungkin (mulai usia 2 atau 3 tahun) agar anak terhindar dari
tindakan pelecehan seksual. Anak-anak yang kurang pengetahuan tentang seksualitas jauh lebih mudah dibodohi oleh para pelaku pelecehan seksual.
Pembentukan tingkah laku anak dimulai sejak anak lahir, berjalan seiring
waktu dengan perkembangan dan penyesuaian terhadap lingkungan sosial. Namun tidak semua anak dapat melewati masa perkembangannya dengan baik, sehingga akan muncul berbagai masalah tingkah laku dan karakter pada anak.
Dari beberapa jenis kekerasan ini, orang tua lebih takut terhadap kekerasan
seksual apabila dibandingkan dengan kekerasan yang lain. Orang tua tidak tahu
bagaimana cara yang tepat untuk berbicara dengan anak-anak mereka mengenai jenis kekerasan tersebut.
Orang Tua berperan sebagai sebagai pembentuk karakter dan pola pikir serta
kepribadian anak. Oleh karena itu, keluarga merupakan tempat dimana anak-
anaknya pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Sifat pembelajaran di dalam keluarga sangat potensial dan mendasar.
Perhatian juga diberikan orangtua agar anaknya mendapatkan prestasi di
sekolahnya dan kelak dapat tercapai cita-cita anaknya. Selain itu agar anak mampu menjadi pribadi yang mandiri. Bimbingan dan perhatian dari orangtua sangat diperlukan oleh anak dalam proses pencapaian prestasi belajarnya. Jadi dengan kata lain, perhatian orangtua merupakan faktor utama dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik anaknya di kalangan keluarga sehingga anaknya menjadi generasi penerus yang lebih baik.
Aspek-aspek kesadaran orangtua meliputi:
1 . Pemberian Bimbingan Belajar
2 . Memberikan Nasihat
3 . Memberikan Motivasi dan Penghargaan
4 . Memenuhi Kebutuhan Anak
5 . Pengawasan Terhadap Anak
Referensi :
- Kurnia N, & Tjandra E. 2014. Cara Cerdas dan Bijak menjeaskan Seks pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
- Maslihah, Sri. 2006. “Kekerasan Terhadap Anak: Model Transisional dan Dampak Jangka Panjang”. Edukid: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.I(1).25-33
#BunsayLevel11
#FitrahSeksualitas
#KuliahBundaSayangIIP
0 komentar:
Posting Komentar