CERDAS FINANSIAL 13
“ Rezeki Tak Akan Berkurang Karena Sedekah”
Yuk Sedekah... |
Hal penting yang harus dimiliki oleh orang tua jika menginginkan anaknya memiliki kecerdasan finansial adalah dengan adanya kekompakan tim di rumah alias a home team. Siapa saja? Tentunya team ini terdiri antara ayah, ibu, dan anak-anak. Orang Tua harus siap menjadikan dirinya sebagai role model untuk anak-anaknya. sehingga mereka memiliki kecerdasan finansial. Tahukah anda bahwa pendidikan finansial berkaitan dengan parenting? Tentu saja kaitannya sangat erat ya bunda, manakala kita hendak menanamkan hidup sederhana, suka menabung, suka berbagi, tidak berlebih-lebihan dalam membeli sesuatu seharusnya anak-anak melihatnya langsung dari orangtuanya.
Apalagi di bulan puasa ini, kita mendapatkan momentum yang tepat untuk mengisi batin anak dengan hal-hal yang positif. Terutama untuk melatih anak cerdas finansial. Kita dapat mensinergikan antara pengelolaan keuangan dengan keimanan, kepedulian, atau rasa empati. Untuk menjadi anak yang sukses, jelas tak cukup dengan kemampuan kognisi saja. Namun tak kalah penting juga adalah sisi rohani anak yang harus diperkaya.
Antar makanannya bareng ayah |
Wajib kita tanamkan kepada anak bahwa bukan harta, kedudukan, dan uang saja jaminan mendapatkan kebahagiaan hidup. Kita harus punya kemampuan mensyukuri apa yang kita terima dan miliki. Terkadang, justru bersyukur ini yang lebih sulit untuk dilakukan. Karena hal ini juga melanda para orang dewasa. Sehingga akan menjadi sulit mengajarkan cara bersyukur kepada anak apabila sebagai orang dewasa kita sulit melakukannya atau bahkan tidak pernah. Syukur bukan hanya mampu mengucap hamdalah ya Bu? Tapi banyak sekali cara untuk menunjukkan rasa syukur atas apa telah dimiliki.
Nah? Dengan demikian kita perlu membekali anak dengan nilai-nilai kehidupan untuk melindungi dirinya dari dunia yang semakin materialistis dan seringkali mengukur segala sesuatu dengan uang. Bahwa seseorang dinilai bukan dari apa yang dimiliki, melainkan dari kepribadian dan integritasnya. Sehingga apabila anak dibesarkan dengan asuhan dan didikan yang penuh kasih sayang, serta mengantarkan anak arah yang benar dengan cara yang benar, maka insya Allah, ia akan tumbuh menjadi insan yang paripurna. Manusia yang merasa sejahtera walau hidupnya tidak berkelebihan.
Sesuatu telah menyentuh hati, saat melakukan aktivitas untuk melatih si kecil berempati kepada orang lain. Dengan Menyisihkan sebagian hartanya dan merelakannya untuk berbagi dengan orang lain yang lebih membutuhkan. Kakak Aqila sempat bertanya kepada saya saat dalam perjalanan mengantarkan sedekah nasi yang kami lakukan setiap hari jumat.
“ ibu, kok kita harus menabung untuk orang lain? Uang kita dibelikan makanan untuk orang, lama-lama nanti uang kita habis gimana bu?”
“ kakak sayang, berbagi dengan orang lain itu perintah Allah. Kalau Allah yang perintah, berarti harus kita lakukan. Dan Allah juga lho yang menjamin harta kita nggak akan habis.”
“ kan setiap jumat uangnya diambil untuk dikasihkan orang, berarti akan cepat habis dong bu?”
“ iya, sekilas uang kita terlihat berkurang kak, tapi sebenarnya Allah sudah siapkan rezeki baru yang lebih banyak untuk kita, kalau kita ikhlas sedekah.”
“ apa iya bu.”
“ iya sayang, buktinya kita bisa makan setiap hari. Beras kita juga tetap masih banyak. Kakak bisa beli baju baru, itu berarti kita masih punya banyak dan nggak habis lho kak. Malah sama Allah semua rezeki kita akan ditambah.”
Walau sederhana, tapi kakak Aqila sudah ikut andil sedekah |
Dia terdiam sambil manggut-manggut. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Tapi saya juga menyampaikan kepadanya bahwa uang hanyalah salah satu bentuk rezeki yang Allah berikan. Masih banyak bentuk rezeki lain yang juga wajib kita syukuri seperti badan yang sehat, teman yang baik dan ilmu yang kita miliki. Selain itu, tak lupa saya katakan kepadanya bahwa yang memberi rezeki itu Allah. Harta yang kita punya milik Allah yang dititipkan kepada ayah dan ibu. Pekerjaan ayah dan ibu adalah sebagai bentuk upaya untuk menjemput rezeki dari Allah.
Karena saat ini bulan Ramadhan agenda sedekah nasi hari jumat kami alihkan dengan memberi makanan berbuka puasa di masjid. Saat Ku sampaikan hal ini, alhamdulillah kakak Aqila semangat sekali. Dan tidak lagi bertanya seperti hari lalu. Bahkan ia sempat menyerahkan celengan infaqnya untuk membeli ikan sebagai lauk menu buka puasa. Dalam hati saya tertawa geli dibuatnya sekaligus senang dan terharu. Uang dalam toplesnya hanya berjumah tujuh ribu rupiah, dia berpesan kepada saya untuk dibelikan ikan. Ya sudahlah tak apa-apa, saya mengangguk tanda setuju. Yang penting kakak Aqila bersedia untuk berbagi dengan orang lain.
Kakak Aqila tak kalah heboh ikutan menyiapkan makanan untuk berbuka puasa orang-orang yang di masjid. Dia menawarkan dirinya untuk mengupas timun dan memotong sayuran. Hingga ia turut serta untuk menghitung jumlah makanan yang telah siap. Lalu saat makanan telah siap,ia juga mengantarkan makanan itu ke masjid bersama ayah. Dengan demikian ia pun juga merasakan bagaimana lelahnya dan berapa banyak energi yang diperlukan untuk menyiapkan semua makanan itu. Sehingga ia juga akan dapat menghargai pemberian dari orang lain.
Udah berapa ya...hitung dulu ah. |
Selalu ada kebahagiaan dalam berbagi dan memberi, apapun bentuknya. Anak hendaknya dibentuk dan dibiasakan untuk mudah memberi. Sampaikan kepadanya bahwa masih banyak orang yang hidupnya sulit dan lebih susah dari kita. Kegiatan ini juga sekaligus mengajarkan anak untuk mensyukuri setiap apa yang dimiliki. Kalau mampu berbagi dan memberi, insyaallah kita juga akan memperoleh berkah yang lebih dari Allah Ta’ala. Aamiin.
#IbuProfesional
#BundaSayang
#Level8
#Tantangan10Hari
0 komentar:
Posting Komentar