THINK CREATIVE, BE CREATIVE
" Ketika Aku Harus Bersabar"
Usia si kecil semakin bertambah, semakin banyak juga keterampilan yang ia kuasai untuk membantunya menjalani kehidupan sehari-hari. Dari kemampuan verbal yang mulanya hanya mampu mengucapkan sepatah dua patah kata saja, kini ia mampu bercerita panjang lebar tentang hari yang dilewati dan pengalamannya.
Motorik halusnya pun mulai meningkat, dari kemampuan mengambil benda-benda kecil hingga menggambar dan mewarnai. Bahkan kini gambarnya sudah mengandung cerita di dalamnya. Setiap tahapan perkembangannya ini diperoleh melalui aktivitas bermainnya baik di rumah maupun di sekolah. Kemampuan-kemampuan ini terus berkembang termasuk pada ranah kognitif, interaktif, fisik dan kreativitas.
Banyak hal unik yang bersifat kreatif pada setiap aktivitas yang dilakukan oleh kakak Aqila. Namun, hal-hal ini justru sering tidak mendapat perhatian khusus dari saya saat mendampinginya bermain. Padahal hal kecil yang mengandung unsur kreativitas akan sangat berguna bagi kehidupannya di masa yang akan datang. Saya bersyukur sekali dengan menjalankan tantangan bunda sayang level 9 ini, saya menjadi lebih jeli dalam memperhatikan kemampuan kreativitasnya. Yang harapannya saya dapat menemukan lebih banyak lagi hal-hal kreatif yang ada pada diri kakak Aqila untuk dapat dikembangkan lebih jauh lagi.
Namun, ada hal yang mengusik hati saya, apakah dengan memiliki keterampilan-keterampilan itu saja ia sudah siap menghadapi tantangan di masa depannya? Karena diprediksikan masa depan nanti akan lebih kompetitif dan menantang dengan melihat adanya perubahan yang sangat cepat dan dinamis. Tentu saja hanya dengan memiliki keterampilan-keterampilan itu saja tidaklah cukup. Karena bukan hanya memiliki karakter kuat dan positif yang akan menghantarkannya pada kesuksesan pendidikan dan karir. Ada satu karakter yang juga harus dimiliki oleh anak untuk membantunya menghadapi dunia dan tantangannya. Yaitu kemampuan seseorang untuk menghadapi kegagalan sebagai tempat belajar dan mampu mengelola diri dan hati nya untuk bangkit dan terus mencoba. Kemampuan ini disebut dengan Resilen.
Mengapa saya utarakan hal ini? Sebab, pada saat saya mengamati perilaku kakak Aqila saat bermain, saya mendapatinya dirundung kebosanan karena tidak segera bisa melakukan sesuatu. Hal ini terjadi pada saat ia ingin menjiplak tangan dan kakinya yang diharapkannya akan menjadi bentuk kupu-kupu yang cantik. Posisi badan yang kurang tepat , membuatnya kesulitan untuk menjiplak kakinya sendiri. Ide nya cukup unik dan kreatif. Karena nantinya sayap kupu-kupu itu akan dihiasnya menggunakan potongan-potongan kertas berwarna. Namun, pada saat ia menemukan kesulitan dan sayap kupu-kupu tak juga terbentuk dengan baik, dia tampak marah. Ia merasa gagal dan menangis. Tak cukup sampai di situ, semua alat tulis dan pensil berwarnanya ia hamburkan ke lantai. Kertas karton yang menjadi medianya ia robek hingga koyak.
Setelah ia merasa tenang, saya sampaikan kepadanya bahwa sebaiknya ia berdoa kepada Allah sebelum melakukan sesuatu, meminta hanya kepada Allah supaya diberikan kemudahan dan kefahaman. Tapi, jika pun kakak Aqila belum bisa melakukannya, ia harus bersabar dan istighfar. Kalau lelah, ia dapat menghentikan kegiatannya dan dapat dilanjutkan nanti lagi.
Kemampuan Resilen ini memang erat kaitannya dengan kemampuan spiritual. Sehingga anak mampu mengelola diri dan amarahnya saat mengalami kegagalan. Inilah aliran rasaku saat menjalankan tantangan level 9 tentang memicu kreativitas anak. Setiap anak itu unik, meskipun kreativitasnya belum sampai pada tahap menghasilkan produk yang bernilai. Karena untuk menciptakan pribadi yang kreatif memerlukan waktu yang tidak sedikit. Sehingga dalam melakukan aktivitas bersama anak, kita harus bisa mengembangkan sikap kreatif sebagai bentuk praksis nyata upaya dalam memicu kreativitas pada anak di ranah proses.
#aliranrasa
#gamelevel9
#kuliahbundasayang
#IIP
0 komentar:
Posting Komentar