MENJELAJAH POTENSI ANAK I
“Karena Kau Begitu Berharga”
Allah yang Maha adil, telah menciptakan manusia dengan derajat yang sama di hadapanNYA. Pasti semuanya juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka disitulah letak keistimewaan manusia. Setiap diri memiliki lembah dan gunung yang berbeda. Artinya setiap manusia memiliki potensi unggul dengan keunikannya masing-masing.
Begitupun dengan anak. Perlu kita sadari bahwa anak-anak kita memiliki keistimewaannya sendiri yang menjadikannya berbeda dengan yang lain. Ada sisi unggul dan ada sisi lemah pada dirinya. Maka akan sangat bermanfaat sekali jika orang tua bisa segera menemukan keunikan dan kelebihan pada diri anaknya. Ada banyak hal yang dapat kita gali dari anak-anak. Tentang kecenderungan gaya belajarnya, kecerdasannya, perilakunya dll. Dari berbagai ragam gaya belajarnya kita juga pasti akan menemukan kecenderungan kecerdasan, minat dan bakatnya.
Ketika orangtua telah menemukan keunikan dan kelebihan dari anaknya maka tindak lanjut yang bisa dilakukan diantaranya adalah dengan memberinya pengakuan, mengembangkan potensi terkuat dirinya analoginya seperti kita meninggikan gunung dan fokus pada gunung sebagai potensi unggul si anak dan bukan terfokus pada lembah atau kelemahannya, karena ia tak akan bisa melejitkan potensinya jika hanya meratakan lembah dirinya. Selanjutnya adalah jangan membandingkan anak dengan siapapun.
Biarkan anak berkembang sesuai minat dan bakatnya dan hempaskan ambisi pribadi orangtua untuk memiliki anak yang pandai dalam bidang tertentu sesuai keinginan orangtua. Hal yang paling perlu diperhatikan adalah jebakan rangking di sekolah yang pada umumnya hanya menilai anak pada ranah kognitif saja. Perlu digarisbawahi bahwa nilai raport anak-anak kita bukanlah “nilai diri” mereka. Setiap anak adalah rangking I di bidang keistimewaannya masing-masing.
Mari kita jelajahi potensi diri yang ada pada anak-anak kita sedini mungkin supaya kelak ia dapat melejitkan potensi dirinya dengan pesona islami. Dengan cara apa? untuk anak balita tentunya adalah dengan mengajaknya untuk melakukan ragam kegiatan. Supaya kita tahu apa yang diminatinya dan tidak. Mana yang paling disukainya dan tidak.
Kali ini saya mencoba untuk menjelajahi konsep diri kakak Aqila. Tentang apa yang ada pada dirinya atau sering disebut dengan ranah intrapersonal. Saya sengaja menyiapkan sebuah lembar untuk kakak Aqila dapat menggambar. Yang mana gambar itu akan menceritakan tentang dirinya. Pagi sekali Kakak Aqila ingin menggambar pada buku yang telah ibu tunjukkan kemarin sore. Sebagai tanda bahwa kakak Aqila dan ibu akan bermain esok pagi.
Kuminta Aqila menggambarkan apa saja yang ia sukai dan yang membuatnya paling bahagia. Rupanya ia menggambar rumah lengkap dengan atap , kaca jendela dan pintunya. Lalu ia menggambar awan dan pelangi. Tak lupa ia pun menggambar matahari. Lanjut ia menggambarkan rerumputan, bunga dan kupu-kupu yang cantik. Bahkan tak lupa ia menggambar pohon beserta akarnya. Meski sederhana dan apa adanya tapi gambarnya itu penuh makna. Kupikir ia hanya ikut-ikutan teman atau saudaranya saat menggambar. Tapi ternyata tidak.
“ Kakak, kenapa gambar rumah?” Tanyaku menyelidik.
“ Ya karena di rumah kita ada ayah, ibu, aku dan adik. Kita jadi nggak kehujanan dan nggak kepanasan.” jawabnya datar.
“ Apa yang membuat kakak suka dengan rumah kita?” lanjutku.
“ Aku suka main di rumah sama ibu dan ayah. Tapi sekarang ibu sudah sama adik, ayah kerja, jadi aku main sendiri.” Jawabannya sangat menggetarkan hatiku.
“ Kak, ibu sedih. Ibu bukan sengaja sama adek terus, karena adik masih sangat membutuhkan ibu. Kakak kan tau adek masih bayi belum bisa bicara dan belum bisa apa-apa. Gimana kalau kita mainnya tiap adik tidur siang?” jawabku sambil memberinya opsi.
“ janji ya bu, kalau gitu aku gak main sama Nabila kalau siang. Mainnya sama ibu”.
“ Insyaallah kak, ibu janji.”
Percakapan ini pun terhenti karena kami saling berpelukan. Ada rasa bersalah dan rindu akan asyiknya bermain bersamanya. Bahkan sering sekali Kakak Aqila enggan sekolah karena ia ingin bermain bersama ibu. Betapa istimewanya kakak Aqila yang mampu mendeskripsikan keinginan dan mengeksplorasi perasaannya melalui gambar. Percakapan pun berlanjut,
“ lalu garis biru di atas itu apa kak?” tanyaku.
“ itu awab bu sama pelangi. Kalau yang orange itu matahari. Aku suka sama pelangi bu, bagus warna-warni. Kata ibu kalau habis hujan lalu ada matahari pasti ada pelangi. Tapi sekarang aku nggak pernah lihat pelangi lagi, karena di rumah kita hujan terus.” jawabnya dengan penuh penjelasan komplit. Tentunya hal ini membuatku tertawa sekaligus bangga padanya. Karena aku telah mendapati bahwa Kakak Aqila telah mengenal konsep dan asal pelangi.
“ wah..keren deh kakak. Hebat kamu sayang. Kamu bisa ceritakan dari mana asal pelangi kepada temanmu kak, supaya mereka juga tahu.”
“ udah bu. Nabil sama Ela udah aku ceritain kok.” jawabnya singkat.
“ terus garis miring yang warna hijau itu apa ?” saya terus bertanya karena penasaran.
“ itu tu rumput lho bu. Aku suka main diatas rumput, disana banyak belalang capung dan kupu-kupu yang cariin bunga. Kan aku juga udah punya pohon sendiri. Nanti lama-lama pohonku berbuah kayak gambarku ini.”
“ lha pohon kakak pohon apa”
“ pohon jeruk bu.” Ia sangat percaya diri dengan jawabannya karena memang ia telah menanam dan merawatnya sendiri pohon jeruk miliknya.
“ gambar kakak kan berbuah apel tuh?”
“ ya nggak apa-apa, besok kita tanam pohon apel ya bu?” pintanya.
“ wah...pohon apel di tempat kita hidup nggak ya? Oke kita coba tanam yang lain juga nggak apa-apa kan? Aku mencoba menawar keinginannya.
“ iya bu nggak apa-apa.” jawabnya singkat.
“ kakak hebat deh gambar pohonnya. Bisa lengkap gitu ya? Ada akar, batang, cabang , daun dan buahnya.”
“ ya iyalah bu..akar kan tempat pohon dapat air sama makan. Jadi kalau nggak ada akarnya, pohonnya ya nggak bisa punya daun dan buah. Terus daunnya iyu kata ibu kan untuk nafas pohon. Jadi ya gini lah gambarnya.”
Masyaallah...tak menyangka kegiatanku selama ini bersama kakak Aqila mengeksplorasi lingkungan sekitar ternyata membuahkan hasil. Tapi diluar itu semua hal yang paling istimewa adalah kemampuannya mengenal konsep dirinya. Bahwa ia seorang naturalis, jelas saja yang digambarnya adalah hal yang paling ia minati yaitu alam. Kemampuannya menjelaskan melalui gambar begitu lancar dan mengalir apa adanya namun penuh makna. Hanya saja dalam hal ini kakak Aqila kurang telaten membuat gambar yang beraturan. Tapi kau tetap bintang di hati ibu, untuk anak usia 4 tahun bagiku ini lebih dari cukup. Terimakasih kakak Aqila.
💥Semua Anak Adalah Bintang
💥IIP
💥Bunda Sayang
#Tantangan 10 hari
# Level 7
# Kuliah Bunsay IIP
# Bintang Keluarga
0 komentar:
Posting Komentar