BELAJAR SAINS DENGAN BAHAN MAKANAN
BAGIAN 1 “MERASA MELALUI HIDUNG”
BAGIAN 1 “MERASA MELALUI HIDUNG”
Saat ini usia kakak Aqila sudah 3,5 tahun. kemampuan berbahasanya sudah sangat baik dan memiliki berbagai wawasan. Baik dari aspek pengetahuan alam, macam-macam profesi, bahkan berbagai macam emosi. Rasa ingin tahunya yang tinggi menjadikannya anak yang lumayan cerewet dengan segala celotehnya yang menggemaskan. Banyak bertanya tentang ini dan itu, bahkan logika menalarnya pun menurutku sangat unik.
Hanya saja kakak Aqila belum mampu mengeksplorasi perasaannya, sehingga terkadang kami sebagai orangtuanya salah memahami maksudnya, atau salah mengartikan keinginannya. Tak jarang kakak Aqila menjadi uring-uringan karena kesal dan marah hanya karena dilarang melakukan sesuatu atau ngambek manakala ibu atau ayah mengingatkan dia untuk tidak melakukan hal yang berbahaya.
Sebenarnya tidak ada perasaan yang salah, maka harus diungkapkan. Emosi manusia terbentuk dari dalam system otak manusia buukan dari dalam hati manusia. Emosi ini melibatkan banyak reaksi kimiawi dalam tuubuh dan susunan otak manusia sangat rumit. Maka wajar saja jika penyebab munculnya emosi itu sendiri sulit dipahami.
Di usia 2-4 tahun adalah puncaknya reaksi marah pada anak-anak. Marah adalah emosi yang paling sering ditunjukkan anak-anak di usia ini dibandingkan emosi yang lain, karena rangsangan marah lebih banyak ditemukan disbanding rangsangan emosi yang lainnya. Hal ini berlaku juga untuk kakak Aqila, maka sering sekali ibu menyaksikan dan dibuat pusing oleh sikap kakak Aqila yang uring-uringan mudah marah.
Maka ayah dan ibu sepakat untuk membantu kakak aqila mengelola amarahnya. Metodenya bertahap dan hal ini kami jadikan sebagai family project di rumah kami. Kami sepakat membuat sebuah strategi untuk melaksanakan project ini, langkah pertama adalah memancing kakak Aqila untuk mengeksplorasi perasaannya baik perasaan senang, bahagia, sedih, marah, benci dan perasaan-perasaan yang lain. Family project kali ini adalah BELAJAR SAINS DENGAN BAHAN MAKANAN, focus fampro kami adalah emosi kakak Aqila saat berperan menjadi “KOKI CILIK” meskipun dalam fampro ini dapat juga meningkatkan kecerdasan intelegencynya.
Mengawali percobaan dengan mempersiapkan semua bahan yang akan digunakan. Tak lupa melibatkan kakak Aqila untuk turut serta menyiapkannya, karena dia adalah kokinya.
“kakak, ayo ke dapur”
“kita mau masakin ayah ya bu?”
“bukan, kita akan bermain dan belajar caranya merasa”
“ Kan kalau cicip-cicip waktu ibu masak pake lidah bu?”
“ iya betul…tapi apa kita bisa merasa dengan tanpa menggunakan hidung untuk merasakan makanan. Yang hidung kita bau itu Namanya aroma yang ada di setiap makanan, dan kita dapat mengetahui jenis makanan itu juga dari aromanya.”
“o..o…o”
“ baiklah kakak Aqila sekarang adalah KOKI CILIKnya, sebagai koki kakak harus siapkan bahan-bahannya.”
“siap bu..apa aja yang harus aku siapin bu?”
“kakak ambil apel dan kentang di kulkas ya.”
“iya bu”
Tak lama kemudian ia datang dengan kentang dan apelnya. Oke siiip dia sudah mengerti mana kentang dan mana apel.
“ kak, kita akan memarut kentang dan apel ini. Jadi kita memerlukan parutan dan wadahnya. Kakak bisa ambilkan?”
Kulihat untuk perintah kedua ini dia agak malas-malasan karena dia menghela nafas dalaaaaam sekali.
Kulihat untuk perintah kedua ini dia agak malas-malasan karena dia menghela nafas dalaaaaam sekali.
“ ah ibu ajalah…aku yang disini aja parutnya di rak trus wadahnya di lemari, ”
“kak, koki kan memang begiitu, gesit dan nggak malas.”
“tapi aku capek bu…aku nggak mau main ah kalau kayak gitu…”
Nah, mulai deh muncul rasa kesal dalam hatinya. Saat yang tepat untuk memancingnya mengeksplore perasaannya.
“wah…gitu ya kalau sebel sama ibu…”
Akhirnya aku melucu dengan adegan sebagai seekor kucing yang lagi marah, lalu angsa yang lagi marah, ayam yang lagi marah. Diapun tertawa sambil bermain-main denganku lalu menirukan beberapa binatang kalau lagi marah. Lalu aku pun menirukan gayanya saat dia marah.
“kalau yang begini siapa ya…yang marah?” tanyaku padanya sambil memeragakan tingkahnya kalau marah.
“hahahaha…itu aku bu…..” jawabnya spontan.
“oh ya…?? Wow… kok ibu jadi takut ya…serem ah…kalau kakak marah-marah” ungkapku.
“ ya kan ibu nakal, ibu nggak mau bantuin aku.”
“ yaudah…ibu bantuin ngupas ya..kakak yang parut mau?”
“ mau bu…asiiiiik..”
Dengan semangat dia memarut kentang dan apel yang telah ibu kupas, lalu masing-masing ia masukkan ke dalam mangkuk kecil.
Ah..inilah masalahnya apa yang ada di hati dan pikiran annak tidaklah sama apa yang ada di hati dan pikiran ayah ibunya. Baik menurut anak tidak kemudian baik menurut orangtua. Ini karena sudut pandang yang berbeda, persepsi yang berbeda antara pemikiran anak dan orangtua. Hal ini harus sangat-sangat dipahami oleh orangtua, bahwa mereka adalah anak-anak maka tetap jadikan mereka anak-anak, jangan paksa mereka untuk mengerti arah pemikiran layaknya orang dewasa.
Kakak Aqila sudah mampu mengeksplorasi perasaannya saja dulu sudah sangat cukup buat ibu untuk melaksanakan family project kali ini. Lalu sebenarnya apa si yang kami lakukan? Kami membuat family project mengenalkan sains pada anak usia dini menggunakan bahan makanan.
Kakak Aqila sudah mampu mengeksplorasi perasaannya saja dulu sudah sangat cukup buat ibu untuk melaksanakan family project kali ini. Lalu sebenarnya apa si yang kami lakukan? Kami membuat family project mengenalkan sains pada anak usia dini menggunakan bahan makanan.
MERASA MELALUI HIDUNG
Aroma makanan sama penting dengan rasanya. Kenyatanyaan, aroma makanan mempengaruhi rasa makanan tersebut.
Bahan-bahan :
1. 1 buah kentang
2. 1 buah apel
3. Parutan
4. 2 buah Sendok
1. 1 buah kentang
2. 1 buah apel
3. Parutan
4. 2 buah Sendok
Langkah-langkah percobaan :
Parut sebagian kentang dan taruh di di sebuah sendok. Lalu parut apel dengan jumlah yang sama dan tempatkan di sendok kedua.
Tutup matamu dan kacaukan letak sendok sehingga kamu tak dapat mengetahui mana sendok berisi kentang dan mana sendok berisi apel.
Kemudian tutup hidungmu dan cicipi keduanya.
Kemudian tutup hidungmu dan cicipi keduanya.
Apa yang terjadi? :
Kamu akan sulit mengatakan yang mana apel dan yang mana kentang.
Mengapa demikian? :
Hidung berbagi kerongkongan dengan mulut. Oleh karena itu kita mengecap makanan rasa makanan dan mencium makanan pada saat yang sama. Rasa asin, manis, pahit, dan asam merupakan rasa yang murni. Rasa-rasa lain merupakan gabungan dari rasa dan aroma. Tanpa bantuan hidung, kamu tidak akan dapat mengatakan apa yang kamu makan.
0 komentar:
Posting Komentar