KOMUNIKASI PRODUKTIF DENGAN BUAH HATI
Kegiatan obsersvasi sekolah ini kulakukan sudah tiga kali di bulan lalu pada hari dimana aku punya waktu luang. Kali ini adalah yang ke empat kalinya, kami mengunjungi sebuah sekolah. Seperti biasa yang pertama akan dilihat dan dinikmati oleh Aqila adalah arena bermain dan semua bentuk mainan yang ada.
Kalau sudah asyik bermain terkadang si kecil ini tidak lagi memperhatikan apa yang diminta dan dikatakan ibunya. Biasaanya jika urusanku dalam mendapatkan informasi di sekolah tersebut ttelah selesai, aku akan langsung mengajak Aqila berpamitan dan pulang tak peduli apakah dia sedang asyik menikmati bermainnya atau tidak. Sehingga hal ini tidak dapat diterima oleh Aqila begitu saja, jangankan mengindahkan perintah ibunya, melihat kea rah ibunya saja tidak mau. Dia akan cenderung cuek dan lanjut saja bermainnya dan semakin hebih dengan berganti-ganti mencoba mainan yang lain.
Tentu saja karena merasa tidak enak dengan pihak sekolah, aku langsung saja meminta Aqila untuk berhenti bermain dan sedikit memakssanya untk segera naik ke motor. Namun untuk kali ini aku ingin terjalin komunikasi yang apik dan produktif diantara kami berdua. Sehingga dengan tanpa memaksanya aku berharap dia akan dengan sendirinya tahu bahwa waktu bermainnya telah selesai.
Di awal kami berangkat aku sampaiakan padanya,” kak, nanti di sekolah ini banyak mainannya, kakak mau cobain mainan apa?”
“asiiik.. aku mau ayunan,perosotan,jungkat-jungkit,trus puteran” jawabnya antusias.
“wah…banyak ya yang mau kakak cobain” tanyaku lagi.
“iya bu…aku kan seneng main itu semua” jawabnya.
“oke.. kakak boleh main yang kakak mau. Tapi kalau ibu dah panggil kakak, berarti kita dah mau pulang ya”
“okkkaaay” jawabnya tanda setuju.
Setelah semua urusanku selesai kuhampiri anakku,
“kak, ibu dah mau pulang kakak masih pengen main 10 menit lagi baru pulang atau kita pulang sekarang?” aku mencoba memberinya pilihan.
“kita pulang sekarang aja bu…aku dah puas kok mainnya” jawabnya.
“baik, terimakasih kakak, sekarang kita pamitan dengan ustazah dulu ya lalu kita pulang,”
Pengalaman terbaik ini tak akan aku lupakan, inilah metode yang tepat dan berhasil untuk meminta anak mengikuti kemuan kita. Mengganti kalimat PERINTAH dengan PILIHAN, apalagi jika segala sesuatunya telah disepakati di awal.
#hari3
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
0 komentar:
Posting Komentar