KOMUNIKASI PRODUKTIF DENGAN BUAH HATI
Hal ini terjadi manakala kami hendak berangkat bepergian. Ada saja yang harus disiapkan dan diurus. Hingga setiap kali mau berangkat pergi terkadang diawali dengan marahnya ibu atau tangisan si kecil. Ya…itu dulu. Saat semua informasi ibu sampaikan secara beruntun dan tanpa putus ditambah lagi ibu ngomongnya sambil jalan atau megerjakan sesuatu tanpa memperhatikan si kecil. Karena merasa dikejar waktu dan merasa terlambat. Tapi justru hal tersebut yang menjadi penyebab terkurasnya waktu saat mau bepergian.
Kali ini aku merasakan sebuah ketenangan dan kelegaan saat semua dapat teratasi dengan baik.
“kak, nanti jam 9 kita harus sudah berangkat ya” kataku memberi informasi. Meski aku tahu dia belum mengenal waktu.
“sekarang kan udah jam 7,yuk kita siap-siap” lanjutku.
“ibu aku mau bawa tas baru ku, boleh?” tanyanya
“boleh. Kalau gitu kakak siapkan tasnya” jawabku.
Aqila langsung berlari ke kamar mengambil tas barunya,sementara itu aku menyiapkan sarapannya di dapur.
“ibu ini tasnya” katanya sambil menunjukkan tas berwarna ungu miliknya.
“pinter anak ibu,dengan tas ini kakak mau bawa apa?” tanyaku.
“bawa minum,kue,susu,sama gelas” jawabnya.
“kotak susu dan kue udah ibu siapkan, sekarang kakak ambil botol minum dan gelasnya”.
“iya bu” jawabnya tanda mengerti.
Tak lama kemudian dia sudah membawa botol minum dan gelas cantic faforitnya.
“wah hebat kakak udah bisa ngisi air minum sendiri ke dalam botol” pujiku
“kan ibu dah ajarin aku” jawabnya.
“iya deh…tapi karena anak ibu hebat jadi cepet bisa kkan..” aku meneruskan pujianku.
“nah..skarang sudah terkumpul semua barang-barang yang mau kakak bawa, siap dimasukkan?”
“siap bu” jawabnya singkat sambil memasukkan semua barangnya ke dalam tas ungu itu.
“sekarang kita sarapan dulu ya…kakak mau makan sendiri atau ibu suapin?”
“ibu suapin ajalah biar cepet” jawabnya.
Aku tersenyum mendengar jawabannya. Untuk kali ini okelah aku suapin tapi biasanya walau bercecer-cecer makanannya aku biarkan dia makan sendiri.
“kalau begitu sini duduk dekat ibu, ayok doa dulu”
Sambil menyuapinya makan, akupun nyambi makan sendiri. Sambil kuselipkan beberapa nasiihat padanya, bahwa nanti akan ketemu teman ibu kita harus bersikap sopan dll.
“abis makan kita mandi ya kak”
“oke” jawabnya.
setelah selesai mandi, aku katakan padanya,” kak baju kakak sudah ada di kamar, kakak pakai bajunya”
“iya bu, aku dah bisa pakai baju sendiri kok” katanya.
“siiip kakak memang jempol” jawabku.
Sementara itu aku mandi, dan bersiap. Aku masuk kamar dan kuulihat putriku sudah pakai baju lengkap dan tinggal menyisir rambut lalu pakai jilbab.
“wuih…kerennya kakak, nanti kakak mau pake sendal apa sepatu kak?” tanyaku.
“pake sepatu bu, aku pake sendiri aja” jawabnya.
“oke, kakak pakai sepatu dan ibu siap-siap pake baju ya”.
“iya bu, aku ambil dulu ya”
Begitu semua persiapan selesai,kami langsung menuju sepeda motor.
“ayo kak, kita berangkat sekarang” kataku.
“yok” jawabnya singkat banget sambil merapikan tasnya.
Betapa pentingnya kita sebagai orangtua perlu memperhatikan makna dari setiap kata yang kita ucapkan.karena mereka akan membangun sebuah makna pada setiap aktivitas dan interaksi dengan semua orang yang ada di sekitarnya. Jangan katakan pada anak bahwa “kita akan berangkat SEKARANG” namun masih banyak segudang aktivitas yang masih dilakukan, sehingga anak akan memiliki persepsi bahwa kata “SEKARANG” adalah rentan waktu yang cukup lama, maka si anak akan tetap asyik bermain-main dan tidak melaksanakan apa yang diminta oleh orangtuanya.
Sebaiknya kita membangun makna ucapan kepada anak dan berhati-hati. Pastikan kata yang kita gunakan sesuai maknanya dengan yang dimaksudkan, karena dengan seperti ini anak akan percaya pada kata-kata ibunya.
#hari8
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
0 komentar:
Posting Komentar